Karakter Peserta Didik yang Terkikis oleh Pembelajaran Daring

- Editor

Selasa, 15 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral di mana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik.

Pendidikan karakter sudah seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak. Pendidikan karakter ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar. 

Sebagai bangsa Indonesia, pembentukan karakter peserta didik harus bersumber dari agama, Pancasila, dan budaya. Di antara nilai-nilai pembentukan karakter mencakup sisi religius, kejujuran, sikap toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, kemandirian, sikap demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli terhadap lingkungan, peduli sosial, dan memiliki rasa tanggung jawab. 

Seperti kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di tengah masyarakat seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.

Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan kepada warga negara sejak dini. Yang pertama untuk memastikan para peserta didik  memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya. Kedua, dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik. 

Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain. Oleh sebab itu, sekolah sebagai instansi pendidikan harus dapat membentuk karakter siswanya. Dengan pendidikan karakter yang kuat maka akan membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain serta dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.

Pendidikan karakter juga berfungsi sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain sebagainya. 

Pendidikan karakter dinilai sebagai cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja atau hidup di tengah masyarakat. Di samping itu, pendidikan karakter bisa menjadi alternatif sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari suatu peradaban.

Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik  dari rumah tanpa bertemu dengan guru. Di masa pandemi, pembelajaran jarak jauh ini harus dilaksanakan agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. 

Dilihat dari segi pelaksanaannya, pembelajaran jarak jauh dapat memberikan keuntungan bagi para siswa. Karena dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan media ponsel atau komputer, pembelajaran model ini bisa dilaksanakan dari mana saja dan kapan saja. Selain itu, peserta didik  dapat mengakses materi dari berbagai sumber. 

Namun jika dilihat dari sudut pandang pendidikan karakter, pembelajaran yang dilakukan secara daring tidak cukup efektif.  Kalau kita perhatikan banyak peserta didik  yang mempunyai karakter tidak sesuai dengan harapan para guru. Banyak guru yang mengeluh karena tugas-tugas yang terlambat dikerjakan bahkan tidak dikerjakan sama sekali. Artinya karakter disiplin dan tanggung jawabnya sangat kurang. 

Selain itu banyak peserta didik  yang hanya disibukkan oleh permainan gadget sehingga rasa sosialnya semakin menipis. Kadang-kadang dengan alasan untuk mengikuti belajar daring, sebagian peserta didik  tega membohongi orang tuanya. Mereka meminta uang dengan alasan untuk membeli kuota internet agar dapat ikut pembelajaran online namun uang tersebut digunakan bermain game online. 

Jika hal seperti itu terus terjadi maka akan mengikis karakter peserta didik. Sementar itu, pembentukan karakter peserta didik adalah  tujuan utama dari pendidikan nasional yang terimplementasi dalam kurikulum 13.

Nah, untuk mencegah semakin menipisnya karakter peserta didik di masa pembelajaran online selama pandemi ini, dalam pelaksanaannya harus melibatkan peran orang tua secara maksimal terutama dalam hal pendampingan belajar putra-putrinya. 

Ditulis oleh Sri Marwati, S.P, Guru SMPN 3 Sungai Pinyuh

Berita Terkait

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai
Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses
Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali
Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 19:50 WIB

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai

Jumat, 21 Juni 2024 - 13:28 WIB

Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses

Sabtu, 15 Juni 2024 - 13:59 WIB

Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Berita Terbaru