Blended Learning Solusi untuk Mencegah Learning Loss di Masa Pandemi Covid-19

- Editor

Senin, 5 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pandemi Covid-19 belum juga berakhir sementara tahun ajaran baru 2021 sudah harus dimulai. Sejak terjadi pandemi hingga saat ini, terhitung sudah hampir tiga semester para siswa melakukan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah secara daring. Pembelajaran daring ini mengubah pendekatan, model, strategi, dan gaya belajar siswa.

Pembelajaran daring penuh secara terus menerus berdampak tidak efektifnya proses pembelajaran, apalagi jika pengelolaan kegiatan PJJ secara daring tidak dilakukan secara tepat. Pasalnya, pembelajaran daring secara tiba-tiba ini dilakukan tanpa dibarengi kesiapan sekolah,  guru, siswa, dan orang tua siswa. Hal itu dapat menimbulkan dampak yang  memicu terjadinya learning loss selama masa pandemi Covid-19 ini.

Faktor Learning Loss

Pembelajaran daring menuntut kemampuan guru dan orang tua siswa sebagai pendamping belajar di rumah untuk memahami cara  menggunakan media pembelajaran. Namun yang terjadi masih banyak guru yang belum siap dengan perubahan sistem  pembelajaran daring ini. Mereka masih harus belajar bagaimana menggunakan media, aplikasi, dan fitur-fitur dalam aplikasi pembelajaran daring agar proses pembelajaran yang dilakukan interaktif, efektif, dan bermakna. 

Sedangkan ketidaksiapan orang tua dalam pendampingan pembelajaran daring memicu timbulnya rasa tidak nyaman siswa dalam belajar.  Sehingga banyak siswa yang sudah mulai jenuh dengan pembelajaran daring dan merindukan untuk belajar secara tatap muka.  Mereka mengharapkan kehadiran guru secara nyata, membantu memecahkan masalah tanpa terpisah oleh jarak.

Masalah-masalah dalam pembelajaran daring sempat membuka wacana baru untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas pada permulaan ajaran baru 2021 ini. Sekolah diwajibkan memberikan opsi pembelajaran tatap muka terbatas pada orang tua siswa, dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. 

Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ini masih menimbulkan kekhawatiran munculnya klaster penularan di sekolah karena faktanya kasus penularan Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia masih cukup tinggi. Dan di tengah ketidakpastian ini, pemilihan proses pembelajaran yang tepat dan aman merupakan solusi utama yang harus dilakukan agar tidak terjadi learning loss pada siswa di masa pandemi ini.

Learning loss merupakan suatu keadaan yang menyebabkan hilangnya kesempatan belajar akibat intensitas interaksi antara siswa dengan guru berkurang, sehingga terjadi penurunan penguasaan kompetensi.

Sementara itu pelaksanaan pembelajaran daring secara penuh sudah berlangsung hampir tiga semester ini. Hal itu dapat menyebabkan siswa mengalami learning loss karena beberapa faktor di antaranya (1) proses pembelajaran daring yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa dibarengi kesiapan sekolah, guru, dan orang tua, (2) intensitas interaksi guru dengan siswanya berkurang; (3) tidak semua guru mampu menggunakan aplikasi media pembelajaran daring; (4) tidak semua orang tua siswa siap dan mampu mendampingi putra-putrinya belajar mandiri secara daring di rumah; (5) siswa belum siap menghadapi perubahan strategi dan gaya belajar dari tatap muka penuh ke pembelajaran daring; (6) adanya kesenjangan fasilitas media, kemampuan membeli kuota data, dan jaringan internet; (7) siswa sudah mulai jenuh dengan proses pembelajaran daring yang terus-menerus dilakukan.

Penerapan Blended Learning

Kenyataan bahwa proses pembelajaran daring secara terus-menerus dapat menyebabkan learning loss, maka perlu dilakukan cara pembelajaran yang tepat dan aman untuk mencegahnya. Blended learning bisa menjadi solusi pilihan untuk mencegah terjadinya learning loss pada siswa didik di masa pandemi Covid-19 ini.

Blended learning merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui perpaduan antara pembelajaran jarak jauh secara daring dengan pembelajaran tatap muka langsung. Berdasarkan pengalaman dari sekolah-sekolah vocational seperti SMK, ternyata pembelajaran dengan sistem blended learning ini dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam penguasaan konsep dan isi materi.

SMKN 1 Blitar merupakan salah satu sekolah yang sudah melakukan pembelajaran dengan sistem blended learning mulai bulan Maret 2021. Blended learning dilakukan dengan menggabungkan proses pembelajaran tatap muka di sekolah dan pembelajaran jarak jauh secara daring dari rumah. Pembelajaran blended learning dilakukan dengan sistem pembagian ganjil-genap untuk tiap tingkatan kelas. Pada saat kelas ganjil masuk tatap muka terbatas, kelas genap mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring yang bergantian setiap minggunya.

Proses pembelajaran jarak jauh secara daring dilakukan menggunakan model belajar e-learning untuk download materi, penugasan, lembar kerja siswa, vidio tutorial, serta tes evaluasi pembelajaran. Diskusi interaktif antara guru dengan siswa dapat menggunakan aplikasi Zoom atau Google Meet.

Pada proses pembelajaran tatap muka terbatas, tiap kelas baik untuk kelas ganjil atau genap dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas ganjil A dan ganjil B serta kelas genap A dan kelas genap B. Masing masing kelas berisi 50 % dari jumlah siswa, yaitu 18 anak. Pembagian kelas ini tidak lain adalah untuk penerapan social distancing.

Setiap pembelajaran tatap muka hanya terdapat 3 pelajaran dengan lama belajar tiap-tiap pelajaran tersebut 90 menit tanpa jeda istirahat. Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan belajar tatap muka terbatas, selalu diterapkan disiplin 3 M.

Pada saat pertemuan tatap muka ini guru dapat mereview dan memberikan umpan balik semua hasil pekerjaan dari pembelajaran daring. Selain itu siswa dapat melakukan kegiatan praktik serta diskusi materi pembelajaran praktik untuk peningkatan kompetensi.

Pembelajaran blended learning ini ternyata mampu menjembatani kekurangpahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan saat pembelajaran daring. Pembelajaran dengan blended learning  juga mampu mencegah kejenuhan dan rasa bosan siswa setelah belajar secara daring di rumah. Melalui Sistem blended learning ini pula guru bisa memotivasi siswanya untuk tetap semangat dalam belajar dan menyelesaikan seluruh tugas belajarnya, sehingga dapat mengurangi potensi siswa dari putus sekolah akibat pembelajaran daring yang membosankan.

Ditulis oleh Farida Andriani, Guru Kimia SMKN 1 Blitar

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru