..
- Question Skill
- Reinforcement Skill
- Variation Skill
- Explaining Skill
- Opening and Closing Skill
- Small Group Discussion (SGD)
- Classroom Management Skill
- Skill of Organizing Small Group and Individual Work
Selain itu, Profil Pelajar Pancasila merupakan sebutan untuk peserta didik dalam Kurikulum Merdeka.
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Enam profil pelajar Pancasila adalah:
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Sila pertama dalam Pancasila memberikan penegasan bahwa dalam berkehidupan harus sesuai dengan prinsip penganutan agama yang dimiliki. Hal inilah yang menjadi awal pembentukannya profil pelajar sebagai fundamental.
- Berkebhinekaan Global
Kebhinekaan Global merupakan bentuk mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya dengan tetap berpikir terbuka serta berinteraksi dengan budaya lain.
- Gotong Royong
Sikap gotong royong merupakan dasar sosial untuk berhubungan dengan masyarakat luas. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa peserta didik berkehidupan sehari-hari.
- Mandiri
Pelajar Pancasila bertanggung jawab atas proses dan hasil yang diinginkan. Misalkan dalam hal pendidikan atau pembelajaran pada satuan pendidikan, maka bersikap mandiri adalah kesadaran pada regulasi yang ditentukan sendiri.
- Bernalar Kritis
Critical Thinking berarti mampu secara objektif memproses informasi secara kualitatif dan kuantitatif, membangun keterkaitan informasi berkaitan dengan analisis, evaluasi, dan menyimpulkan hasilnya.
- Kreatif
Memberikan karya atau produk yang orisional, bermanfaat, dan bermakna dengan prinsip memperbarui sesuatu yang sudah ada namun tetap solutif sesuai konteks yang dibuat.
Lebih lanjut, prospek Profil Pelajar Pancasila memberikan manfaat, diantaranya:
- Bagi sekolah
- Menjadikan sekolah sebagai ekosiste, terbuka dalam partisipasi dan keterlibatan masyarakat.
- Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan maupun komunitas di sekitarnya.
- Bagi guru
- Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik dalam mengembangkan kompetensi atau memperkuat karakter Profil Pelajar Pancasila.
- Merencanakan proses pembelajaran proyek dengan tujuan akhir yang sesuai.
- Mengembangkan kompetensi sebagai guru yang terbuka dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Di sisi lain, orang tua juga memiliki andil dalam penerapan Kurikulum ini untuk anak-anaknya di sekolah. Beberapa diantaranya adalah :
- Dukungan dari orang tua yang menjadi kunci dari keberhasilan penerapan.
- Orang tua bisa menjadi teman dan pendamping dalam belajar untuk memahami kompetensi yang perlu dicapai atau diinginkan.
- Orang tua dapat mempelajari buku teks yang digunakan dalam melalui laman buku.kemdikbud.go.id
Dasar Hukum terakhir dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah Keputusan Kepala BSKAP No. 009/H/KR/2022 Tahun 2022 mengenai Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum. Dasar hukum tersebut juga dapat diakses melalui laman Dasar Hukum Kurikulum Merdeka.
Selama pandemi covid-19, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat (K13 yang disederhanakan) sebagai rujukan kurikulum pada satuan pendidikan. Selain itu, juga dibuatkan di Sekolah Penggerak (SP) dan SMK Pusat Keunggulan (PK).
Dengan begitu, pembelajaran tahun 2022 s.d. 2024, sekolah atau lembaga pendidikan yang masih belum siap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran dan Kurikulum Darurat sesuai dengan kondisi sekolah yang dimaksud.
Halaman Selanjutnya
Langkah implementasi KM dalam pembelajaran
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya