- Alokasi Jam Pelajaran (JP)
Dalam struktur Kurikulum Merdeka, JP (Jam Pelajaran) disusun untuk jangka waktu satu tahun. Selain itu, alokasi JP (Jam Pelajaran) juga dibuat dalam bentuk regular atau per pekan.
Tidak ada perubahan total jam pelajaran, hanya saja JP (Jam Pelajaran) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran intrakurikuler (75%) dan projek penguatan profil pelajar Pancasila (25%).
Jadi, jika dihitung JP kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolah-olah JP-nya berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila (25%).
- Muatan Lokal
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP, satuan pendidikan atau pemerintah daerah dapat menambahkan dan mengelola muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah tersebut.
Kurikulum muatan lokal dapat disusun berdasarkan kebutuhan setiap daerah. Muatan lokal diajarkan dengan tujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan sekitar, sosial, budaya, serta spiritual di daerahnya.
Melalui Kurikulum Merdeka, muatan lokal dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:
- Mengintegrasikan Muatan Lokal ke dalam Mata Pelajaran Lain
Dalam metode ini, setiap satuan pendidikan dapat menentukan Capaian Pembelajaran (CP) untuk mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain. Misalnya, kerajinan tangan lokal diintegrasikan ke dalam mata pelajaran IPS.
- Mengintegrasikan Muatan Lokal ke dalam Tema Projek Penguatan Profil Pancasila
Dalam metode ini, satuan pendidikan dapat mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Misalnya, projek dengan tema wirausaha dilakukan dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal. Selain itu, projek dengan tema perubahan iklim dapat dikaitkan dengan isu lingkungan yang ada di wilayah tersebut.
- Mengembangkan Mata Pelajaran Khusus Muatan Lokal sebagai Bagian dari Program Intrakurikuler
Dalam metode ini, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Sebagai contoh, mata pelajaran bahasa daerah diterapkan sesuai karakteristik dan potensi masing-masing daerah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah beban belajar muatan lokal tidak boleh lebih dari 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.
Halaman Berikutnya
Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya