Target sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya kemampuan akademis. Namun, ada target penting lainnya. Salah satunya adalah pendidikan atau pembentukan karakter anak. Secara umum, tujuan dari pendidikan tersebut adalah untuk membangun karakter peserta didik agar memiliki ciri khas yang baik dalam berperilaku.
Sekolah merupakan tempat terbaik untuk membentuk karakter anak. Ini karena hampir setiap hari, aktivitas anak adalah di sekolah. Guru sangat bertanggung jawab dalam hal ini. Namun, dalam membentuk karakter anak, guru tidak bisa bekerja sendiri. Ada pihak lain yang harus guru ajak bekerja sama, seperti keluarga dan masyarakat.
Pendidikan karakter bertujuan untuk melahirkan generasi yang cerdas. Tentu saja, kecerdasan tersebut diimbangi dengan akhlakul karimah (sikap yang baik). Artinya, anak tidak sekadar cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan bermoral.
Yuk ikut pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Diklat Penyusunan Laporan PKG dan Tugas Relevan dengan Fungsi Sekolah” dengan instruktur yang luar biasa. Selain itu setiap peserta mendapatkan fasilitas lengkap seperti materi pelatihan, e-sertifikat 32JP, full suport dari tim instruktur dan laporan pengembangan diri. Daftar Sekarang di link berikut https://online.e-guru.id/aff/40180/2280/checkout dan dapatkan seminar gratis serta bonus lainnya.
Untuk mewujudkan goal tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai guru. Anda bisa memilah dan memilik strategi pembentukan karakter. Di antaranya adalah 8 cara yang dijelaskan secara gamblang di bawah ini. Berikut ulasannya:
Memberikan Teladan (contoh)
Pembentukan karakter anak yang pertama adalah melalui contoh. Anak merupakan peniru yang hebat. Anak akan melakukan apa yang orang-orang sekitar lakukan, khususnya, guru dan orangtua. Maka, guru wajib memberikan teladan yang baik. Tidak hanya di lingkungan sekolah, guru juga harus tetap menjadi teladan di lingkungan manapun. Tindak tanduk guru akan terus menjadi sorotan anak dan masyarakat.
Guru yang baik bukanlah sebatas guru yang pintar. Namun, guru yang baik adalah guru yang bisa dijadikan sebagai panutan. Yang dimaksud dengan panutan di sini adalah karakternya. Sebagai contoh, guru bersikap sabat terhadap anak, tegas perihal peraturan, dan sebagainya. Jika sudah demikian, anak akan merasa nyaman berinteraksi dengan guru. Lalu, mereka akan menjadikan tindakan guru tersebut sebagai teladan di kehidupan sehari-hari.
Memberikan Apresiasi (penghargaan)
Siapapun tentu butuh apresiasi atas apa yang telah dikerjakan, termasuk siswa. Guru tidak boleh mengabaikan hal ini. Meski terkesan sederhana, ternyata, pengaruhnya luar biasa. Anak menjadi lebih giat belajar.
Apresiasi tidah hanya untuk siswa berprestasi. Semua siswa berhak mendapatkannya kapanpun. Sebagai guru, Anda bisa memberikan apresiasi atas kemajuan siswa. Sekecil apapun itu, anak pasti senang. Bahkan, mereka sadar bahwa usahanya tidak sia-sia. Contoh, seorang anak kesulitan mengerjakan matematika. Lalu, di kemudian hari, nilainya lebih baik dari hari sebelumnya. Maka, ucapkan selamat atau berikan pujian agar dia lebih semangat.
Selain itu, anak juga lebih percaya diri. Mereka selalu yakin atas usaha dan kemampuannya. Sehingga, apapun tugas yang guru berikan, mereka mau mengerjakan dengan senang hati. Terlebih, ada penghargaan dari pendidik walaupun hanya ucapan selamat atau hadiah sederhana. Hal tersebut akan menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri bagi peserta didik.
Menyampaikan Pesan Moral di Setiap Pembelajaran
Guru dapat melakukan pembentukan karakter anak dengan menyampaikan pesan moral suatu mapel (mata pelajaran). Setiap materi tentu mengandung moral code. Guru harus mampu mengurai dan menjelaskannya pada siswa. Dengan begitu, anak akan paham bahwa semua ilmu itu sangat berpengaruh terhadap masa depannya.
Lantas, apakah benar bahwasannya semua mata pelajaran terdapat hikmah atau pesan moralnya? Benar sekali. Contoh, pada pelajaran matematika, anak tidak hanya mempelajari deretan angka beserta rumusnya. Di balik semua itu, mereka telah menanamkan karakter jujur, kerja keras, dan sabar. Dengan begitu, mereka akan lebih siap menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Mereka pantang menyerah dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya