Mengadopsi Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Bimbingan dan Konseling

- Editor

Selasa, 26 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Siti Nariyah, S. Pd.

Guru di MTs Negeri 7 Klaten

Keaktifan belajar siswa dalam proses belajar merupakan suatu hal yang sangat penting.  Siswa dituntut  untuk terlibat secara aktif dalam proses  pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami dan menguasai materi yang sedang dipelajari. Selain keaktifan belajar siswa hal yang tidak kalah penting adalah membangun karakter tanggung jawab siswa dalam kegiatan belajar, baik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri maupun kelompok. 

Dalam kegiatan  layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan secara klasikal sering dianggap kurang penting oleh sebagian besar siswa. Sehingga banyak siswa kurang memperhatikan saat guru menyampaikan materi layanan, kurang  aktif saat kegiatan tanya jawab maupun diskusi, serta kurang bertanggung jawab saat diberi tugas mandiri maupun kelompok.  Padahal materi layanan Bimbingan dan Konseling sangat penting sebagai bekal dalam memperlancar proses belajar maupun bekal untuk kehidupan sehari-hari baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar  maupun menyongsong karier di masa mendatang.

Untuk mengatasi permasalahan dalam  kegiatan Bimbingan dan Konseling tersebut di atas perlu adanya metode tertentu untuk meningkatkan perhatian, keaktifan serta tanggung jawab siswa saat mengikuti kegiatan  layanan bimbingan dan konseling, yaitu  dengan mengadopsi metode Jigsaw

Metode Jigsaw merupakan  suatu model pembelajaran kooperatif yang menerapkan  pola sebuah gergaji,  di mana  siswa  ditugaskan oleh guru untuk melakukan  kegiatan  belajar  dengan cara bekerja  sama antara  siswa  satu  dengan yang lainnya. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat  mencapai tujuan  seperti yang diharapkan.

Menurut  pendapat Zaini (2008:56)  bahwa model pembelajaran  Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk  digunakan  jika  materi yang akan  dipelajari siswa dapat dibagi menjadi  beberapa bagian  dan materi tersebut  tidak  mengharuskan  urutan  penyampaian. Kelebihan  strategi  ini  adalah  dapat melibatkan  seluruh  peserta  didik  dalam  belajar dan sekaligus  mengajarkan kepada  orang lain.   

Lebih jauh lagi, Sudrajat (2008:1)  menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif metode Jigsaw  adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif  yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.         

Tujuan dari model Jigsaw ini adalah untuk peningkatan   keterampilan  dalam kerjasama, saling tergantung satu sama lain, bergaul, berbicara, menulis dan membaca.  Model Jigsaw ini bisa menjadi alternatif dengan alasan  bisa untuk  membangun  pemahaman siswa, siswa bisa didorong  untuk bekerja  sama dengan temannya serta bisa membantu siswa untuk mengembangkan  keterampilan mendengar, pemecahan masalah, dan komunikasi.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran tipe Jigsaw adalah: 

1.    Guru menyiapkan materi sesuai jumlah sub bahasan 

2.    Membentuk kelompok asal yang jumlahnya sesuai dengan jumlah sub bahasan yang berbeda. 

3.    Kelompok asal  membahas dan berdiskusi tentang materi sub bab yang harus mereka pahami dan kuasai. 

4.    Membentuk kelompok ahli yang terdiri dari sejumlah kelompok asal

5.    Dalam kelompok ahli, masing-masing anggota akan menyampaikan dan menjelaskan materi dari sub bahasan secara bergantian sampai semua sub bahasan disampaikan dalam kelompok ahli tersebut. Sehingga semua anggota kelompok ahli  memahami semua sub bahasan yang harus mereka kuasai. 

6.    Mengadakan kuis untuk semua siswa pada akhir kegiatan mengenai materi yang sudah dipelajari.

7.    Semua siswa menyelesaikan kuis individu dan kelompok.

Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif  Jigsaw  seperti yang sudah dijelaskan di atas, diharapkan siswa akan lebih perhatian dan aktif dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling serta akan lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru. Karena dengan metode  Jigsaw menuntut semua siswa untuk memperhatikan dan aktif belajar sendiri untuk menguasai materi yang dipelajari serta bertanggung jawab untuk mengajarkan atau menyampaikannya kepada teman lain dalam kelompoknya. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 114 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis