Mendidik Karakter Anak sejak Dini Menciptakan Akhlak Mulia

- Editor

Senin, 5 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Karakter atau watak adalah penentu baik atau buruknya seseorang. Jika dalam dirinya terdapat watak yang baik, maka baik pula akhlaknya. Dan bila dalam dirinya tertanam watak yang tidak baik, maka tidak baik pula akhlaknya. Karena akhlak seseorang itu merupakan cerminan dari karakternya.

Sementara itu, karakter seorang anak adalah cerminan dari orang tuanya. Terdapat  pepatah yang mengatakan bahwa: “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Artinya, peranan orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak.

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada,M.psi., anak memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk meniru kedua orang tuanya. Karena anak menganggap orang tuanya adalah role-model atau sosok peran yang anak hormati dan anak sayangi.

Jadi misalnya, jika anak tumbuh dewasa memiliki watak yang keras serta suka berteriak-teriak dalam berbicara, itu tidak lain dan tidak bukan karena hasil dari mencontoh orang tua. Untuk mencegah hal itu terjadi, tanamkanlah  karakter yang baik dalam diri anak agar tercipta akhlak yang baik pula.

Tak jarang banyak orang tua yang secara tidak langsung telah menanamkan karakter buruk pada anaknya. Contoh, orang tua menyuruh anaknya untuk mengatakan “tidak ada” pada orang yang bertanya tentang keberadaan orang tuanya.  Padahal sebenarnya orang tua anak tersebut berada di rumah. Secara tidak langsung, hal ini menanamkan karakter yang tidak baik bagi anak. Dan anak akan merekam dalam memorinya serta menganggap bohong adalah hal yang biasa.

Berikut ini adalah tips cara dalam membentuk karakter yang baik dalam diri anak:

Jangan Memberi Julukan pada Anak

Contoh kasus yang paling sering dilakukan orang tua kepada anak adalah dengan mengatakan, “Kamu bodoh, kamu nakal,” dan seterusnya. Memberi julukan pada anak seperti itu bisa membuat mereka menutup diri  dan malas bereksplorasi. Hal ini dapat menumbuhkan perasaan rendah diri, bahkan akan membuat anak suka meniru perilaku orang lain di sekitar mereka yang belum tentu baik.

Biarkan Anak Bermain

Jangan melarang anak bermain dengan teman sebayanya. Misalnya orang tua mengatakan, “Jangan bermain dengan si A karena dia orang miskin, dia jelek,” dan lain sebagainya. Hal ini dapat menumbuhkan karakter yang buruk dalam diri anak seperti sikap sombong dan tinggi hati.

Jadilah Pendengar yang Baik

Ketika anak menceritakan aktivitas mereka dalam kesehariannya, maka berikan saran-saran positif untuknya dan motivasi atas prestasinya.

Jangan Membentak Anak

Berlemah lembutlah dalam bertutur! Jika berinteraksi dengan mereka, gunakanlah bahasa yang halus karena dari hal tersebut anak dapat mencontoh gaya orang tua dalam bertutur.

Beri Mereka Tanggung Jawab

Beri arahan yang terbaik untuk mereka. Arahkan kapan mereka harus belajar, kapan mereka boleh bermain, mana hal yang baik yang boleh dilakukan dan mana hal yang buruk yang wajib ditinggalkan. Ingatkan mereka untuk mengerjakan tugasnya jika sudah tiba waktunya. Dari sinilah akan tercipta rasa tanggung jawab dalam diri anak.

Jadi untuk menjadikan anak memiliki karakter dan akhlak yang baik, sumber utamanya adalah didikan orang tua. Jika pendidikan yang diberikan salah, maka rusaklah karakter anak tersebut. Demikian pula sebaliknya.  Dan karakter anak di masa depan bergantung pada nilai pendidikan karakter yang diberikan pada usia dini.

Oleh karena itu, marilah kita para orang tua agar selalu menanamkan karakter yang baik pada anak dengan norma yang baik demi terciptanya akhlak yang mulia.  Sebagaimana pepatah Arab berkata:

 إِنَّ النَاسَ لاَ يَنْظُرُوْنَ اِلَى جَمَالِ وَجْهِكَ، وَ لاَ جِدَّةِ ثِياَبِكَ، وَ لَكِنَّهُمْ يَنْظُرُوْنَ الى اَخْلاَقٍكَ.

“Sesungguhnya manusia tidak memandang pada bagusnya wajahmu, dan tidak pula pada bagusnya pakaianmu, akan tetapi mereka memandang pada keindahan akhlakmu.”

Ditulis oleh Zaimah,S.Pd., Besuki – Situbondo

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 26 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis