Mengoptimalkan Kinerja Pustakawan untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa

- Editor

Selasa, 12 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Dra Hj. Masniah

Guru di MAN 2 Bungo

Pada zaman sekarang banyak sumber sebagai penunjang pembelajaran baik itu melalui media elektronik maupun media massa. Untuk Penggunaan media elektronik tidak semua sekolah mampu menggunakannya, karena tergantung dari lokasi sekolah itu sendiri dan tergantung peraturan dari sekolah itu juga. 

Bagi sekolah yang berada di luar daerah dan jauh dari jangkauan jaringan internet maka akan merasa kesulitan untuk mengaksesnya.  Melalui media massa, sekolah juga sering mengalami kendala dalam menyediakan bacaan untuk para peserta didik. Sehingga satu penunjang pembelajaran yang lebih umum dan mudah diperoleh adalah perpustakaan sekolah. Sebab perpustakaan merupakan wadah, sarana, dan gudang ilmu yang dikelola dengan sistem sedemikian rupa. 

Berbagai macam referensi dan sumber pengetahuan dapat diarsipkan dalam perpustakaan, baik itu berupa majalah, koran, buku digital, dan lain sebagainya. Dan melalui buku yang ada di perpustakaan, siswa-siswa dapat membaca atau meminjam buku sehingga pengetahuannya semakin meningkat. Dengan demikian buku di perpustakaan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber belajar. 

Ironisnya, seperti dikemukakan oleh Ida R. Djachra (2006: 168), umumnya citra perpustakaan sekolah di mata para siswa adalah suatu ruangan kaku, sepi, membosankan, dan dengan buku-buku yang ketinggalan zaman pula. Suasana yang serba tidak menyenangkan ini tentu tidak akan menarik di kalangan siswa yang terbiasa dengan suasana ceria dan penuh warna dari televisi, dan mungkin dari internet. Jadi, memang tugas pengelola perpustakaan untuk menjadikan perpustakaan dekat dengan siswa, sebagaimana siswa dekat dan akrab dengan kantin sekolah. 

Maka jelaslah di sini bahwa kesadaran siswa untuk membaca salah satunya dipengaruhi oleh kinerja dan kemampuan manajemen pengelola perpustakaan atau yang sering disebut dengan pustakawan. Selain itu tentu saja peranan guru juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa untuk mencintai perpustakaan dan meminati buku bacaan. 

Peran pustakawan sangat menentukan tentang pengelolaan perpustakaan. Latar belakang pendidikan pustakawan, profesionalitas yang dibuktikan dengan sertifikat atau bukti keikutsertaan pelatihan, dan penunjukkan kepala perpustakaan melalui surat keputusan Kepala Sekolah guna mengoptimalkan kinerja berdasarkan legalitas yang jelas, merupakan langkah penting dalam upaya perbaikan tata kelola perpustakaan. 

Sementar itu, peran Kepala Sekolah juga sangat dibutuhkan dalam menentukan arah kebijakan dan program yang dilakukan oleh para pustakawan. Sehingga program-program yang dilakukan dapat berorientasi pada peningkatan layanan, peningkatan minat kunjungan siswa, dan peningkatan sumber daya perpustakaan.  

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pustakawan didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan. Jadi dapat diartikan bahwa pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Sementara itu kepustakawanan adalah kegiatan ilmiah dan profesional yang meliputi pengelolaan perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan pengembangan sistem kepustakawanan.

Dalam praktiknya, pustakawan memiliki tugas dalam melakukan dokumentasi, melakukan pengelolaan perpustakaan, pelayanan, dan pengembangan sistem kepustakawanan.

Dalam kaitannya dengan sekolah atau madrasah, pustakawan memiliki peran utama memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerja sama dengan senior manajemen sekolah, administrator, dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Sehingga pustakawan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi serta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik cetak maupun elektronik. 

Tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya memiliki satu tenaga perpustakaan yang berkualitas SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan oleh pemerintah. Sesuai dengan Permendiknas No. 25 Tahun 2008 tentang Tenaga Perpustakaan berikut ini adalah dimensi kompetensi tenaga perpustakaan sekolah. 

Dimensi Kompetensi Pengelolaan Informasi

Seorang pustakawan sekolah harus mampu mengembangkan koleksi perpustakaan sekolah serta mampu melakukan koordinasi dengan tenaga pendidik bidang studi terkait dalam pemilihan materi perpustakaan. Selain itu juga harus mampu memberikan jasa dan sumber informasidan memberikan bimbingan penggunaan perpustakaan bagi komunitas sekolah. 

Dimensi Kompetensi Kependidikan

Pustakawan mampu mengembangkan keterampilan memanfaatkan informasi serta mampu membantu komunitas sekolah menggunakan sumber informasi secara efektif. Selain itu mampu melakukan promosi perpustakaan. Misalnya dengan cara membuat informasi untuk komunitas sekolah terkait materi baru yang ada di perpustakaan. Sehingga hal itu akan menumbuhkan ketertarikan dan menumbuhkan minat baca. 

Dimensi Kompetensi Sosial

Di sini artinya, pustakawan harus mampu membangun hubungan sosial terlebih dengan komunitas sekolah. Kemudian juga mampu melakukan kerja sama dengan komunitas di sekolah. 

Jika semua dimensi tersebut terpenuhi, maka pustakawan memang mempunyai peran penting dalam meningkatkan minat baca, yaitu dengan adanya perpustakaan yang memberikan pelayanan yang khusus untuk memfasilitasi siswa. 

Dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, apakah standar kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah memang diperlukan? Tentunya jika kita mengacu pada pertanyaan tersebut perlu kita kembalikan pada aspek yang lebih hakiki. Sesungguhnya investasi paling utama dalam pengembangan pelayanan prima selain peralatan teknologi yang canggih adalah sikap pustakawan itu sendiri. Sikap seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan layanan di perpustakaan terutama pustakawan yang bertugas di bagian layanan. Layanan  prima  merupakan  upaya  maksimal yang  diberikan  pustakawan  untuk memenuhi  kebutuhan  pemustaka  sehingga  tercapai  kepuasan. 

Hal-hal  yang  terkait  dengan layanan prima di mana seorang pustakawan harus mempunyai komponen-komponen di antaranya mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pemustaka, mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal, mampu bekerja baik secara individu maupun berkelompok, mampu berkomunikasi dengan konsep 3A (attitude, attention, action). 

Sedangkan bentuk real dari layanan perpustakaan antara lain, layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki masyarakat pemakai, berorientasi kepada pemakai, berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran, berjalan mudah dan sederhana, murah dan ekonomis, menarik dan menyenangkan, bervariasi, mengundang rasa ingin kembali, ramah tamah, mengembangkan hal-hal baru yang inovatif, mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain, dan mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Pada dasarnya yang diinginkan oleh pemustaka adalah informasi yang berada dalam koleksi perpustakaan baik tercetak maupun elektronik dan mendapatkan jawaban atas masalah dihadapinya. Untuk mengatasi hal tersebut seorang pustakawan harus memahami apa yang dibutuhkan pemustaka dengan cara bertanya apa yang diperlukan, mendengar apa yang mereka kemukakan, mengamati apa yang mereka lakukan dan indikasikan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara survei  pemustaka (user survey) internal, mempelajari hasil survei eksternal, menyediakan kotak saran, dan menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan.

Menurut (Sulistyo Basuki, 2005), berikut ini adalah aktivitas layanan yang harus dioptimalkan pada perpustakaan sekolah:

1.     Peminjaman bahan pustaka baik buku-buku yang menunjang kegiatan belajar mengajar atau buku-buku fiksi seperti cerita adat dan novel.

2.     Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan.

3.     Melayani kebutuhan pelajar dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan, bila guru kelas memerlukan bahan-bahan dari perpustakaan untuk membantu pekerjaannya.

4.     Memberikan pelatihan supaya pemakai dapat menggunakan bahan perpustakaan secara mahir seperti kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.

5.     Bimbingan minat baca. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan memegang peranan penting dalam peningkatan minat baca.

Dalam mengoptimalisasi peran pustakawan ada beberapa cara yang perlu dilakukan, yaitu penunjukan Kepala Perpustakaan, penunjukan pustakawan, pendelegasian kepada Kepala Perpustakaan dan pustakawan dalam kegiatan peningkatan kualitas, serta melakukan monitoring bulanan. Dalam melaksanakan hal tersebut, Kepala Sekolah memiliki peran penting. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru