Setelah Menteri Keuangan, Sri Mulyani merilis mengenai realisasi anggaran pendidikan 2022 yang sebesar Rp 472,6 Triliun, kini kabar terbaru mengenai anggaran pendidikan 2023 ini.
“Anggaran Pendidikan kita Rp 472,6 Triliun,”ujar Sri Mulyani saat melakukan Konferensi Pers yang bertema Realisasi APBN 2022 pada Selasa (3/1/2023) melalui kanal YouTube Kemenkeu.
“Salah satu belanja terbesar dalam APBN kita. Untuk belanja pemerintah pusat dalam bentuk membantu masyarakat miskin dalam bentuk Beasiswa Bidik Misi, Kartu Indonesia Pintar, biaya operasi seluruh sekolah negeri, madrasah, pesantren, semua dibayar APBN langsung, atau melalui APBD,” papar Sri Mulyani secara detail.
Wajar saja jika APBN yang diperuntukkan bagi pendidikan menyentuh angka hingga ratusan triliun. Telah diumumkan, dan kabar mulai tersebar luas bahwa pada tahun 2023 ini pemerintah akan memberikan anggaran pendidikan yang sangat tinggi dalam sejarah.
Anggaran pendidikan yang akan digelontorkan oleh pemerintah ini mencapai titik tertinggi di sepanjang sejarah Indonesia. Sri Mulyani, menjelaskan mengenai besaran anggaran pendidikan 2023 yang mencapai hingga 612,2 triliun, anggaran pendidikan yang cukup fantastis bukan?
“Untuk pertama kali dalam sejarah kita, anggaran pendidikan kita mencapai diatas Rp 600 triliun, yakni mencapai Rp 612,2 triliun, ujar Sri Mulyani dalam acara Mandiri Investment Forum 2023.
Tentu, anggaran pendidikan yang sebanyak itu tidak disia-siakan begitu saja. Pasalnya, pemerintah memberikan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Kebijakan tersebut misalnya saja, sepanjang tahun 2022 dalam bidang pendidikan pemerintah memfokuskan pada peningkatan kualitas guru.
Pemerintah pusat berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kompensasi serta profesionalitas seorang guru. Selain itu juga, pemerintah berusaha untuk menguatkan pendidikan karakter bangsa serta adanya pemerataan kualitas baik sarana maupun prasarana pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan Indonesia ini dilakukan dengan tidak membuahkan hasil yang sia-sia.
Berdasarkan data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Pendidikan tahun 2022, persentase melek huruf yang ada di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan kualitas pendidikan ini telah diupayakan sejak lama oleh pemerintah. Pasalnya di beberapa provinsi Indonesia masih dianggap memiliki tingkat buta aksara yang cukup tinggi.
Misalnya saja wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Kalimantan Barat. Oleh karena itu, anggaran pendidikan yang cukup mengorek kocek pemerintah ini digunakan untuk memajukan hal-hal yang seperti itu. Secara lebih lanjut, berikut ini terdapat rincian realisasi anggaran pendidikan 2022 yang menghabiskan ratusan triliun tersebut.
Sebanyak Rp 20 Triliun ini digunakan untuk pembiayaan Beasiswa dan proyek riset, dengan rincian :
- Beasiswa Lembaga Dana Pengelola Pendidikan (LPDP) untuk 5.664, hingga tahun 2022 jika diakumulasikan ada lebih dari 30 ribu mahasiswa penerima LPDP.
- Beasiswa kolaborasi dengan Kemendikbud yang disalurkan kepada 30.390 mahasiswa.
- Beasiswa kolaborasi Kemenag yang disalurkan kepada 231 mahasiswa.
- Membiayai 207 proyek riset.
- Selanjutnya sebesar Rp 171,5 Triliun ini digunakan untuk belanja pemerintah pusat (BPP).
Sebesar 155,2 triliun digunakan untuk belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dengan rincian :
- Rp 11,1 triliun digunakan untuk Program Indonesia Pintar (PIP) yang disalurkan kepada 20,1 juta siswa.
- Rp 10,8 triliun digunakan untuk Bidik Misi/Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang disalurkan kepada 847,7 ribu siswa.
- Rp 9,5 Triliun digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disalurkan kepada 8,8 juta siswa.
- Rp 12,7 Triliun digunakan untuk Tunjangan Profesi Guru (TPG) non-PNS yang disalurkan kepada 577,9 ribu siswa
Halaman Selanjutnya
Rincian anggaran pendidikan tahun 2023
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya