Miliki Strategi Pembelajaran di Abad Digital untuk Pembelajaran yang Berkualitas

- Editor

Jumat, 19 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Strategi Pembelajaran di Abad Digital – Konsep dasar strategi pembelajaran ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pembelajar; (2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar; dan (3) norma dan kriteriakeberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Seorang ahli juga memberikan pandangannya mengenai strategi dasar pembelajaran, menurut Newman dan Mogan, strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing adalahsebagai berikut:

1.Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

  1. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.
  2. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
  3. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akandigunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Strategi pembelajaran berikut ini adalah di antara cara yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat  mengaktifkan peserta didik. Guru diharapkan mengembangkan atau mencari strategi lain yang dipandang lebih tepat. Sebab, pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, dan kondisi peserta didik.

  1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau biasadisingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didikmampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalamkehidupan sehari-hari (Satriani, I., Emilia, E., & Gunawan, H. 2012.

CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan merekas ehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).

Anda bisa mengikuti strategi pembelajaran CTL berikut ini:

  • Langkah-langkah CTL

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.

  1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
  2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
  3. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
  4. Menciptakan masyarakat belajar.
  5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
  6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
  7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

 

  1. Bermain Peran (Role Playing)

Metode Role Playing atau dikenal juga metode simulasi adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang dalam prakteknya siswa biasa memainkan peran seperti seorang tokoh yang menjadi pengambaran materi yang diajarkan.  Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh  Moedjiono & Dimyati (1992:80) mengemukakan bahwa simulasi merupakan suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku.

Metode bermain peran adalah metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran tokohyang terlibat dalam proses sejarah (Model Bermain Peran, 2011) atau perilaku masyarakat misalnya bagaimana menggugah masyarakat untuk menjaga kebersihanlingkungan, menjaga penghijauan/hutan, keamanan kampung, membangkitkan semangat wirausaha dan koperasi, dan sebagainya.

Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai,dan berbagai strategi pemecahan masalah (Astuti, P. P. 20-3).

  • Tahapan Pembelajaran

Pertama, menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.Menghangatkan suasana kelompok termasuk mengantarkan peserta didik terhadapmasalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini dapat dilakukan denganmengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita danmengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan.  Masalah dapat diangkat dari kehidupan peserta didik, agar dapat merasakan masalah itu hadir dihadapan mereka, dan memiliki hasrat untuk mengetahui bagaimana masalah yang hangat dan aktual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik dan merangsang rasa ingin tahu peserta didik, serta memungkinkan berbagai alternatif pemecahan.

Kedua, memilih peran dalam pembelajaran. Tahap ini peserta didik dan guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian parapeserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran. Jika parapeserta didik tidak menyambut tawaran tersebut, guru dapat menunjuk salahseorang peserta didik yang pantas dan mampu memerankan posisi tertentu.

Ketiga, menyusun tahap-tahap peran. Pada tahap ini para pemeranmenyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perluada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicarasecara spontan. Guru membantu peserta didik menyiapkan adegan-adegan denganmengajukan pertanyaan, misalnya di mana pemeranan dilakukan, apakah tempat sudah dipersiapkan, dan sebagainya. Persiapan ini penting untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi seluruh peserta didik, dan mereka siap untuk memainkannya.

Halaman Selanjutnya

Halaman Selengkapnya di sini:…

Berita Terkait

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 13:26 WIB

4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:15 WIB

Mendikdasmen Kembali Mengungkapkan Pentingnya Deep Learning untuk Diterapkan Kedepannya!

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis