Love Quotient adalah jenis kecerdasan baru yang dinilai perlu dimiliki oleh siswa saat ini. Kecerdasan tersebut juga tak kalah pentingnya dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelegensi.
Seorang tokoh sukses dari negeri Tiongkok, Jack Ma, pernah berbicara mengenai pendidikan dalam ajang World Economy Forum. Di dalamnya, ia menyampaikan banyak hal menarik dan penting. Dan ternyata, dalam menyampaikan pidatonya, terdapat satu poin penting yang menarik perhatian banyak orang. Yakni, perubahan pendidikan sebaiknya bukan hanya fokus pada kurikulum semata, namun juga kepada kapasitas peserta didik. Dan salah satu kapasitasnya adalah LQ atau Love Quotient.
Jadi, sangat kurang tepat jika selama ini kita mengira bahwa hanya ada kapasitas IQ dengan EQ.
“Apabila Anda ingin sukses, maka Anda meski mempunyai Emotional Quotient, agar bisa membanugun relasi dengan orang lain. Sementara jika tidak ingin tertinggal, maka milikilah Intelligence quotient yang baik. Namun, apabila Anda ingin dihargai dan dihormati oleh orang lain, Anda meski mempunyai Love Quotient. The Quotient of love.”
Kalimat tersebut tentu bisa menjadi bahan evaluasi dalam pendidikan kita. Apalagi mengingat banyaknya kasus bunuh diri di sekolah, kasus bullying, hingga kekerasan cyber.
Sering tidak disadari bahwa pendidikan tidak cukup hanya sekedar menjadi tempat untuk melatih mereka bekerja di masa depan. Juga tidak cukup jika hanya mengandalkan bagaimana cara memberi makan generasi selanjutnya, sehingga tidak cukup juga jika hanya memandangnya sebagai kurikulum. Dan yan sangat disayangkan adalah, tidak sedikit yang beranggapan bahwa kurikulum merupakan faktor utama. Dan percaya, bahwa perubahan dimulai dari kurikulum.
Padahal sebenarnya melahirkan energi psikologi positif pada siswa juga tak kalah penting, dengan cara mulai mengarahkan perhatian pada sisi positif manusia, rasa mencintai, hingga mengembangkan optimism.
Sebagai makhluk hidup, manusia bukan hanya ingin bebas dari berbagai permasalahan. Tapi juga ingin mendapatkan kebahagiaan. Yang menjadi pertanyaannya adalah, apakah kemampuan mencintai ini dapat diajarkan?
Maka jawabannya, bisa. Bahkan, semakin dini kita mulai mengerjakannya, maka kemungkinan berhasilnya akan semakin besar. Dimulai dari rumah, kemudian pada tingkat PAUD, TK, SD, dan seterusnya. Maka, dalam konteks mnegembangkan perasaan mencintai dan emosi ini, itu artinya kita juga sedang berbicara tentang ilmu perilaku.
Kita bisa mulai menanamkan LQ ini dengan memberikan kepedulian dan juga rasa hormat kepada diri sendiri. Lalu kepada para siswa dan pada setiap orang yang kita temui.
Setiap orang pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mengungkapkan kepedulian dan rasa cintanya. Dan cara yang bisa dipilih adalah dengan menyampaikan dan juga memberikan cinta.
Maka, kita harus bisa memulainya dari sekarang. Kita bisa mulai menebarkan rasa peduli dan cinta setiap harinya kepada siapapun termasuk kepada siswa; dan mengajarkan mereka untuk memiliki kemampuan mencintai dan peduli. Sehingga, hati mereka akan dipenuhi dengan kebahagiaan setiap harinya.
Semoga Anda dan kita semua benar-benar bisa menanamkan Love Quotient ini kepada seluruh peserta didik.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!