Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi menyampaikan adanya hal baru dalam pengembangan Kurikulum Merdeka, yang mana guru harus menyiapkannya dengan baik.
Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana memasukkan karya sastra ke dalam kurikulum sekolah.
Program ini bertujuan untuk memberi ruang bagi karya sastra dalam upaya meningkatkan empati dan kreativitas siswa.
“Sastra Masuk Kurikulum“ adalah bagian dari Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024, Kurikulum Merdeka bertujuan menguatkan kompetensi dan budaya literasi membaca.
Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), menekankan pentingnya keterampilan membaca bagi siswa, bukan hanya untuk sekedar membaca, tetapi juga memahami apa yang dibaca.
Ia menekankan bahwa kemampuan mencerna, menikmati, memproses, dan mensintesis informasi dari bacaan adalah dasar dari semua pembelajaran.
“Sastra menawarkan isu-isu kompleks dalam bentuk cerita dengan berbagai tokoh yang memberikan sudut pandang baru, yang membantu pembaca melihat satu hal dari berbagai perspektif. Ini menjadi dasar untuk berpikir kritis,” jelas Anindito dalam Media Briefing di Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta, pada Senin (20/5/2024) Dikutip dari detikEdu.com
Program “Sastra Masuk Kurikulum” akan diterapkan mulai Juli hingga Agustus di sekolah-sekolah yang sudah menjalankan Kurikulum Merdeka, bertepatan dengan tahun ajaran baru.
Halaman selanjutnya,
Kemendikbudristek menyediakan…
Halaman : 1 2 Selanjutnya