Oleh Mohamad Riza Abidin
Guru SMKN 1 Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah
Pendidikan seksual di sekolah dan terutama di dalam keluarga harus mendapatkan perhatian khusus. Program bimbingan berkeluarga dan pendidikan seksual dapat dilakukan secara periodik dan berkesinambungan. Sekolah sekali-kali perlu mendatangkan tenaga ahli seperti dari unsur dokter atau psikolog untuk memberikan pencerahan kepada siswa.
Khusus kebutuhan seksual, di mana hal ini merupakan kebutuhan fisik remaja yang sedang dalam masa perkembangan, usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari orang tua, terutama ibu. Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelaskan dan memberikan pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual bagi remaja (terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas. Maka diperlukan adanya penanaman norma-norma dari segi agama dan hukum dalam lingkungan kehidupannya.
Pertumbuhan pada siswa termasuk di antaranya terjadi pada hal-hal yang berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Dengan demikian, pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari kondisi fisik.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud dengan bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, tinggi, bertambah berat dan kuat (fungsi biologis). Di sisi lain, perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya.
Pada setiap aspek kehidupan pasti terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Perkembangan pada usia remaja ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki. Selain itu juga terjadi perubahan pada pita suara dan perilaku psikologis yang mengiringinya.
Nah, untuk mendorong para peserta didik menuju perkembangan yang positif seperti yang diharapkan, mereka perlu didorong untuk kegiatan yang mengandung pendidikan. Misalnya adalah belajar kelompok, membentuk kelompok olahraga, kelompok kegiatan kepramukaan dan kelompok sadar belajar hidup sehat dan cinta lingkungan.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dan sejenisnya perlu diselenggarakan secara terprogram di sekolah. Harapannya, dengan adanya kegiatan yang terprogram dalam lingkungan sekolah, menjadikan peserta didik merasa nyaman belajar di sekolah, yang pada akhirnya akan menghasilkan peserta didik yang kompeten di bidangnya dan menjadi manusia seutuhnya.
Bangsa Indonesia sendiri menganut suatu pandangan bahwa yang dimaksud manusia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri dan karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antara berbagai segi, yaitu segi individu dan sosial, jasmani dan rohani, serta dunia dan akhirat.
Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia sesama manusia, manusia dengan alam sekitar, dan manusia dengan Tuhan. Manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh.
Setiap manusia pasti memiliki ciri dan sifat karakteristik bawaan. Karakteristik bawaan merupakan keturunan yang dibawa sejak lahir. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan adalah faktor biologis dan cenderung bersifat tetap. Sedangkan karakter yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Itulah kenapa menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan peserta didik ke arah kebaikan adalah sebuah kewajiban.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.