Formula diatas dilakukan tentu dengan pendampingan orangtua atau guru. Agar lebih memahaminya dengan baik konsep ini, perhatikan contoh berikut:
Ada tiga anak (Didit, Meme, dan Karin) yang dikumpulkan dalam satu kelompok. Mereka diberikan tugas untuk memberikan perspektifnya tentang seorang teman kelasnya yang sering terlambat.
Sebut saja namanya Nori. Dia hampir setiap hari tidak datang tepat waktu ke sekolah. Selain itu, seragamnya jarang rapi, dan jarang mengerjakan tugas.
Pertama, guru memberikan instruksi agar ketiga siswa tadi mengungkapkan apa yang diketahuinya dan apapun yang mereka pikirkan tentang Nori. Ini adalah Step in. Begini jawaban mereka:
Didit : Dia pintar dalam hal kesenian dan olahraga. Tapi sayangnya Nori mengabaikan peraturan sekolah. Tidak terlihat berusaha untuk lebih baik.
Meme : Nori orangnya santai, tidak terlalu memperdulikan omongan orang lain. Setahuku dia merawat ibunya yang sakit seorang diri. Jadi, mungkin itu sebabnya dia sering terlambat masuk kelas.
Karin : Nori sering meminta bantuanku untuk mengerjakan tugasnya. Sepertinya dia kesulitan memahami pelajaran akademik dengan baik. Butuh waktu lama untuk mengerti.
Setelah mereka mengutarakan pendapatnya berdasarkan apa yang dilihatnya, lalu guru mengarahkan untuk berpikir lebih luwes.
Tidak hanya dari apa yang mereka lihat sendiri, tapi juga berusaha untuk lebih memahami sosok Nori.
Apa yang dibutuhkan untuk mengetahui lebih detail? Tentu dengan mendengarkan pendapat orang lain dan mencari tahu lebih banyak terkait Nori.
Tidak hanya tentang dirinya, tapi juga kondisi keluarganya. Tahap ini memasuki Step out.
Halaman berikutnya
Hukum kausalitas itu terjadi..
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya