- Miskonsepsi belajar instan, maksudnya adalah penerapan Kurikulum Merdeka harus melalui berbagai macam pelatihan, bukannya sekali dan bisa atau tuntas menerapkan
Pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka harus terus menerus dilakukan demi mendapatkan hasil maksimal dalam siklus belajar dan direfleksikan secara terus menerus. Dengan demikian tidak ada yang namanya instan, pun harus dibiasakan melalui proses pembelajaran sehari-hari juga.
- Hanya bisa diterapkan di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap
Kurikulum Merdeka secara fleksibel dapat diterapkan pada berbagai kondisi, bahkan pada daerah-daerah 3T. IKM sudah disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah yang mungkin memiliki keterbatasan dalam fasilitas maupun infrastrukturnya.
Kepala BSKAP mengatakan bahwa prinsip Kurikulum Merdeka pada murid diprioritaskan untuk menumbuh kembangkan peserta didik secara utuh, mementingkan perkembangan kompetensi dan karakter sosial peserta didik.
“Kurikulum Merdeka lebih terfokus pada materi esensial, orientasinya juga jelas pada minat dan bakat siswa, sehingga guru tidak perlu terburu-buru dalam mengajar. Pendidik akhirnya lebih bisa menggunakan metode penyampaian yang interaktif, mendalam, dan tentunya lebih menyenangkan,” tambah Anindito.
Berdasarkan informasi yang didapat, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepa;a Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Nomor 044/H/KR/2022 yang ditanda tangani pada tanggal 12 Juli 2022 dimana isinya lebih dari 140 ribu satuan pendidikan yang sudah menerapkannnya pada tahun ajaran 2022/2023.
Demikian informasi mengenai miskonsepsi IKM pada Pembelajaran. Semoga bermanfaat.
e-Guru.id menyediakan program membership dengan satu kali membayar gratis pelatihan bersertifikat 32 JP setiap bulannya. Mari bergabung dengan 9000++ di seluruh wilayah Indonesia. Tunggu apalagi DAFTAR SEKARANG
Ingin pelatihan bersertifikat 32 JP? KLIK LINK INI
Ingin dibantu mendaftar member e-Guru.id ? Hubungi wa.me/6285869433931 (Admin Ayu)
(zam/law)
Halaman : 1 2