Pembelajaran tatap muka terbatas dengan model active learning baru-baru ini sedang banyak guru yang menerapkannya. Hal tersebut karena sekarang guru dituntut untuk memiliki kreatifitas tinggi ketika melakukan pembelajaran yang menyenangkan dalam waktu singkat.
Sebagaimana kita tahu bahwa Menteri Kemendikbudristek memiliki kebijakan baru setelah PPKM Covid-19 menurun secara perlahan. Salah satu kebijakannya itu adalah PTMT atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas.
Pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan karena melihat angka kasus Covid-19 yang masih tinggi meskipun sudah menurun secara perlahan. Maka dari itu siswa yang bisa mengikuti pembelajaran di sekolah hanya sebagian saja setiap harinya.
Sekolah perlu strategi jitu agar setiap siswa bisa mendapatkan pembelajaran layak tanpa melanggar aturan tentang pembatasan dari pemerintah.
Menyikapi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMA dengan Model Active Learning
Kebijakan pemerintah terkait permbatasan ini sangat dirasakan oleh guru dan siswa di SMA. Pada akhirnya siswa perlu belajar secara bergantian di hari yang berbeda dengan teman-temannya agar tidak menimbulkan kerumunan.
Di sisi lain guru juga perlu mempersiapkan pembelajaran yang efektif untuk satu kelas dalam beberapa kali sesi. Solusi yang bisa dilakukan salah satunya adalah guru melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan model active learning.
Model active learning ini merupakan pembelajaran aktif yang mandiri bagi siswa. Tujuan dari model pembelajaran ini menjadikan siswa bisa belajar aktif secara mandiri.
Maka dari itu guru perlu merancang strategi pembelajaran yang bisa memicu siswanya berpikir kreatif. Pemberian masalah, diskusi kelompok, hingga teknik wawancara bisa dilakukan oleh guru untuk memicu siswa agar mampu berpikir secara kreatif.
Siswa pada jenjang SMA akan senang terhadap pembelajaran yang banyak melibatkan mereka dibandingkan dengan pembelajaran satu arah.
Waktu yang singkat untuk tatap muka di sekolah serta intensitas libur tinggi menjadikan guru perlu menanamkan pemikiran bahwa belajar itu tidak hanya di sekolah. Maka dari itu pembelajaran model active learning sangat cocok diterapkan karena tujuan dari model ini adalah menjadikan siswa belajar secara aktif dan mandiri.
Contoh pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru ada banyak dan variatif. Guru hanya tinggal menyesuaikannya saja dengan kondisi sekitar.
Misalnya jika dalam satu kelas itu banyak siswanya, maka bisa melakukan FGD atau Focus Group Discussion. FGD ini bisa dilakukan dengan jumlah setiap kelompok terdiri atas 3 sampai 5 orang. Setiap kelompok akan diberikan masalah yang berbeda oleh guru sehingga mereka bisa mendiskusikannya dan mempresentasikannya nanti.
FGD ini merupakan salah satu contoh pembelajaran yang aktif. Jadi diharapkan siswa SMA bisa memiliki pemikiran kreatif untuk menganalisis sesuatu meskipun bukan di sekolah. Maka dari itu pembelajaran tatap muka dengan model active learning bisa dijadikan sebagai sarana meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!