Era digital ini sangat memanjakan orang-orang yang suka menonton video dan membaca artikel. Banyaknya pemegang gawai di era digital serba online ini tidak dapat serta merta disimpulkan bahwa mereka sedang menonton video. Bisa jadi mereka juga sedang membaca artikel.
Banyaknya aplikasi pembuatan video yang tersedia di Playstore maupun di Appstore menjadikan orang lebih mudah membuat video. Tidak seperti di masa lalu di mana hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membuat video.
Hal tersebut mengakibatkan pembuat video (video maker) lebih banyak jumlahnya daripada penulis. Sehingga konten video mungkin lebih banyak daripada konten dalam bentuk tulisan.
Tapi jangan lupa juga banyak tokoh yang saat ini menulis artikel dan dipublikasikan melalui Facebook dan Twitter. Meski di masa awal-awal Facebook membatasi jumlah karakter namun di saat itu juga disediakan media publikasi tulisan yang diberi nama: Catatan.
Pada Catatan Facebook ini pengguna dapat menjelaskan artikel secara leluasa. Sekarang jumlah karakter postingan di Facebook tampaknya sudah tidak dibatasi. Sehingga publikasi tulisan di Facebook jadi lebih mudah. Ada beberapa tokoh yang memanfaatkan Facebook untuk menulis artikel, sebut saja Dahlan Iskan.
Aktivitas menulis di Facebook terus berkembang. Bahkan saat ini bertebaran sejumlah komunitas menulis di Facebook salah satu di antaranya adalah “Komunitas Bisa Menulis” yang anggotanya mencapai ribuan orang.
Twitter pun bisa menjadi media untuk publikasi artikel. Twitter telah melakukan penambahan jumlah karakter dalam satu postingan sehingga memberikan keleluasaan bagi penulis. Dari yang semula dibatasi 160 karakter, kini menjadi 280 karakter. Dan hal itu disambut hangat oleh para penggunanya.
Jumlah karakter yang telah ditambahkan itu tampaknya masih belum cukup bagi pengguna Twitter yang ingin menyampaikan gagasan yang lebih panjang. Sehingga banyak pengguna yang sering membuat kultwit (Kuliah Twitter) atau dalam bahasa bule disebut dengan tweetstorm.
Trik yang digunakan oleh pengguna untuk menyampaikan kultwit adalah dengan cara memecah satu tulisan ke dalam beberapa tweet. Sehingga Twitter secara resmi meluncurkan fitur yang dinamakan thread yang memungkinkan pengguna membuat kultwit atau postingan berantai dengan lebih mudah.
Selain dua media di atas, Anda pasti pernah mendengar istilah e-book, bukan? Itu merupakan salah satu media publikasi yang digunakan oleh penulis untuk memudahkan pembaca. Sehingga ketika kita ingin membaca buku tanpa perlu menggotong tas besar berisi aneka judul buku. Cukup dengan laptop atau smartphone, pencinta buku sudah dapat menyimpan ribuan judul buku.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa konten video dan tulisan sama-sama berpotensi populer (viral). Anda lebih suka yang mana?
Ditulis oleh Sidik Purnomo, S.Pd. SD, Guru SDN 01 BUMI DIPASENA AGUNG