Oleh Dwi Indah Nurlaili, S.Pd
Guru di SDN Keboguyang-Jabon
Jiwa entrepreneur peserta didik jenjang SD perlu dikembangkan untuk melatih kemandirian dan kreativitas peserta didik sebagai bekal hidup di masyarakat secara berkelanjutan pada masa kini dan masa yang akan datang. Tak terkecuali, peserta didik kelas 6 yang sudah menerima materi pembelajaran pada tema wirausaha subtema ayo, belajar berwirausaha.
Namun pada praktiknya, pembelajaran belum diterapkan secara maksimal di kelas. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memantik jiwa entrepreneur peserta didik melalui pengintegrasian materi pelajaran Kurikulum 2013 dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila—meskipun belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
Dengan adanya pengintergrasian tersebut, peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan karakter sesuai enam kompetensi profil pelajar Pancasila.
Jiwa Entrepreneur
Wirausaha merupakan kata yang berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti melakukan (to undertake) atau mencoba (trying) (Frinces, 2010). Dalam konteks pendidikan, kewirausahaan dipandang sebagai program pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik untuk memiliki jiwa entrepreneur sebagai bekal bertahan hidup di masyarakat secara berkelanjutan pada masa kini dan masa yang akan datang.
Karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sendiri meliputi: percaya diri, berpikir ke arah hasil (manfaat), berjiwa kepemimpinan, berani mengambil risiko, berorientasi pada tugas dan hasil, keorisinilan atau visi diri (Suwithi, 2019).
Percaya diri meliputi optimis, mandiri, dan bersemangat. Berpikir ke arah hasil meliputi tekun, kerja keras, dan berprestasi. Jiwa kepemimpinan meliputi terbuka terhadap saran dan kritik, tegas, berwibawa, dan teladan bagi orang lain.
Berani mengambil risiko meliputi tanggung jawab dan melakukan analisis yang matang. Berorientasi tugas dan hasil meliputi kreatif, inovatif, dan berkompeten. Keorisinilan meliputi berpikir visioner dan memiliki perspektif yang kuat.
Nah, pengembangan jiwa entrepreneur pada peserta didik ini dapat diarahkan melalui penumbuhan karakter peserta didik sesuai enam kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan penerapan jiwa entrepreneur peserta didik dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran projek kewirausahaan di kelas yang dilakukan secara individu maupun kelompok.
Projek Profil Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) telah didesain agar peserta didik mampu
melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan serta bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk atau aksi nyata.
Manfaat dari projek dalam konteks P5 yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu terkini sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
Selain itu, juga dapat sebagai sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Aktivitas projek dalam konteks P5 ini dapat dilakukan melalui lima tahapan. Pertama, Kenali. Pada tahap ini, mengenali dan membangun kesadaran peserta didik terhadap tema yang sedang dipelajari. Kedua, Selidiki. Pada tahap ini, peserta didik menggali permasalahan di lingkungan sekitar yang terkait dengan topik pembahasan.
Ketiga, Lakukan. Pada tahap ini, merumuskan peran yang dapat dilakukan melalui aksi nyata. Keempat, Genapi. Pada tahap ini, siswa menggenapi proses dengan berbagi karya serta melakukan evaluasi dan refleksi. Kelima, Lanjutkan. Pada tahap ini, peserta didik menyusun langkah strategis.
Kelima aktivitas di atas, harus dilakukan secara berurutan, sistematis, dan berkelanjutan.
Guru sebagai fasilitator projek di kelas harus memberikan pendampingan bagi peserta didik dalam merencanakan dan melaksanakan setiap tahapan kegiatan projek yang dilaksanakan. Melalui kelima tahapan tersebut, diharapkan peserta didik mampu menghasilkan produk atau aksi nyata dalam menjawab isu-isu terkini sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhan belajarnya.
Memantik Jiwa Entrepreneur Melalui Projek
Tema kewirausahaan dalam projek perlu ditentukan bertujuan agar peserta didik dapat mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan di dalam diri siswa diharapkan dapat ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga diharapkan mampu membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
Dalam mengimplementasikannya berdasarkan pengalaman penulis, pada tahap pertama, peserta didik diperkenalkan beberapa jenis wirausaha di Sidoarjo. Langkah selanjutnya, melakukan eksplorasi isu atau potensi ekonomi Desa Keboguyang, Kecamatan Jabon. Selanjutnya melakukan kunjungan ke UMKM pembuatan tempe dan tahu.
Pada kegiatan ini, peserta didik perlu menyiapkan daftar wawancara dan melakukan wawancara kepada narasumber.
Pada tahap kedua yaitu Tahap Selidiki, peserta didik melakukan diskusi kritis permasalahan produk tempe dan tahu. Selanjutnya membangun ide kreatif untuk mengatasi permasalahan produk tempe dan tahu dalam bentuk infografik. Berikutnya mempresentasikan ide kreatifnya di depan kelas.
Pada kegiatan tersebut, guru melakukan asesmen dengan cara mengamati hasil presentasi peserta didik.
Di tahap ketiga, peserta didik merancang produk tahu yang sudah dikembangkan mencakup alat dan bahan yang dibutuhkan, serta cara pembuatannya. Langkah selanjutnya, siswa membuat tahu susu sesuai alat dan bahan yang sudah disiapkan.
Pada kegiatan ini, guru membimbing peserta didik dalam membuat tahu susu dan mengimbau agar berhati-hati saat menggunakan alat.
Pada tahap keempat, peserta didik menyajikan produk tahu susu yang sudah dibuat. Pada kegiatan ini, guru dan peserta didik mencicipi produk tahu susu yang dihasilkan. Langkah selanjutnya, mengemas produk tahu susu dengan desain bungkus yang menarik. Pada kegiatan ini, guru menilai hasil akhir produk makanan yang dibuat.
Terakhir, peserta didik memasarkan produk tahu susu yang sudah dibuat kepada warga sekolah. Pada kegiatan ini, peserta didik dapat meminta komentar atau review produk tahu susu yang sudah dibuat kepada konsumen.
Projek dengan tema wirausaha seperti ini dapat dijadikan sebagai jembatan dalam menumbuhkan jiwa entrepreneur pada peserta didik. Dengan pengintegrasian tema wirausaha dalam Kurikulum 2013 dengan P5 dalam Kurikulum Merdeka, membuat guru lebih mudah menerapkan pembelajaran tema wirausaha di kelas 6.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak hanya bisa diterapkan pada Kurikulum Merdeka saja, namun juga dapat diterapkan pada pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013. Manfaatnya, dengan adanya pengintegrasian tersebut, secara tidak langsung juga menanamkan karakter sesuai enam dimensi kompetensi Profil Pelajar Pancasila. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.