Oleh Supiani, M.Pd.
Instansi: SMPN 1 Sinaboi Satu Atap
Kita para orang tua dan tenaga pendidik mengetahui bahwa handphone mempunyai dua sisi, yaitu sisi baik (positif) dan sisi buruk (negatif). Ketika seorang anak didik menggunakan handphone untuk sisi negatif, hal itu sebenarnya bukanlah kesalahan handphone tersebut melainkan penggunanya.
Kita sebagai pendidik atau para orang tua apakah akan menerima apabila hal negatif terjadi pada anak kita?
Seperti yang kita tahu bahwa generasi milenial saat ini dapat kita sebut sebagai generasi “tunduk” karena mata dan pikiran mereka selalu tertuju pada layar gawai yang dapat menyuguhkan hal-hal yang menarik perhatian. Tanpa disadari oleh mereka, hal itu lambat laun dapat merusak mata akibat terlalu lama menatap layar ponsel. Apalagi jika mereka rela sampai larut malam begadang. Dan yang lebih parah lagi, hal seperti dapat merusak akal dan budi pekerti para peserta didik.
Kita para orang tua serta guru pastinya berusaha melakukan hal yang terbaik. Hanya saja terkadang kita masih sering lalai dan kurang optimal dalam mengawasi anak-anak. Sehingga hal itu yang dapat membuat mereka mendapatkan sisi negatif dari penggunaan perangkat ponsel.
Oleh sebab itu, saya mengajak para orang tua dan tenaga pendidik untuk lebih pintar, jeli, dan optimal dalam memilih serta mengawasi apa yang dikonsumsi anak-anak kita melalui alat elektronik tersebut. Karena masih banyak hal yang baik dan positif di perangkat tersebut yang mampu memberikan ilmu pengetahuan serta manfaat sehingga dapat mendukung pembelajaran anak-anak peserta didik.
Harapannya, dengan ponsel tersebut selain memberikan ilmu pengetahuan, secara tidak langsung juga dapat membentuk karakter anak-anak agar menjadi lebih baik. Tentu kita mengharapkan para siswa dan anak-ank kita dapat menjadi pemimpin yang berkarakter di masa yang akan datang.
Penggunaan ponsel di masa pandemi
Sudah lebih dari 2 tahun kita menjalani masa pandemi Covid-19 dan itu terasa berat karena pembelajaran tatap muka ditiadakan, hal ini menjadi problem bagi para guru dan juga orang tua para siswa.
Pembelajaran tatap muka ditiadakan dan digantikan dengan pembelajaran jarak jauh. Tentu saja hal ini menimbulkan kesulitan atau berdampak bagi para peserta didik.
Jadi, bagaimana agar pembelajaran optimal sesuai yang kita harapkan? Ya, tentu saja harus ada faktor pendukung, misalnya jaringan dan kuota internet yang memadai, kesiapan para peserta didik, kemampuan para orang tua dalam membimbing siswa belajar di rumah, dan kemampuan serta kesiapan para tenaga pendidik dalam pembelajaran daring atau kompetensi para guru dalam pembelajaran daring di masa Covid-19.
Jaringan internet saat ini umumnya tidaklah menjadi masalah yang begitu besar. Dan pembelajaran daring mayoritas menggunakan gawai sebagai media pembelajaran. Bukan menjadi hal yang tidak mungkin apabila peserta didik tidak mendapat pengawasan yang baik, mereka akan tergoda untuk membuka berbagai aplikasi yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Ditambah lagi rasa ingin tahu yang tinggi dapat menjadikan mereka tergoda untuk membuka tontonan yang seharusnya tidak pantas ditonton.
Mengutip kalimat bijaksana dari Bapak Mario Teguh bahwa “Kehidupan ini mudah rusak, itu sebabnya kita harus selalu memperbaiki diri, meningkatkan kemampuan, dan berfokus ke yang baik-baik saja.”
Dari kalimat bijaksana tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas kita yang utama adalah memupuk dan mendidik para siswa-siswa atau anak-anak agar menjadi generasi yang sukses dan dapat diandalkan.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!