Oleh: Arifah Pratikayani
Kondisi yang serba terbatas dalam pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, tidak boleh memadamkan semangat mengajar para pendidik. Khususnya pendidik di daerah yang minim akan sinyal internet.
Sinyal internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh pendidik dan peserta didik di SMPN 3 Bungku Utara Satap. Untuk itu, membutuhkan model pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh peserta didik.
Di sekolah kami, pembelajaran dengan metode daring sangat sulit dilakukan karena alasan di atas. Sehingga pembelajaran tetap dilakukan dengan cara tatap muka, meskipun dalam jumlah terbatas dan sesuai dengan perintah protokol kesehatan. Kemudian dalam pembelajaran tersebut, penggunaan modul belajar merupakan solusi yang tepat untuk membantu pendidik dalam menyampaikan materi dan tugas dalam pembelajaran.
Minimnya buku cetak yang dimiliki serta jam pembelajaran yang dipangkas selama pandemi membuat pendidik membutuhkan modul dalam pembelajaran. Modul pembelajaran tersebut berisi materi yang sederhana sehingga membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.
Mengutip pernyataan S. Nasution (2003:204) modul adalah suatu unit yang lengkap dan berdiri sendiri yang terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul juga sebagai sarana yang berisi materi yang sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Langkah awal yang dilakukan oleh pendidik di sekolah kami, dalam menyusun modul pembelajaran yaitu mencari materi yang akan diajarkan, menyusunnya dengan sedemikian rupa, mencetak materi tersebut, kemudian memotong bagian materi yang akan diajarkan dan membagikannya kepada siswa dan menempelkannya di buku tulis para siswa.
Biasanya, peserta didik akan lebih memahami materi dengan bantuan modul bergambar maupun tulisan yang berwarna. Modul pembelajaran ini sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar.
Dengan adanya kebijakan tatap muka meskipun masih terbatas, telah membuka harapan baru bagi para peserta didik khususnya di daerah yang minim sinyal internet. Namun sejauh ini metode pembelajaran yang digunakan adalah pemanfaatan modul belajar guna membantu dalam memudahkan penyampaian materi serta tugas belajar kepada peserta didik.
Meskipun masih terdapat kekurangan, antusiasme peserta didik dalam belajar ternyata berubah dan meningkat selama pandemi. Hal ini dibuktikan dengan semakin rajinnya peserta didik untuk berangkat sekolah, tepat dalam pengumpulan tugas serta memudahkan memahami pembelajaran dengan adanya modul belajar. Sehingga tatap muka yang terbatas menjadi semakin efektif dengan adanya bantuan modul belajar yang disediakan oleh pendidik.
Hingga saat ini, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya selesai. Kondisi pandemi ini telah memasuki tahun ke-2 dan kita harus bisa hidup berdampingan dengan wabah ini.
Kabar baiknya, ketika arus penularan virus telah menunjukkan tanda-tanda menurun, segala sektor kehidupan khususnya ranah pendidikan mulai bangkit dengan berbagai model pembelajaran yang diterapkan di masing-masing satuan pendidikan di berbagai daerah.
Uji coba dan perbaikan model pembelajaran senantiasa dilakukan. Masing-masing uji coba yang dilakukan tentu memberikan dampak positif bagi para guru. Misalnya, pembelajaran dalam jaringan dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan alat peraga pembelajaran berbasis teknologi. Sementara itu pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan, juga turut mencetak pendidik yang kreatif dalam menciptakan model pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik.
Dapatkan info terbaru dan ikuti seminar atau diklat untuk guru tentang cara penggunaan teknologi dalam pendidikan dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!