Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimbau kepada para guru agar berhati-hati dengan pinjaman online meskipun mudah dilakukan. Oleh karena itu, para guru diharapkan dapat memahami terkait literasi keuangan agar dapat membuat perencanaan keuangan yang baik.
Memang diakui banyak guru yang masih serba kekurangan sebab gaji yang kecil dan lain sebagainya. Sehingga hal tersebut dapat dipahami mendorong para guru mengajukan pinjaman online melalui ponsel mereka.
Di sisi lain, pemerintah sudah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui beberapa skema. Di antarnaya adalah memberikan tunjangan kepada guru yang sudah bersertifikasi dan ASN, mengangkat guru honorer menjadi PPPK, membuat peluang yang sangat lebar untuk para guru pada umumnya menjadi ASN.
Peluang tersebut memang mungkin belum dapat menyentuh seluruh guru di Indonesia. Sehingga masih banyak guru yang mengalami kekurangan dan hidup di bawah garis standar yang kemudian mendorong untuk melakukan pinjaman online.
Menurut data yang dirilis oleh Kemendikbud bahwa guru adalah profesi paling banyak melakukan pinjaman online sesuai data dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Hal ini tentu sangat disayangkan sekali.
Namun di sisi lain, para guru memang sering terdesak dengan kebutuhan. Sementara gaji yang didapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Gaji para guru ini memang sering tidak pasti. Tunjangan profesi guru dari pemerintah pun terkadang tidak dapat diandalkan. Misalnya pada tahun 2024 ini, terjadi keterlambatan pencairan tunjangan profesi guru (TPG).
Hal-hal seperti itu yang mungkin membuat para guru terdesak untuk melakukan pinjaman online yang relatif sangat mudah. Namun di sisi lain sangat membebani karena bunganya yang tinggi.
Namun bagaimanapun, pinjaman online yang dilakukan selalu identik dengan kesejahteraan guru yang kurang baik.
Literasi keuangan yang dimiliki oleh guru juga diduga masih minim. Sehingga tidak pernah memperhitungkan ketika akan mengajukan pinjaman online tersebut.
Oleh karena itu, Nunuk Suryani selaku Ditjen GTK mengharapkan agar para guru lebih memahami tentang literasi keuangan bagi seluruh guru di Indonesia. Harapannya, tentu saja tidak ada lagi narasi bahwa ada guru yang terjerat pinjaman online.
“Supaya lebih banyak guru yang teredukasi mengenai perencanaan dan literasi keuangan agar terhindar dari pinjol, terlebih pinjol ilegal,” ucapnya seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud Ristek.
Kemendikbud sendiri sebenarnya sudah mengupayakan kesejahteraan para guru. Para guru honorer yang sering mendapatkan gaji rendah, sudah banyak diangkat menjadi ASN sebagai PPPK.
Kemudian para guru juga diberikan kesempatan masuk menjadi ASN melalui seleksi PPPK yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, dan akan dilakukan pada tahun 2024 ini.
Saat ini sudah tercatat ada 774.999 guru honorer yang telah diangkat menjadi ASN sebagai PPPK. Dan tahun ini akan kembali dilakukan pengangkatan yang akan tuntas pada bulan Desember 2024 mendatang.
Halaman Selanjutnya
Dan dalam seleksi CASN 2024, terdapat lowongan 241.853….
Sumber Berita : WartaGuru.ID
Halaman : 1 2 Selanjutnya