Ditulis oleh Ifa Hidayah
Guru di MAN 3 Kediri
Pandemi Covid 19 sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Adanya pembelajaran online menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk menciptakan berbagai metode dan inovasi pembelajaran agar transfer knowledge tetap berjalan. Guru harus piawai dalam memanfaatkan teknologi dalam mengelola pembelajaran melalui tatap muka virtual, penggunaan LMS (Learning Management System) maupun membuat berbagai media pembelajaran online. Siswa pun harus bisa menyesuaikan dengan pola belajar yang memanfaatkan media digital.
Lambat laun, selama pandemi, guru dan siswa memang menjadi terbiasa dengan interaksi secara online baik melalui grup belajar online maupun virtual meeting. Namun demikian pembelajaran online tidak bisa menjamin seluruh siswa bisa menguasai materi pelajaran secara maksimal karena beberapa kendala yang dihadapi seperti terbatasnya akses internet, kurangnya pengawasan guru secara langsung, gangguan siswa saat belajar di rumah serta kendala yang lain.
Adanya kebijakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas pasca pandemi merupakan solusi agar tidak terjadi learning loss secara signifikan. Pada masa PTM Terbatas jumlah siswa dan jam belajar dibatasi, sehingga guru harus mencari model pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan terbatasnya waktu belajar secara tatap muka maka materi tidak mungkin bisa terselesaikan di dalam kelas. Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai perlu adanya blended learning yang menggabungkan metode pembelajaran langsung (synchronous) dan metode pembelajaran tidak langsung yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja (asynchronous).
Blended learning dengan metode flipped classroom
Penerapan blended learning dengan metode flipped classroom sangat efektif digunakan pada PTM Terbatas maupun pembelajaran normal. Flipped classroom atau kelas terbalik merupakan salah satu metode blended learning yang membalikkan kondisi pengajaran di kelas konvensional.
Jika pada kelas konvensional guru memberikan materi di dalam kelas lalu diikuti dengan penugasan di rumah, maka pada flipped classroom dibalik, yakni sebelum pembelajaran tatap muka di kelas, guru memberikan materi terlebih dahulu melalui video pembelajaran, bahan ajar atau referensi lain serta penugasan.
Selanjutnya di kelas membahas penyelesaian tugas atau masalah yang dihadapi. Jadi pada flipped classroom, peserta didik di rumah mengerjakan apa yang biasa dilakukan di kelas yaitu belajar dengan memahami materi yang disampaikan guru, dan di kelas peserta didik mengerjakan apa yang biasanya dikerjakan peserta didik di rumah yaitu mengerjakan soal dan menyelesaikan masalah.
Manfaat metode flipped classroom
Flipped classroom membuat siswa memiliki modal pengetahuan dasar, sehingga pada saat pelaksanaan PTM mereka telah siap mengerjakan tugas, berdiskusi, atau memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Model ini sangat cocok untuk mengoptimalkan waktu di kelas yang terbatas dan melatih siswa untuk mengelola waktu dengan baik. Guru pun lebih mudah memberikan materi pembelajaran di dua situasi sekaligus, yaitu pada PTM dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Flipped classroom membawa dampak yang terasa bagi guru maupun peserta didik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat metode flipped classroom adalah kesempatan penuh untuk mengerjakan tugas dengan didampingi oleh guru di kelas, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah memahami konsep-konsep atau materi yang disampaikan, motivasi yang tinggi untuk berkolaborasi dan berbagi ide, kesempatan untuk meninjau kembali rencana pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dapat dengan mudah mempelajari kembali video pembelajaran setiap saat dan berulang-ulang.
Penggunaan metode flipped classroom memudahkan siswa dalam menyerap konsep dan materi yang diberikan, karena mereka dapat belajar lebih fleksibel di mana saja dalam suasana yang nyaman. Melalui flipped classroom, maka siswa lebih siap untuk belajar karena sudah melakukan pendalaman materi secara mandiri. Dengan sebagian besar materi telah disampaikan melalui online, maka pembelajaran di kelas akan lebih fokus pada diskusi dan pengerjaan tugas serta aktivitas lainnya.
Pada pembelajaran flipped classroom siswa bisa belajar lebih aktif (student centered learning), sedangkan peran guru sebagai penyampai informasi (transfer of knowledge) semakin berkurang dan bergeser menjadi fasilitator pembelajaran melalui tugas-tugas dan rancangan aktivitas yang menantang.
Penerapan flipped classroom pada pembelajaran
Adanya perbedaan antara metode pembelajaran flipped classroom dengan metode konvensional tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas maupun hasil belajar peserta didik. Flipped classroom terbukti memberikan hasil sangat luar biasa dalam perbaikan pembelajaran, siswa lebih aktif saat kegiatan tatap muka karena sudah mempelajari materi sebelumnya, penggunaan waktu lebih efektif dan efisien, serta penguasaan materi lebih mendalam.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada pembelajaran menggunakan metode flipped classroom adalah sebagai berikut :
- Sebelum pembelajaran, siswa diberikan bahan ajar terlebih dahulu berupa video pembelajaran. Siswa diberi tugas menyimak video di rumah, mencari materi melalui internet atau aktivitas lain yang dapat mengeksplor pengetahuannya.
- Pada pertemuan tatap muka, guru memberikan kesempatan tanya jawab atau kuis untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan memanfaatkan berbagai aplikasi kuis yang menarik seperti Wordwall, Quizizz, Kahoot, dan sejenisnya. Siswa akan sangat antusias mengerjakan kuis dan berlomba-lomba untuk mendapatkan skor tertinggi, sehingga pembelajaran lebih interaktif.
- Membagikan lembar kerja, siswa mengerjakan LKPD yang telah dipersiapkan dalam kegiatan latihan, diskusi atau praktik mandiri dan terbimbing.
- Kegiatan pendalaman lebih lanjut tentang materi yang dibahas, guru memberi bimbingan kepada siswa yang masih berkesulitan, memberi penguatan kepada siswa yang telah menguasai materi ajar dengan mempersilakan membaca materi lain dari buku atau sumber lain dan menjadi tutor sebaya.
- Melakukan evaluasi melalui presentasi hasil diskusi atau karya siswa secara kelompok maupun individual; Guru memberikan apresiasi dan motivasi.
- Penutup, penugasan berupa kewajiban menyimak materi selanjutnya di rumah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penerapan flipped classroom
Dalam melaksanakan metode flipped classroom ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran bisa berjalan lancar sesuai yang yang diharapkan, di antaranya :
- Guru sebagai fasilitator menyiapkan konten ajar yang menarik, materi berbasis teknologi dan tampilan visual sehingga memudahkan pemahaman siswa.
- Guru memberi arahan kepada siswa agar mampu mengelola waktu dengan baik , karena tidak ada pengawasan langsung dari guru saat belajar di rumah.
- Pihak sekolah dan orangtua kooperatif memantau dan mendampingi proses belajar mandiri yang dilakukan siswa sebelum kelas dimulai.
- Guru memberi bahan bacaan lebih lanjut bagi siswa untuk bisa lebih mengeksplorasi materi. Bila materi yang diberikan berupa modul atau buku cetak, maka sebaiknya memberikannya jauh-jauh hari sebelum kelas dimulai. Bila materi dalam bentuk video, maka durasinya tidak terlalu panjang agar siswa tidak bosan.
- Kegiatan tatap muka lebih dimaksimalkan untuk kegiatan berdiskusi, membuat proyek, memperdalam materi dan aplikasi pada materi yang telah dipelajari.
- Melakukan refleksi setiap selesai pembelajaran, sehingga dapat dievaluasi kelemahan dan kekurangan dari proses belajar. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.