Jenis-Jenis Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Oleh Para Ahli

- Editor

Jumat, 7 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jenis-jenis Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) oleh Para AhliModel pembelajaran Project Based Learning menjadi salah satu model pembelajaran Abad 21. Model pembelajaran PBL ini akan diterapkan dalam kurikulum 2022 mendatang. Sebelumnya, model PJBL ini juga telah diterapkan pada pembelajaran di kurikulum 2013.

Sebagaimana kita tahu, umumnya, model PBL memiliki tahapan yang sama, dan tidak ada perbedaan atau jenis-jenis lainnya. Namun, ternyata model PBL memiliki beberapa jenis-jenis yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Dalam hal ini ada 3 ahli yaitu The George Lucas Education Foundation, Doppelt dan LaboyRush. Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan atau sintak pembelajaran PJBL menurut para ahli.

Pembelajaran PBL Oleh The George Lucas Education Foundation

Tahapan PBL dikembangkan oleh dua ahli, The George Lucas Education Foundation. Sintaks PBL adalah sebagai berikut

1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun kiranya tidak mudah dijawab dalam satu waktu dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.

2. Menyusun perencanaan proyek (design project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan begitu, diharapkan siswa akan mempunyai rasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi mengenai aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

3. Menyusun jadwal (create schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing dan mengarahkan siswa disaat mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)

Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Yakni, guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.

5. Penilaian hasil (assess the outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dilakukan. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi untuk memperbaiki atau mengevaluasi kinerja selama proses pembelajaran. Sehingg, diakhir ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Pembelajaran Project Based Learning Oleh Doppelt

Menurut Doppelt (2005), PjBL yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa memungkinkan pembelajaran sains dan teknologi kepada siswa dari berbagai latar belakang. Doppelt (2005) dalam hasil penelitiannya lebih menekankan pada Creative Design Prosess (CDP). CDP ini memilki enam tahapan, yaitu:

1. Merancang tujuan (Design Purpose)

Langkah pertama dalam merancang proses adalah menentukan rancangan masalah. Tiga langkah penting dalam langkah pertama ini adalah

a. The Problem and The Need,

siswa mendeskripsikan alasan yang memotivasi mereka untuk memilih proyek. Mereka juga menetapkan masalah dan menentukan kebutuhan untuk mendapatkan solusi masalah.

b. The Target Clientele and Restrictions,

siswa mendeskripsikan target clientele dan menetapkan pembatasan yang mereka ambil dalam pertimbangan.

c. The design goals,

siswa menetapkan permintaan kebutuhan yang mereka harapkan.

2. Mengajukan pertanyaan/ inquiry (Field of Inquiry)

Langkah kedua dalam proses desain adalah untuk menentukan bidang penyelidikan di mana masalah berada. Berdasarkan definisi masalah dan tujuan dari langkah pertama. Siswa harus meneliti dan menganalisis sistem yang ada dan yang mirip dengan apa dikembangkan. Langkah pada tahap 2 termasuk dalam

a. Information Sources (pencarian informasi)

b. Identification of Engineering, Scientific, and Societal Aspects (Identifikasi aspek teknik, sains, dan sosial)

c. Organization of the Information and its Assessment (mengorganisasikan informasi dan penilaian)

3. Mengajukan alternatif solusi (Solution Alternatives)

Mempertimbangkan solusi alternatif untuk rancangan masalah. Langkah ini memungkinkan siswa untuk membuat keputusan berbagai macam kemungkinan atau ide kreatif yang tak pernah dicoba sebelumnya. Siswa diberikan saran dan petunjuk dalam:

a. Ideas Documentation (mendokumentasikan ide yang dibuat seperti membuat mind maps)

b. Consider All Factors (mempertimbangkan semua faktor)

c. Consequence and Sequel (konsenkuensi dan tindak lanjut)

d. Other People’s View (pandangan masyarakat atau orang lain)

4. Memilih solusi (Choosing the Preferred Solution)

Memilih salah satu solusi alternatif yang dibuat, pilihan dilakukan dengan mempertimbangkan gagasan yang didokumentasikan dalam tahap mengajukan solusi alternatif. Solusi yang dipilih mengikuti kriteria:

a. Mempunyai lebih banyak poin positif dan sedikit poin negatif.

b. Berdasarkan banyak faktor dan pandangan yang mungkin

c. Terlihat solusi yang baik di antara solusi yang lain

d. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan masalah.

5. Melaksanakan kegiatan (Operation Steps)

Merencanakan metode untuk implementasi solusi yang dipilih misalnya jadwal, ketersediaan bahan, komponen, bahan, alat dan menciptakan prototype.

6. Evaluasi (Evaluation)

Tahap evaluasi terjadi pada akhir proses kegiatan, tujuannya untuk refleksi kegiatan berikutnya.

Pembelajaran Project Based Learning (PBL) Integrated STEM Oleh LaboyRush

Proses Pembelajaran PJBL Terintegrasi STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam membimbing siswa terdiri dari lima langkah, setiap langkah bertujuan untuk mencapai proses secara spesifik. Berikut ini tahapan dalam proses pembelajaran PjBL STEM yang efektif oleh LaboyRush (2010)

1. Reflection

Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks masalah dan memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai menyelidiki/investigasi. Fase ini juga dimaksudkan untuk menghubungkan apa yang diketahui dan apa yang perlu dipelajari.

2. Research

Tahap kedua adalah bentuk penelitian siswa. Guru memberikan pembelajaran sains, memilih bacaan, atau metode lain untuk mengumpulkan sumber informasi yang relevan. Proses belajar lebih banyak terjadi selama tahap ini, kemajuan belajar siswa mengkonkritkan pemahaman abstrak dari masalah. Selama fase research, guru lebih sering membimbing diskusi untuk menentukan apakah siswa telah mengembangkan pemahaman konseptual dan relevan berdasarkan proyek.

3. Discovery

Tahap penemuan umumnya melibatkan proses menjembatani research dan informasi yang diketahui dalam penyusunan proyek. Ketika siswa mulai belajar mandiri dan menentukan apa yang masih belum diketahui. Beberapa model dari STEM PjBL membagi siswa menjadi kelompok kecil untuk menyajikan solusi yang mungkin untuk masalah, berkolaborasi, dan membangun kerjasama antar teman dalam kelompok. Model lainnya menggunakan langkah ini dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun habit of mind dari proses merancang untuk mendesain.

4. Application

Pada tahap aplikasi tujuannya untuk menguji produk/solusi dalam memecahkan masalah. Dalam beberapa kasus, siswa menguji produk yang dibuat dari ketentuan yang ditetapkan sebelumnya, hasil yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki langkah sebelumnya. Di model lain, pada tahapan ini siswa belajar konteks yang lebih luas di luar STEM atau menghubungkan antara disiplin bidang STEM.

5. Communication

Tahap akhir dalam setiap proyek dalam membuat produk/solusi dengan mengkomunikasikan antar teman maupun lingkup kelas. Presentasi merupakan langkah penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi maupun kemampuan untuk menerima dan menerapkan umpan balik yang konstruktif. Seringkali penilaian dilakukan berdasarkan penyelesaian langkah akhir dari fase ini.

Perbedaan PJBL Dari 3 Ahli

PjBL menurut ketiga ahli (Lucas, Doppelt, dan Laboy-Rush) dirangkum pada tabel berikut.

PjBL Lucas dan Laboy-Rush tidak menjelaskan secara spesifik langkahlangkah dalam rancangan proyek, sedangkan Doppelt menekankan alternatif pemecahan masalah dengan memilih prioritas utama dalam menentukan proyek dan memunculkan kreativitas siswa. Lucas membahas PjBL secara umum, Doppelt mengkaitkan PjBL dengan sains dan teknologi, dan Laboy-Rush mengintegrasikan science, technology, engineering, and mathematics dalam PjBL.

Selain itu, Model pembelajaran Project Based Learning ini dapat dikolaborasikan dengan lainnya. Salah satunya mengintergrasikan Project Based Learning (PBL) berbasis lingkungan.

Lalu, bagaimana implementasi Project Based Learning (PBL) berbasis lingkungan kedalam proses pembelajaran?

Ingin tahu lebih lanjut? Ikuti pelatihan bertema” Implementasi Project Based Learning (PBL) Berbasis Lingkungan” yang diselenggarakan oleh e-guru.id

Daftar Sekarang

Berita Terkait

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 
Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025
Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025
Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana
Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Alur Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu 2024 : Panduan Lengkap
Penting Diketahui Sebelum Daftar Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024
Program Mendikdasmen Demi Kualitas dan Kesejahteraan Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi dalam Pidato HGN 2024
Berita ini 9,929 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 13 Desember 2024 - 10:13 WIB

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan e-Kinerja Guru dan Kepala Sekolah Saat Penguploadan Dokumen 

Kamis, 12 Desember 2024 - 11:07 WIB

Gebrakan Mendikdasmen Memudahkan Syarat Pencairan Tunjangan Sertifikasi Mulai Tahun 2025

Rabu, 11 Desember 2024 - 09:47 WIB

Ini Perbedaan Pengelolaan Kinerja Sebelumnya dengan Pengelolaan Kinerja 2025

Selasa, 10 Desember 2024 - 09:43 WIB

Ini 3 Pembaruan Pengelolaan Kinerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah 2025 Kini Menjadi Lebih Sederhana

Jumat, 6 Desember 2024 - 10:58 WIB

Link- Link Penting untuk Pendaftaran Seleksi Administrasi PPG Guru Tertentu Tahun 2024

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis