Pembelajaran kontekstual yang akan di terapkan pada kurikulum 2022, yang beriringan dengan penerapan pembelajaran berbasis project. Karena jika melihat lebih dalam mengenai kurikulum 2022 yang miliki tujuan untuk memulihkan pembelajaran pasca pandemi, dan memiliki karakteristik menciptakan profil pelajar pancasila yang dapat menerapkan pembelajarannya sejalan dengan kehidupan ia sebagai seorang individu, anggota keluarga, dan anggota bangsa.
Hal ini sejalan dengan konsep dari pembelajaran kontekstual yang menciptakan pembelajaran dapat terhubung dengan kebutuhan dan kemampuannya untuk penerapan dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pembelajaran kontekstual tersebut? Yuk simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual yang yang membantu siswa menghubungi isi pembelajaran dengan di dunia, memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan nyata seperti dengan keluarga, sebagai warga negara, penerapan dalam pekerjaan, dan mempersyaratkan belajar dan bekerja keras.
Dalam kelas kontekstual tugas pendidik adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran daripada memberikan informasi, tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu atau informasi yang baru bagi siswa.
Tujuan dari penerapan dan pendekatan pembelajaran kontekstual adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pendekatan pemahaman makna, materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sebagai Individual, anggota, keluarga, anggota masyarakat dan anggota bangsa.
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya. berikut beberapa karakteristik melekat atau menjadi ciri dari pembelajaran kontekstual yaitu sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran
Proses pembelajaran dalam pendidikan kontekstual mencakup berbagai disiplin pengetahuan sehingga peserta didik memperoleh perspektif terhadap kehidupan nyata. Oleh karena itu, apabila peserta didik terlibat dalam proyek penelitian di kelas misalnya meneliti tentang perencanaan kota, mereka perlu belajar dan menerapkan seni bernegosiasi, matematika, dan pengetahuan ilmiah lainnya.
b. Tujuan pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran kontekstual yang pertama, standar disiplin pengetahuan yang ditetapkan secara nasional atau lokal atau asosiasi profesi. Kedua, pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam tujuan memiliki daya guna dan kompetensi tertentu. Ketiga, untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa perlu menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembuatan keputusan.
c. Pengalaman belajar
Pengalaman belajar dalam pembelajaran kontekstual harus mampu mendorong siswa membuat hubungan konteks internal dan eksternal. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam sehingga siswa dalam memperoleh kompetensi memerlukan waktu yang lebih lama. Namun mampu menerapkan pengalaman tersebut dengan cara yang benar dan bermanfaat dalam kehidupan kedepannya.
d. Integrasi pendidikan akademik dan karir
Hal ini akan membantu siswa memahami isi materi pelajaran dan memahami tentang karir atau bidang kajian teknis tertentu. Semua guru baik tim maupun individu berupaya meningkatkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menggunakan berbagai pendekatan mulai dari pendekatan berbasis masalah, menggunakan konsep ganda, pengelompokan peserta didik, dukungan belajar mengatur diri sendiri, membentuk kelompok belajar saling bergantung dan menggunakan asesmen autentik
1. Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran pembelajaran kontekstual dapat dapat dimulai atau masalah yang disimulasikan. Siswa menggunakan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistemik untuk menemukan masalah atau isu- isu yang muncul.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang melibatkan peserta didik dalam mengkaji pemecahan masalah yang memadukan keterampilan dan konsep dari berbagai isi pelajaran. Pendekatan ini meliputi peroleh informasi yang berkaitan dengan masalah, mensintesiskan informasi dan menyajikan temuan kepada orang lain.
2. Penggunaan keragaman konteks
Teori kognisi yang sesuai dengan situasi menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari konteks fisik dan sosial, dimana pengetahuan itu berkembang. Bagaimana dan dimana seseorang memperoleh dan menciptakan adalah hal yang penting. Oleh karena itu, pengalaman pembelajaran kontekstual dapat diperkaya apabila siswa belajar keterampilan di berbagai lingkungan seperti sekolah, tempat kerja, keluarga dan masyarakat.
3. Pengelompokan peserta didik
Esensi dari pengelompokan peserta didik adalah agar para siswa mampu berbagi pengalaman atau informasi. Oleh karena itu, anggota dalam setiap kelompok berbagai macam konteks dan latar belakang seperti kebiasaan, kemampuan, dan jenis lainnya. Agar mereka dalam satu kelompok memiliki berbagai sudut pandang terhadap suatu masalah sehingga dapat berkolaborasi menyatukan perbedaan untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.
4. Dukungan belajar peserta didik mengatur diri sendiri
Dalam pembelajaran kontekstual diharapkan dapat mendorong siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam hal ini siswa mampu mencari, menganalisis, dan menggunakan informasi yang sedikit atau tanpa bimbingan dari orang lain. Harapannya siswa dapat menjadi individu yang dapat belajar secara mandiri.
5. Pembentukan kelompok belajar saling bergantung
Siswa akan dipengaruhi dan akan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan dan kepercayaan kepada orang lain. Dalam kelompok belajar disekolah atau di tempat lain dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan, berfokus pada tujuan dan memberikan peluang kepada siswa untuk saling membelajarkan.
6. Asesmen autentik
Pembelajaran kontekstual dimaksudkan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan secara bermakna dengan melibatkan siswa dalam kehidupan nyata atau konteks yang autentik. Oleh karena itu assessmen belajar hendaknya berkaitan dengan metode dan tujuan pembelajaran.
Penilaian Pembelajaran Kontekstual
Penilaian pembelajaran kontekstual menggunakan asesmen autentik, asesmen autentik menunjukkan bahwa belajar terjadi terpadu dengan proses belajar mengajar dan memberikan kesempatan dan arah perbaikan kepada peserta didik. Asesmen autentik hendaknya digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dan memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran.
Penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami kemacetan belajar maka guru segera mengambil tindakan yang tepat agar peserta terbebas dari kemacetan belajar.
Oleh karena itu gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran maka assessmen tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar, tetap bersama cara integrasi tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran.
Yang dikumpul penilai tentang pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu peserta didik agar mampu mempelajari atau (learning How to learn) bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran.
Karena assessmen menekankan proses pembelajaran. maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan melulu dari hasil.
Misalnya dalam pembelajaran bahasa Inggris, siapa yang ucapannya cas-cis-cus secara lancar dialah yang nilainya tinggi, bukan hasil ulangan tentang grammar nya. Penilaian otentik nilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa dengan demikian sebagai penilai tidak hanya pendidik tapi bisa juga teman atau orang tua siswa sendiri.
KABAR GEMBIRA !!!!
e-Guru.id menyelenggarakan Diklat bersertifikat 35 JP dengan judul Memahami Kebijakan Kurikulum Prototipe & Latihan Merancang Pembelajarannya. DAFTAR SEKARANG.
DAN DAPATKAN PULA Kumpulan File PTK, Kumpulan file best practice dan File tentang Kurikulum 2022
Ingin dibantu mendaftar ? Hubungi 087719662338 (Rahma)
Penulis : Rahma Ta’nisa