Ada kabar terbaru mengenai status guru honorer yang dialihkan ke tenaga kontrak. Hal itu menjadi topik yang sedang hangat diperbincangkan.
Guru honorer yang dialihkan menjadi tenaga kontrak ini nantinya tak lagi dibayar oleh pihak sekolah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun akan jadi tanggung jawab Pemkab Mimika.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Willem Naa mengatakan, pihaknya sementara mengalihkan ratusan guru honorer menjadi tenaga kontrak untuk memenuhi kebutuhan guru baik di daerah pedalaman maupun perkotaan.
“Guru di Mimika ini sangat kurang dan tidak merata, sehingga kami membutuhkan ratusan guru untuk kita bagi ke daerah kota hingga pedalaman,” kata Willem Naa.
Willem menerangkan saat ini sudah ada 157 guru honorer yang telah menandatangani kontrak, 41 orang berasal dari sekolah daerah paling jauh, 24 orang dari sekolah daerah jauh, dan 92 dari daerah kota.
“Mereka ini akan dibagi lagi, jadi saya prioritaskan yang di pedalaman, yang ini sudah kita anggarkan,” katanya.
Selain 157 orang tersebut, pihaknya juga sementara menerima data sebanyak 191 orang tenaga guru honorer yang datanya berasal dari usulan kepala sekolah masing-masing.
“Yang 191 ini nanti kita seleksi lagi, jadi belum tandatangan kontrak. Bisa saja ada yang kembali ke sekolah masing-masing, tapi intinya yang baru ini semua prioritaskan bertugas di pedalaman dan nanti untuk tahap ini kita akan usulkan di anggaran perubahan,” katanya.
Willem menjamin seluruh tenaga yang telah dikontrak oleh Pemkab Mimika akan diperhatikan hak-haknya.
“Jadi tunjangannya berbeda-beda, tergantung jarak tempat tugasnya. Jadi mereka terima misalnya gaji pokok, TPP, tapi di pedalaman itu prioritas utama menyangkut pembayaran,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait isu pemerintah yang akan menghapus tenaga honorer, membuat banyak pihak gusar dan gelisah.
Pasalnya jasa tenaga honorer masih sangat dibutuhkan sekali untuk mengisi setiap instansi di pemerintah daerah.
Halaman berikutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya