Oleh Mujib Alwy, S.Pd
Guru Dasar-Dasar Kejuruan SMK Negeri 1 Polewali
Saban hari kuayunkan pedal sepedaku demi menimba ilmu dengan harapan kelak akan menjadi modal dalam mengarungi kehidupan. Sepeda itu begitu berjasa selama aku duduk di bangku SMA.
Naik sepeda, sebenarnya bukanlah pilihan mengingat teman seusiaku jika pergi ke sekolah menggunakan angkot yang di daerahku disebut dengan mobil ‘pete-pete’. Namun demi mengirit pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kupilih naik sepeda ke sekolah bersama dengan beberapa teman. Tujuh kilometer jarak rumah dengan sekolah tak menyurutkan niatku agar tidak mengikuti gaya hidup sebagian teman yang kehidupan ekonomi keluarganya lebih mapan.
Selepas tamat SMA, pikiranku menerawang ke masa depan dan belum ada sama sekali bayangan mau menjadi apa kelak. Menjadi guru bukanlah sebuah cita-cita.
Tapi nasib berkata lain, seiring berjalannya waktu, ternyata profesi guru sungguh sebuah hal yang menjanjikan sekaligus menantang. Dikatakan menjanjikan dikarenakan mayoritas guru bisa menjadi tokoh masyarakat di lingkungan tempat tinggalku, dihargai, dan menjadi panutan. Menantang karena profesi guru bukan pekerjaan mudah, sebuah pekerjaan yang memiliki tanggung jawab besar demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Banyak di antara guru sukses meniti karier baik di bidang pemerintahan maupun di dunia politik. Keadaan inilah yang membuat profesi guru banyak diminati sebagian masyarakat, sekaligus memotivasiku untuk mencoba peruntungan mendaftar di IKIP Ujung Pandang (sekarang UNM Makassar) untuk menimba ilmu khususnya di bidang keguruan.
Di awal tahun 90-an, memang profesi guru dilihat dari segi pendapatan atau gaji bisa dikatakan pas-pasan. Namun hal ini tidaklah menjadi penghalang bagiku untuk mengejar impian dan cita-cita. Terlebih lagi di kalangan keluarga besar, sebagian besar berprofesi sebagai guru.
Di rumah kontrakan yang berbentuk kamar petak itu dan terdiri dari beberapa kamar, sebagian besar mahasiswa, sama seperti aku, mereka pun memiliki hasrat yang sama, yakni menjadi guru. Hal yang paling menggelikan adalah di saat waktu senggang, kami kadang berkelakar dengan memanggil satu sama lain dengan panggilan Tungguru (Tuan Guru).
Benar bahwa ucapan adalah doa. Sehingga selepas meraih gelar S1, ketika ada rekruitmen penerimaan CPNS untuk formasi guru, maka kami semua dinyatakan lulus.
Bertugas di daerah pelosok Kabupaten Polewali Mandar memiliki tantangan tersendiri. Listrik hanya bisa menyala saat menjelang shalat Magrib dan padam lagi saat pukul 22.00 malam. Tantangan yang lain adalah tingkat pola pikir masyarakat di daerah tersebut yang tergolong pedalaman, membuat kami sebagai guru harus memiliki strategi yang jitu agar pendidikan anak-anak mereka tetap berlangsung. Sebagian di antara mereka, masih ada yang memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah nomor dua sedangkan mencari nafkah lebih utama.
Di daerah tugasku tersebut, kondisi alamnya merupakan pegunungan yang sejuk, jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Sebuah desa yang sangat asri dengan pemandangan pepohonan yang rindang dan sejuk dipandang mata, yaitu desa Tabone.
Meski demikian, desa Tabone adalah salah satu desa yang paling ramai di antara desa-desa yang lainnya. Karena terdapat pasar, menjadikan desa Tabone sering dikunjungi oleh orang yang ingin berdagang maupun hanya sebagai tempat transit untuk melanjutkan perjalanan ke desa-desa lainnya.
Warga desa tersebut sangat toleran dengan para pendatang dari berbagai daerah. Sehingga membuat daerah tersebut cepat berkembang dan tentunya membuat warganya dapat memiliki penghasilan tambahan yang dapat menopang ekonomi.
Pada bidang pariwisata, di desa Tabone banyak destinasi wisata yang masih alami yang memerlukan penanganan serius dari pemerintah. Namun tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari segi keanekaragaman hayati, banyak varietas bunga Anggrek, pohon Pinus, dan tanaman Murbei.
Jika pemerintah memiliki niatan untuk memajukan masyarakat pedalaman seperti di desa Tabone ini, membutuhkan penanganan khusus dengan memadukan unsur budaya setempat dengan pola cocok tanam masyarakat agar tidak mengganggu habitat asli alam setempat. Peranan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat hendaknya dapat sinergi dengan pemerintah agar kemajuan di segala bidang tidak mengganggu kondisi alam. Pola bercocok tanam dengan memilih tanaman yang cocok dengan tekstur tanah pegunungan perlu perhatian serius agar tidak menimbulkan hutan yang gundul yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan bahaya bencana.
Sebagai guru yang bertugas di daerah seperti itu, harus dapat meramu gaya belajar siswa agar hasil belajar dapat bersinergi dengan kondisi sosial masyarakat. Artinya dalam hal pembelajaran di kelas, materi pembelajaran harus dapat menjawab semua permasalahan di atas agar generasi di tempat ini dapat menangani masalah-masalah dengan baik di kemudian hari.
Namun tentu saja mengajar di sana tidaklah mudah karena keterbatasan sarana dan prasarana. Satuan pelajaran yang sekarang menjadi RPP harus ditulis dengan tangan. Itu sudah menjadi pekerjaan sehari-hari.
Cukup sulit mengkolaborasikan antara keterbatasan sarana prasarana dengan materi pelajaran yang harus diajarkan. Misalnya untuk mengajar keterampilan elektronika, listrik, sebenarnya adalah hal yang paling mendasar. Namun tidak banyak yang dapat dibuat selain hanya memperkenalkan komponen elektronika beserta beberapa peralatan yang menunjang.
Aku hanya bertugas selama dua tahun di daerah tersebut sebelum akhirnya pindah tugas mengajar di ibu kota kabupaten.
Sebagai guru keterampilan elektronika komunikasi dan bertugas di SMK adalah impian yang sangat aku dambakan sejak lama. Aku baru benar-benar merasa menjadi guru jika dapat mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan dalam mendidik anak-anak bangsa.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi serta penyempurnaan kurikulum, mau tidak mau materi yang diajarkan juga harus selalu mengalami revisi dan penyesuain dengan kebutuhan masyarakat. Dunia teknologi adalah hal yang sangat mendesak untuk diajarkan kepada siswa saat ini. Penggunaan beberapa aplikasi di PC, laptop maupun media lainnya yang semakin maju seyogyanya tetap diimbangi dengan materi dan konten pembelajaran yang aplikatif.
Sekolah di tahun 2000-an sedang marak-maraknya mendapat bantuan dari pemerintah pusat agar para guru dan siswa segera berbenah diri menyongsong era globalisasi. Sungguh ironi jika siswa SMK yang notabene memiliki motto menyiapkan tenaga kerja di bidang menengah, tapi malah menghasilkan siswa yang tidak siap kerja.
Pembenahan dari segala segi harus dilakukan termasuk materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru agar dapat menyiapkan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Kurikulum terus mengalami penyempurnaan di mana guru juga harus berbenah diri dengan mengikuti berbagai pelatihan.
Perkembangan yang begitu cepat mengharuskan guru juga harus berubah dari berbagai segi, baik itu gaya mengajar, model pembelajaran yang digunakan di kelas, metode mengajar, dan cara pemberian tugas kepada peserta didik, selayaknya dikemas semenarik mungkin untuk menghindari kejenuhan dan ketertinggalan.
Kini era 90-an telah berlalu. Sekarang kita menatap era revolusi industri 4.0, sebuah era di mana seorang guru dituntut untuk berperan aktif di sekolah, dituntut untuk memiliki keterampilan yang mendukung kreativitas, inovasi dan problem solving yang baik. Dengan Kurikulum Merdeka yang lebih mengedepankan pembelajaran berbasis proyek adalah modal utama bagi guru untuk melahirkan kemampuan dalam berkreativitas, berpikir kritis, dapat berkolaborasi, inovatif, menumbuhkan problem solving yang baik, berkarakter, dan cakap dalam penggunaan IT.
Di samping itu dalam menerapkan kurikulum paradigma baru ini, baik dalam mengajar maupun dalam pembelajaran di kelas sebagai seorang guru tentunya yang lebih diprioritaskan adalah mengemas pembelajaran yang lebih menarik, kreatif, dan menyenangkan. Sebuah paradigma yang harus tetap konsisten dilaksanakan mengingat tantangan, rintangan, dan hambatan harus dihadapi dengan kerja keras dan etos kerja yang baik demi menyiapkan generasi yang unggul dalam persaingan global—namun tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila sebagaimana yang telah diamanatkan dalam undang-undang negara.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
*Meniti Jalan Menjadi Guru (MJMG) adalah konten serial yang mengisahkan perjalanan dan pengalaman menjadi seorang guru yang ditulis sendiri oleh nama bersangkutan. Tayang eksklusif di NaikPangkat.com dan akan dibukukan dalam sebuah antologi dengan judul “Meniti Jalan Menjadi Guru”