Karakteristik Kurikulum Merdeka – Sebagai opsi kurikulum pemulihan pembelajaran pasca pandemi, Kurikulum Merdeka memiliki konsep dan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Pemerintah akan terus mengkaji ulang kurikulum baru ini sebelum diberlakukan secara serentak dimulai tahun 2024 mendatang.
Karakteristik Kurikulum Merdeka diharapkan mampu mengatasi sejumlah masalah pendidikan akibat pandemi yang menyebabkan hilangnya pelaksanaan pembelajaran khususnya literasi dan numerasi secara signifikan.
Dan, sebagai hasil penyempurnaan dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya yakni Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat, kurikulum Merdeka memang lebih mengarahkan pelaksanaan pembelajaran berbasis kemampuan siswa. Tujuannya adalah memberikan keleluasaan kepada siswa dalam hal pengembangan karakter serta kompetensi tiap siswa.
Konsep Kurikulum Merdeka
Sebagai hasil dari pengembangan kurikulum yang sudah ada, Kurikulum Merdeka memiliki sejumlah orientasi.
Pertama, Kurikulum Merdeka lebih dikembangkan dengan berorientasi holistik pada peserta didik, yang meliputi dua kecakapan utama yakni akademis dan non akademis serta kompetensi sosial, kognitif dan emosional siswa.
Kemudian Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengembangkan kompetensi dan tidak berdasarkan pada materi maupun konten tertentu. Dan yang terakhir, Kurikulum Merdeka disusun sesuai dengan konteks budaya, misi tiap sekolah, serta berdasarkan kebutuhan siswa.
Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka
Dalam kurikulum Merdeka terdapat karakteristik utama yang sangat menunjang proses pemulihan pembelajaran.
Kurikulum baru ini lebih mengedepankan pengembangan keahlian dan karakter siswa yang dibangun melalui proses pembelajaran berbasis projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum Merdeka dalam penerapannya akan lebih menitikberatkan pembahasan pada materi yang bersifat esensial. Dengan begitu, proses pembelajaran bisa lebih mendasar khususnya pada pengembangan kompetensi yang meliputi literasi dan numerasi.
Dengan Kurikulum Merdeka ini, guru diberikan kebebasan dalam hal menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan serta minat siswa dengan menyesuaikan konteks serta muatan lokalnya.
Karakteristik Kurikulum Merdeka Tiap Jenjang Pendidikan
Sementara itu, Kurikulum Merdeka untuk tiap jenjang pendidikan memiliki karakteristik masing-masing.
Pada tingkat PAUD, kurikulum Merdeka lebih mengedepankan proses pembelajaran melalui permainan yang edukatif sebagai prosesnya, penguatan literasi serta menanamkan karakter sejak dini.
Di tingkat SD, murid mulai diajak dan diberikan penguatan dan pemahaman holistik. Mata pelajaran IPA dan IPS disatukan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Dan pembelajaran berbasis projek dilakukan paling sedikit 2 kali dalam satu tahun ajaran.
Di tingkat SMP mulai melakukan penyesuaian dengan teknologi. Sehingga dimunculkannya kembali mata pelajaran Informatika. Guru mata pelajaran Informatika tidak harus berasal dari kualifikasi akademis yang sesuai karena pemerintah sudah menyiapkan media ajarnya.
Pada level SMA, Kurikulum Merdeka lebih mengedepankan peminatan pada tiap peserta didik. Sehingga pada kelas 10 tiap siswa akan mulai menentukan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan keahliannya.
Pada jenjang sekolah kejuruan, Kurikulum Merdeka akan lebih melibatkan dunia kerja dalam pelaksanaan pembelajaran dan penambahan persentase pembelajaran dibidang kejuruan menjadi 70 persen.
Selanjutnya, pelaksanaan praktek kerja lapangan dilakukan paling sedikit 1 semester atau 6 bulan dan pemberian waktu khusus dalam hal pelaksanaan projek bagi penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Nah, itulah karakteristik Kurikulum Merdeka yang wajib dipahami oleh kalangan pendidik.
Daftarkan diri Anda pada workshop online 64 JP untuk guru dengan judul “Strategi Kemandirian Sekolah untuk Implementasi Kurikulum Merdeka” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id.
INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI NOMOR BERIKUT: 085869433931
(shd/shd)