Kriteria Best Practice yang baik
Kriteria Best Practice yang baik didasarkan pada OPIK (Orisinalitas, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten).
1. Orisinalitas
Karya best practice yang dibuat benar-benar merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Laporan karya best practice yang tidak orisinal antara lain ditandai oleh: · adanya bagian-bagian tulisan yang dirubah di sana-sini, bentuk ketikan yang tidak sama, tempelan nama, terdapat petunjuk adanya lokasi dan subyek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak sesuai, terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat; · waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang wajar; · adanya kesamaan isi, data dan hal lain yang sangat mencolok dengan laporan orang lain; dan · tidak adanya lampiran dokumen-dokumen kegiatan yang dapat memberikan bukti bahwa kegiatan itu telah dilaksanakan.
2. Perlu
Hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah Dalam menjalankan tupoksi. Manfaat tersebut diutamakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di satuan pendidikan guru bersangkutan. Best Practice yang tidak Perlu antara lain ditandai oleh: (1) masalah yang dikaji terlalu luas, dan (2) tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi dari guru, Kepala Sekolah, pengawas sekolah yang bersangkutan.
3. Ilmiah
Laporan disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan. Laporan best practice / Karya Inovasi yang tidak Ilmiah antara lain ditandai dengan adanya: · latar belakang masalah yang tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan hubungan masalah tersebut dengan upayanya untuk mengembangkan profesinya; · kebenaran yang tidak terdukung oleh kebenaran teori, kebenaran fakta dan kebenaran analisisnya; · kesimpulan yang tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan.
4. Konsisten
Isi Best Practice/Karya Inovasi harus sesuai dengan tugas dan fungsi penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka isi laporan haruslah berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan tentang tugas pembelajaran yang sesuai dengan tugasnya di sekolah. Bila seorang Kepala Sekolah, maka isi laporan haruslah berada pada bidang kepemimpian dan manajemen Sekolah. Bila seorang Pengawas Sekolah, maka isi laporan haruslah berada pada pendampingan Kepala Sekolah atau guru.
Demikian artikel mengenai Langkah Mudah Penyusunan Best Practice Bagi Guru. Semoga bermanfaat.
(smo/smo)
Ingin Mendapatkan Pelatihan Reguler (32 JP) Bersertifikat Tiap Bulannya?
dan VIP Seminar Nasional Setiap Bulan?
Ayo Daftar Member Semesteran e-Guru.id (6 Bulan) ! Sekarang Juga!