Mencegah Anak Trauma dengan ‘Seragam Putih’ Petugas Vaksinasi

- Editor

Kamis, 20 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Masdiana, S.Pd

Guru di Min 17 Pidie

Pandemi Covid-19 adalah penyakit yang menyebar secara cepat dan meluas. Pandemi tersebut memberikan dampak psikologi yang signifikan pada manusia, khususnya terhadap anak-anak. 

Ada tiga elemen yang patut diwaspadai dalam kondisi pandemi seperti saat ini,yaitu elemen yang menyebabkan infeksi virus atau bakteri, faktor psikologi dalam mengatasi ancaman penyakit tersebut, dan terakhir adalah lingkungan sosial dan fisik yang membantu manusia menghadapi pandemi.

Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam situasi pandemi. Dan kondisi pandemi telah mengubah psikologi manusia dalam memahami diri dan relasi sosial.

Respon individu ketika menghadapi situasi pandemi sangat beragam tergantung bagaimana individu tersebut mempersepsi dan mengolah informasi yang diterima. Pada umumnya berawal dari proses kognitif, yaitu berawal ketika menerima informasi. Misalnya terkait info vaksinasi Covid-19 untuk pencegahan virus yang dianjurkan oleh pemerintah, maka individu akan mencari tahu apa itu vaksinasi dan dampak dari vaksinasi tersebut?

Semua informasi yang tersedia baik positif  maupun negatif akan diproses atau dikelola dalam otak, sehingga menghasilkan suatu respon kognitif berupa penilaian atas informasi tersebut. Proses itu akan menghasilkan informasi yang akan digunakan untuk memahami dunia sosial atau disebut kognitif sosial. 

Kita melihat saat ini bagaimana pemerintah menganjurkan vaksinasi bagi semua kalangan masyarakat baik dari golongan anak-anak maupun kalangan dewasa. Mereka wajib melakukannya dengan berbagai cara dan iming-iming untuk  menarik semua kalangan masyarakat. Intinya, agar semua masyarakat melakukan vaksinasi.

Jika melihat kondisi sekarang ini, masih ada masyarakat berpikir negatif mengenai vaksinasi. Mereka berpikir bahwa pemerintah ada maksud dan tujuan tertentu yang tidak baik ketika menganjurkan vaksinasi bagi masyarakat.  Sehingga masyarakat, terutama anak–anak, menjadi trauma dengan kata kata vaksinasi beserta petugas yang akan melakukan kegiatan tersebut. 

Bahkan  setiap ada tenaga medis atau pun orang yang memakai seragam putih yang memasuki lingkungan sekolah, anak-anak tersebut berpikir bahwa akan dipaksa untuk vaksinasi sehingga mereka berlarian untuk sembunyi. Bahkan ada anak–anak yang sedang asyik bermain dan ketika tiba-tiba melihat petugas yang memakai seragam putih, dengan reflek  mereka berlarian ketakutan sampai menangis. 

Sehingga pada saat masuk proses belajar di dalam kelas, mereka tidak lagi konsentrasi. Banyak kejadian seperti itu  dialami oleh anak-anak di sekolah, termasuk di sekolah kami.

Dari kejadian tersebut sangat jelas anak-anak terganggu psikologinya sebab melihat orang yang memakai seragam putih. Dampaknya mereka tidak akan konsentrasi lagi dalam menerima setiap pelajaran dan belajarnya pun akan terganggu. 

Tentu ini menjadi tugas tambahan bagi kita sebagai guru dan juga orang tua untuk memulihkan psikologi anak dalam masa pandemi sekarang ini. Tentu saja guru akan berusaha sekuatnya dan mencari cara agar si anak bisa kembali ceria dan semangat dalam belajar seperti semula lagi.

Ada beberapa cara atau tips yang bisa dilakukan agar si anak bisa seperti semula lagi antara lain:  memberikan penjelasan kepada si anak mengenai vaksinasi yang sebenarnya dan memberikan paparan yang terbuka dan lebih jelas tentang info vaksinasi. Tujuannya agar anak-anak mengerti sehingga pemikiran si anak tidak lagi negatif tentang vaksinasi. 

Selanjutnya mengajak anak-anak untuk bermain game atau melakukan permainan yang menyenangkan bagi mereka. Dengan kegiatan tersebut mereka akan lebih rileks dan rasa ketakutan yang mereka alami akan hilang sendirinya. Dan anak-anak akan semangat lagi dalam belajar.

Dalam pemulihan terhadap psikologi  anak, guru dan orang tua sangatlah berperan penting. Semoga dengan membaca  artikel ini kita bisa lebih sigap lagi dalam menghadapi perubahan psikologi yang dialami oleh anak peserta didik kita di masa pandemi ini.   

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru