Mental generasi – Belakangan ini ramai diperbincangkan tentang pidato Presiden Joko Widodo dalam HUT ke-10 Partai NasDem pada 11 November 2021 lalu. Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menyinggung tentang mental masyarakat Indonesia yang masih memiliki mental inferior dan terjajah. Hal ini tentu menjadi instropeksi dan perhatian tersendiri bagi para pendidik sebagai bagian yang ikut berperan dalam membentuk generasi bangsa.
Membentuk mental generasi merupkan pekerjaan yang tidak mudah. Sebab mental terbentuk dari banyak faktor pengaruh. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan.
Pada dasarnya sesuatu yang besar itu dimulai dari hal-hal kecil. Begitu pula dengan membentuk mental generasi. Hal-hal kecil yang dibiasakan di sekolah bisa menjadi sesuatu yang berdampak positif dalam membentuk mental mereka kelak. Apa saja hal-hal tersebut?
Berikut ini kebiasaan-kebiasaan kecil di sekolah yang dapat membangun mental generasi.
Memberikan pemahaman tentang aturan dan sanksi
Setiap sekolah pasti memiliki aturan dan sanksinya masing-masing untuk mengatur ketertiban di lingkungan sekolah. Namun tak jarang aturan tersebut hanya menjadi sekedar aturan dan banyak siswa yang melanggar karena penerapan dan sanksi yang diberikan tidak tegas. Atau sebaliknya, aturan dan sanksi yang diterapkan terlau keras sehingga banyak siswa yang merasa terkekang dan stress.
Aturan dan sanksi seharusnya merupakan hal yang tidak hanya diketahui namun juga dipahami oleh seluruh warga sekolah. Oleh karena itu memberikan pemahaman tentang mengapa aturan tersebut dibuat dan apa dampak atau tujuan yang ingin didapatkan dari adanya aturan tersebut, merupakan upaya untuk memberikan kesadaran penuh bagi siswa untuk ikut bertanggung jawab dalam terciptanya tujuan tersebut.
Hal ini akan membentuk siswa untuk terbiasa melihat bahwa suatu aturan dibentuk karena memiliki tujuan, tidak hanya aturan di lingkungan sekolah namun juga aturan dalam kehidupan bernegara. Sehingga mental buruk seperti pemberontak dan suka melanggar atauran pun akan berkurang.
Memberikan kepercayaan
Diperlukan kepercayaan untuk membangun suatu hubungan. Tak terkecuali dalam hal mendidik. Pentingnya memberikan kepercayaan dalam membentuk mental yang baik, pernah digambarkan penulis Tetsuko Kuronayagi dalam bukunya Totto-Chan.
Di mana kepala sekolah Kobayashi tidak memarahi Totto-Chan yang saat itu mengobrak-abrik bak penampung kotoran untuk menemukan dompetnya yang jatuh. Melainkan memberikan kepercayaan bahwa Totto-Chan pasti akan mengembalikan semuanya seperti semula.
Sikap Kobayashi memberi dampak positif bagi Totto-Chan yang kemudian bertanggung jawab mengembalikan semuanya seperti semula. Kepuasan dan kercayaan dirinya pun muncul meski dompetnya tidak ditemukan.
Hal ini menunjukkan bahwa memberikan kepercayaan terhadap murid berarti membantu murid membangun kemandirian dan meningkatkan kepercayaan diri.
Kompetisi yang sehat
Kompetisi yang sehat memberikan pengaruh yang positif bagi murid. Sir Digby Jones berpendapat bahwa kompetisi membantu anak mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam kompetisi ekonomi global di masa depannya nanti.
Kompetisi yang sehat juga membantu mengenalkan murid tentang perasaan puas saat meraih kemenangan dan menghindarkan dari rasa takut akan kekalahan. Sehingga metal murid pun akan terbentuk menjadi kuat.
Memunculkan kebanggaan terhadap budaya
Perasaan inferior terkadang muncul ketika melihat betapa hebatnya sesorang ataupun sesuatu. Hal ini tentu mengakibatkan kepercayaan diri yang menjadi semakin lemah. Namun, hal ini tidak akan terjadi jika sesorang tahu kelebihan dan potensi diri sendiri.
Dalam membentuk mental generasi yang hebat, perlu untuk mengenal kelebihan atau potensi diri sendiri. Dengan mengenal potensi dan kelebihan diri, akan menumbuhkan rasa bangga dan lebih menghargai apa yang dimiliki.
Begitu pula dalam bernegara. Dengan mengenal potensi dan kelebihan dari kebudayaan negara sendiri, akan menumbuhkan rasa bangga dan lebih menghargai negara sendiri.
Demikianlah kebiasaan-kebiasaan kecil di sekolah yang dapat membangun mental generasi. Semoga dengan memulai membangun mental generasi di lingkungan sekolah, dapat menghilangkan mental inferior yang dimiliki masyarakat Indonesia saat ini.
Ingin meningkatkan kompetensi mengajar dan mencetak generasi hebat masa depan? Yuk, kunjungi website e-guru.id dan temukan pelatihan-pelatihan yang relevan.
Penulis: Agriantika Fallent