Oleh Nadrita, S.PdI
Guru di MIN 17 Pidie, Aceh
Idul Fitri kali ini akan terasa lebih meriah karena tahun lalu ada aturan pelarangan mudik untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Tahun ini pemerintah telah memberikan izin untuk mudik, hal ini tentu merupakan rahmat yang tak terhingga dari Allah SWT kepada seluruh umat Islam.
Idul Fitri tidak akan terasa indah apabila tidak dapat kembali ke kampung halaman. Aceh yang merupakan salah satu provinsi di ujung barat Indonesia, masih sangat kental dengan tradisi pulang kampung sehingga ada istilah “Uroe get buluen get, timphan ma peuget beu meuteumee rasa.” Artinya, hari baik bulan baik (Idul Fitri) agar timphan (kue khas Aceh) ibunda bisa kita cicipi.
Demikian sakralnya perayaan Idul Fitri di Aceh, ditambah dengan suasana meriah malam takbiran dan kemeriahan acara meriam bambu di malam hari raya kedua. Maka yang belum bisa pulang kampung pasti akan memendam kerinduan.
Kedatangan Idul Fitri di Aceh, umumnya ditandai dengan berkumandangnya azan Maghrib pada tanggal 1 Syawal yang merupakan tanda berakhirnya puasa Ramadan dan dilanjutkan dengan suara takbir dan tahmid. Kemudian dilakukan penyaluran zakat fitrah untuk yang berhak menerima. Dengan penyaluran zakat fitrah ini akan menjadi rahmat bagi para kaum dhuafa, fakir miskin, anak yatim dan para janda.
Setelah shalat Shubuh, segera dilaksanakan shalat Ied kemudian dilanjutkan bersilaturahmi dengan seluruh keluarga dan tetangga. Mereka semua tersenyum bahagia mengucapkan, “Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin.”
Idul Fitri di Aceh juga merupakan hari yang dinanti oleh anak-anak. Para malaikat kecil tersebut sangat bersuka cita menyambut hadirnya Idul Fitri, memakai baju baru, menikmati kue-kue, serta bergembira menerima amplop kecil sebagai hadiah dari orang tua dan keluarga. Momen ini sangat dinanti oleh mereka. Tak peduli berapa nominal isi amplop, pasti mata mereka berbinar–binar dan senyum tersungging di bibir seraya mengucapkan terima kasih kepada yang memberikan.
Makna Idul Fitri di setiap daerah dan bagi setiap orang akan memiliki arti yang berbeda. Selain ajang silaturahmi dengan keluarga besar dan handai taulan, juga merupakan limpahan rahmat bagi seluruh umat Islam, ungkapan syukur karena telah meraih kemenangan setelah menjalani puasa selama sebulan penuh menahan amarah, hawa nafsu, melakukan introspeksi diri.
Dengan Idul Fitri, kita berarti kembali ke fitrah, yaitu kembali menjadi seseorang yang suci, bersih secara jiwa dan raga.
Di momen Idul Fitri ini, mari kita membersihkan hati dari segala dendam, perasaan sakit hati dan terluka. Semua itu akan membuat hari yang akan kita lalui menjadi lebih ringan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.