Oleh Asmorowati Suharto, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Weru
Merdeka Belajar adalah istilah ini sangat populer dan tidak asing di telinga akhir-akhir ini. Tujuan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah untuk menggali potensi para guru di sekolah dan juga muridnya serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri.
Dengan adanya program ini, guru harus berperan aktif untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Itu artinya pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah akan dititikberatkan pada peserta didik, disesuaikan dengan apa yang menjadi minat mereka.
Selain istilah Merdeka Belajar juga ada program Merdeka Mengajar. Merdeka Mengajar memiliki prinsip bahwa guru mempunyai hak untuk bebas berinovasi dan melakukan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi. Tidak kalah penting bahwa media pembelajaran yang menarik memiliki peran yang sangat penting. Dengan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi bisa membuat murid yang awalnya kurang suka dengan pelajaran menjadi suka, sehingga murid menikmati proses belajar mengajar di kelas.
Program Merdeka Belajar menuntut guru untuk menciptakan kreativitas dalam pembelajaran. Outing class merupakan salah satu kegiatan yang tepat karena murid akan merasa bahagia jika mereka belajar di luar ruangan. Contohnya untuk pelajaran Bahasa Inggris, murid akan bebas berkreasi untuk mengemukakan pendapatnya dan mereka akan merasa nyaman jika kelas speaking dilaksanakan di luar kelas, misalnya di bawah pohon di halaman kelas meskipun harus duduk beralas tanah.
Contoh dalam kegiatan tersebut, guru dapat membuat posisi melingkar dan guru ada di tengah. Kemudian dengan sebuah bola di tangan, guru mengucapkan: “My name is Asmorowati” sambil melempar bola kepada salah satu murid sambil bertanya:“What is your name?”
Spontan siswa yang mendapat bola akan menjawab: “My name is Aurel.” Kemudian Aurel mengucapkan: “My hobby is dancing” dan melempar bola ke guru sambil bertanya: “What is your hobby.” Maka guru akan menjawab: “My hobby is cooking.” Demikian seterusnya sehingga bola bergulir ke siswa yang lainnya dengan pertanyaan dan jawaban yang bervariasi. Kegiatan ini ternyata sangat menarik untuk melatih kemampuan speaking murid. Ketika suasana pembelajaran menyenangkan, santai, rileks, nyaman maka murid akan melalui proses ini dengan senang juga dan waktu terasa begitu cepat berlalu.
Prinsip learning by doing sangat dibutuhkan dalam Merdeka Belajar ini. Siswa secara tidak sadar belajar sesuatu dari apa telah dilakukannya. Dalam hal ini, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Menurut John Dewey, yang dimaksud learning by doing adalah belajar melalui perbuatan langsung yang dilakukan siswa secara aktif, baik individu maupun kelompok. Diharapkan dengan metode ini siswa secara langsung melakukan, merasakan, melihat objek yang sedang dipelajari bahkan mereka mempraktikkannya.
Contoh dalam pembelajaran Bahasa Inggris materi tentang “Procedure Text” di mana dalam materi ini siswa akan mempraktikkan bagaimana membuat sesuatu melalui serangkaian langkah. Misalnya “How to make avocado juice”, mereka akan menyebutkan alat dan bahannya sambil menunjukkannya di depan teman-temannya. Dengan cara seperti ini tentu saja mereka sudah belajar vocabulary begitu juga murid yang lain sebagai audiensnya. Setelah itu mereka akan menyebutkan langkah-langkahnya satu per satu sambil melakukannya jadi mereka mengerti beberapa kosakata sederhana seperti : Pour the water into the blender, add a spoonful of sugar, press the power button, dll.
Dengan melakukannya secara langsung maka siswa akan memperoleh pengalaman belajar dan tentu saja mereka secara tidak langsung sudah banyak belajar kosakata dalam Bahasa Inggris beserta bagaimana cara pengucapan kata yang benar. Yang menarik dari kegiatan ini, ketika dalam sebuah kelompok menunjukkan beberapa alat menggunakan bahasa Inggris, siswa atau kelompok yang lain sangat antusias dalam memperhatikan ucapan kelompok yang sedang presentasi sehingga kelas menjadi sangat aktif. Bagi yang sedang presentasi mereka benar-benar paham bagaimana cara membuat jus alpukat yang enak dan yang tidak kalah penting mereka bisa mempresentasikannya dalam bahasa Inggris.
Di dalam menerapkan pembelajaran yang merdeka, guru dituntut untuk selalu berpikir kreatif. Kebahagiaan seorang guru tak akan terlukiskan jika siswanya mampu mendapatkan pengalaman belajar yang diharapkan. Kita mengajar tidak sekadar transfer ilmu saja agar siswa menorehkan angka-angka yang bagus di rapornya, tetapi mereka juga berhak untuk bahagia menjalani proses belajar sehari-harinya di sekolah. Sehingga bagi siswa, sekolah akan menjadi tempat yang selalu dirindukan, bukan tempat yang membosankan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.