Kurikulum Merdeka untuk Persiapan Masuk Perguruan Tinggi
Kurikulum Merdeka juga memungkinkan siswa agar lebih fokus pada pembelajaran sesuai minat dan kemampuannya sejak sekolah untuk lanjut masuk perguruan tinggi.
Ia mencontohkan, pada Kurikulum Merdeka, siswa yang berminat masuk teknik akan mengambil Fisika dan Matematika secara lebih mendalam di kelas 11 dan tidak lantas wajib membagi perhatian pada Biologi atau Kimia.
“Jadi jika di Kurikulum Merdeka, memberi persiapan lebih kuat, lebih mantap untuk kuliah,” ujar Nino.
“Kita sudah buatkan tes minat bakat yang sangat murah. Tahun ini bahkan gratis, ada sekian juta murid SMA yang kita beri layanan tes minat bakatnya untuk memilih ke Kurikulum Merdeka,” tambahnya.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Terkait project-based learning di Kurikulum Merdeka, aspek baru ini, menurut Nino perlu dipelajari guru agar dapat menerapkannya dengan baik. Ia menegaskan, hanya ada 1-3 proyek per tahun di Kurikulum Merdeka.
“Sebagian mungkin masih ada salah paham atau miskonsepsi, kemudian jadi ada banyak sekali kerja kelompok. Padahal di regulasi kita satu tahun itu cuma dua proyek. Jadi satu semester satu, dua sampai tiga proyek, sehingga harusnya itu tidak terlalu membebani,” terangnya.
Ia menggarisbawahi, proyek pembelajaran tidak harus mengeluarkan biaya dan diharapkan merespons hal-hal yang kaitannya dekat dengan sekolah. Dengan begitu, project-based learning tidak melulu harus membuat karya atau produk yang mengeluarkan biaya.
Nino memberi contoh, proyeknya bisa memikirkan cara memilih ketua OSIS yang lebih baik, bagaimana supaya lebih demokratis, bagaimana supaya semua pendapat diperhatikan, bagaimana supaya pendapat yang berbeda itu bisa disatukan, atau dinegosiasikan dengan lebih demokratis.
“Atau proyek untuk mengelola sampah di sekolah. Gimana caranya membuat kesadaran semua murid, guru, supaya bisa memilah sampah dengan lebih baik, terus menjual sampah yang dipilah itu malah bisa mendapatkan uang nanti. Sehingga proyek itu bukan sesuatu yang melulu perlu uang, bahkan banyak sekali project yang tidak perlu uang,” tegasnya.
Nino menuturkan, pendidikan terkait project-based learning perlu dikomunikasikan lebih lanjut lewat komunitas dan pembelajaran lewat platform Merdeka Mengajar. Di samping itu, butuh inisiatif pemda dan kepala sekolah untuk merangkul guru merancang proyek yang berdampak pada sekitar.
“Justru project-based learning itu seharusnya begitu, terkait dengan isu-isu di sekitar, di sekitar rumah, sekitar sekolah. Bukan darmawisata, bukan membuat produk yang mahal. Itu boleh, tetapi nggak harus begitu,” pungkasnya.
Itulah informasi terkait Kurikulum Merdeka yang akan diresmikan oleh Kemendikbud pada 2024. Semoga bermanfaat.
Untuk update informasi terbaru mengenai guru dan pendidikan, simak informasi lengkapnya di Naikpangkat.com. Mari bergabung di Grup Telegram “NaikPangkat.Com – Portal Media Online”, caranya klik link https://t.me/naikpangkatdotcom kemudian join.
(sk/rtq)
Penulis : Saktiningrum Khoiriyah
Editor : Rahma Tanisa
Halaman : 1 2