Pandemi saat ini memengaruhi semua sisi kehidupan kita, termasuk kegiatan belajar mengajar. Ada sesuatu yang hilang ketika sistem pengajaran dilakukan secara daring, saat guru dan muridnya tidak bisa lagi bertatap muka dan berinteraksi di satu ruang yang sama. Dengan adanya pembelajaran daring, peran guru semakin terasa berkurang salah satunya tidak bisa langsung memantau perkembangan anak didiknya.
Salah satu dampak yang dirasakan oleh guru adalah tidak dapat melihat perkembangan akademik siswa secara langsung. Ini merupakan sebuah problem bagi seorang guru karena biasanya ketika mengajar di kelas, guru bisa mengetahui kemampuan akademik dari setiap muridnya dari beberapa sisi termasuk sopan santunya , nilai akademiknya, dan masih banyak lagi yang lain.
Bisa jadi murid yang sewaktu pembelajaran tatap muka aktif di kelas, berubah tidak aktif. Mungkin karena beberapa dari mereka ada yang terkendala jaringan internetnya. Guru juga tidak bisa mengetahui apakah anak itu benar-benar memperhatikan waktu belajar online. Atau justru para siswa malah asik bermain game, ngobrol bersama teman temannya, dan lain-lain. Nah itu adalah sisi negatif dari belajar online.
Di masa pandemi seperti sekarang ini kegiatan belajar mengajar tatap muka tetap diidam-idamkan. Bahkan sampai ada orang tua yang berharap agar sesegera mungkin bisa dilakukan pembelajaran tatap muka, walaupun dengan banyak peraturan yang harus dipatuhi.
Sebenarnya pembelajaran tatap muka sangatlah banyak manfaatnya, di antaranya terbangunnya interaksi sosial dan komunikasi secara langsung dalam lingkungan pembelajaran. Hal itu akan akan meningkatkan tingkat keberhasilan pendidikan mental siswa.
Ketika pembelajaran dilakukan secara tatap muka keaktifan siswa langsung bisa diamati. Hal itu merupakan unsur dasar yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar tatap muka. Sehingga guru akan tahu siapa saja yang aktif dalam menjawab pertanyaan dan aktif bekerjasama dengan siswa lain.
Jika pembelajaran tatap muka dilakukan akan berkurang kebutuhan kuota dan penggunaan gawai, di mana kedua hal tersebut bisa menjadi masalah. Tidak sedikit orang tua mengeluh dan tidak sanggup lagi menyisihkan uang untuk bisa memenuhi kebutuhan internet dalam pembelajaran daring yang berkepanjangan.
Dalam hal pencapaiannya, apabila pembelajaran dilakukan secara tatap muka akan meningkatkan keberhasilan pelajaran sekaligus pendidikan mental anak. Dengan pendidikan dan pelajaran ilmu pengetahuan yang baik maka akan membuat siswa menjadi tumbuh secara mental menjadi manusia yang sehat rohaninya. Dan dengan jiwa rohani yang sehat maka taraf imun dan stres siswa akan terkendali dengan baik.
Berbeda hal ketika pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau virtual. Meskipun pembelajaran tetap bisa dilakukan secara efektif misal menggunakan media Zoom, Google Meet, Office Team, WhatsApp dan lain sebagainya. Sistem jarak jauh saat ini masih banyak hal yang memungkinkan kita kehilangan kesempatan baik dalam pengembangan dan pengamatan pendidikan siswa.
Ditulis oleh: ULFATUN NIKMAH, SP, MAN 2 REMBANG.