Belajar adalah proses yang selalu dilalui oleh manusia dalam hidupnya. Karena itu kegiatan belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dilakukan manusia dalam rangka memperkaya dan meningkatkan kapasitas pribadinya. Melalui belajar, manusia juga memperoleh ilmu pengetahuan yang berguna untuk kehidupannya. Proses belajar salah satunya dapat dilakukan dengan membaca.
Membaca bukan hanya untuk menambah ilmu pengetahuan tapi juga dapat memperkuat, memperdalam dan menyimpan ilmu yang sudah didapat oleh peserta didik di sekolah. Sehingga jika dilakukan secara rutin akan membantu peserta didik dalam mengembangkan prestasinya di sekolah. Sehingga apabila peserta didik kesulitan dalam memahami, secara tidak langsung mereka juga kesulitan untuk membangun prestasinya.
Minat baca siswa kita sangatlah rendah. Sementara itu, keinginan untuk meningkatkan minat membaca di kalangan peserta didik di sekolah ternyata tidak mudah.
Rendahnya minat membaca suatu bangsa akan tercermin dari rendahnya minat membaca masyarakatnya. Dan rendahnya minat membaca masyarakat dapat diukur dan dilihat dari seberapa besar minat membaca para peserta didik di sekolah. Tinggi rendahnya minat membaca siswa secara langsung akan menentukan minat membaca masyarakat sebagai stakeholder sekolah itu sendiri. Inilah fakta bahwa budaya membaca itu memang belum juga ada.
Untuk melihat rendahnya minat membaca di sekolah dengan mudah dapat diukur dari daftar kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah. Ternyata sampai saat ini, terbukti tingkat kunjungan warga sekolah ke perpustakaan sekolah secara umum sangat rendah. Rata-rata siswa yang mengunjungi perpustakaan di sekolahnya tergolong kecil. Terlebih sekolah yang berada di daerah. Perpustakaan masih belum menjadi tempat yang menyenangkan. Pengunjungnya pun masih sangat rendah.
Harus diakui bahwa sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa tertarik membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan di kelas. Dorongan dari para guru agar siswa membaca secara rutin juga masih kurang. Sementara itu, banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah sangat memikat perhatian siswa.
Peran Perpusatakaan
Kegiatan membaca akan terlaksana dengan mudah apabila ada minat dari peserta didik yang bersangkutan. Dan sarana dan prasarana juga dapat menentukan dalam mengembangkan minat membaca.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesulitan mendapatkan buku bacaan yaitu keaktifan perpustakaan daerah karena pusat dari ketersediaan buku di daerah adalah perpustakaan. Menyediakan buku-buku sesuai umur yang menarik untuk dibaca, keragaman judul dan buku-buku yang berganti secara berkala merupakan kewajiban dari pemerintah daerah.
Menyediakan pojok baca yang nyaman sehingga orang betah berlama-lama di perpustakaan akan menghilangkan anggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat yang membosankan karena hanya berisi meja kursi yang berjejer. Selain itu jika memungkinkan, pemerintah daerah juga bisa menyediakan perpustakaan keliling yang terjadwal. Sehingga, bisa menjangkau anak-anak di seluruh daerah.
Indonesia butuh banyak perpustakaan. Bayangkan jika satu dari dua puluh rumah di lingkungan tempat tinggal kita menyediakan perpustakaan kecil, mungkin suatu saat tidak ada lagi anak-anak kecil yang berkumpul memainkan game online atau menonton channel YouTube yang bukan untuk usianya.
Mari jadikan membaca sebagai kebiasaan bawah membaca itu bukan sekedar hobi tetapi kebutuhan.
Ditulis oleh Syamsul Arifin, S.Pd.SD, UPTD SDN RABASAN 1 CAMPLONG