Menariknya Gadget sebagai Media Belajar Siswa SD pada Masa Pandemi

- Editor

Jumat, 22 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Uut Nuroniyah, S.Pd. 

SDN Langenrejo, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo

Media belajar siswa sangat dibutuhkan seiring dengan merebaknya Covid-19, menyebabkan perubahan besar terutama dalam bidang pendidikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan pembelajaran yaitu harus melalui sistem jarak jauh atau daring (dalam jaringan) dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. 

Tak luput juga para guru dan karyawan di berbagai instansi harus melaksanakan tugasnya dari rumah. Hal ini tentunya mengalami banyak kendala mulai masalah dari ketersediaan perangkat, penggunaan perangkat, keterbatasan pada perangkat, dan lain sebagainya. 

Khususnya untuk lingkup anak-anak SD banyak sekali kendala yang harus dihadapi di mana anak-anak tersebut harus mendapat pengawasan ketat dalam menggunakan gadget atau handphone yang digunakan sebagai medium dalam belajar. 

Di samping itu banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam penggunaan gadget. Pasalnya, biasanya mereka cenderung menggunakan gadget hanya sebagai sarana komunikasi. Sementara itu, mereka dituntut dapat mendampingi anak-anak dalam belajar daring yang banyak bersentuhan dengan teknologi dan gadget. 

Awal pembelajaran dengan sistem daring ini, sebagian siswa tampak sangat antusias menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi lambat laun, siswa pun mengalami kebosanan. Tak hanya itu para orang tua pun mengeluh karena waktu mereka yang seharusnya banyak digunakan untuk mengurus rumah atau kegiatan lain perlu dikorbankan demi mendampingi anak belajar atau mengerjakan tugas. Begitupun dengan orang tua yang bekerja, sepulang kerja mereka harus menyempatkan waktunya setelah lelah bekerja demi tugas-tugas anaknya.  

Cara belajar seperti ini terbilang baru dan tidak pernah dilakukan sebelumnya. Memanfaatkan gadget sebagai media belajar tentu masih jarang atau belum pernah sama sekali untuk anak usia SD. Namun demikian, lambat laun hal ini mendorong seorang guru menghasilkan hal-hal positif yaitu munculnya inovasi-inovasi baru dalam benak guru sebagai seorang pendidik untuk kemajuan belajar peserta didiknya.

Para guru menemukan cara baru dalam pembuatan soal evaluasi menggunakan Google Form, Quizizz, atau game edukasi lainnya. Guru berupaya untuk menyajikan materi yang lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa melalui media aplikasi Sway, Power Point.  Bahkan guru pun tertantang untuk membuat video pembelajaran sederhana. 

Bagaimana dengan para guru senior yang tadinya awam dengan aplikasi-aplikasi tersebut?  Merekapun tak mau kalah. Demi peserta didiknya di usia SD, mereka rela mengikuti perkembangan teknologi yang berkaitan dengan pendidikan yang tentunya hal itu tidaklah semudah jika dibandingkan guru-guru muda yang memang aplikasi-aplikasi pada gadget dirasa  sudah tak asing lagi. 

Belum lagi metode belajar melalui pertemuan virtual dalam kelas sebagai jembatan para guru dan peserta didiknya untuk bertemu. Tidak hanya di perguruan tinggi, anak SD kini sudah mahir menggunakan platform seperti Zoom atau Google Meet.

Menariknya, sebanyak apapun kata dalam materi yang ingin disampaikan bisa dilakukan hanya dibagikan melalui sebuah link yang menuju pada halaman online tertentu. Tentunya ini hal baru bagi anak seusia SD. Orang tua pun merasa berkurang bebannya karena anaknya terlatih untuk mandiri dalam mengikuti pembelajaran. 

Pandemi memang memberikan perubahan besar pada penggunaan gadget khususnya untuk dunia Pendidikan di usia SD. Sehingga mereka bebas bereksplorasi di dunia maya mencari sumber belajar. 

Ya, mungkin inilah yang dikatakan sebagai merdeka belajar. Mereka bisa belajar di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. 

Belajar secara online tentu saja memiliki dampak negatif juga, terlebih bagi anak usia SD. Tanpa bimbingan yang tepat, mereka bisa berbuat curang. Misalnya, mengerjakan soal dari guru dengan memanfaatkan jawaban dari Google.  Untuk mengatasi masalah tersebut tentunya perlu kreativitas tersendiri dari guru agar siswa tidak menjiplak jawaban dari internet. 

Dapatkan info terbaru dan ikuti seminar atau diklat untuk guru secara gratis yang dapat menunjang karier dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis