Implementasi Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini

- Editor

Sabtu, 10 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembentukan generasi berakhlak mulia dan berkarakter bangsa dibutuhkan di tengah situasi kehidupan masyarakat di mana mulai lunturnya budaya malu, mengambil atau memiliki sesuatu yang bukan haknya, ketidakjujuran, kehidupan yang hedonis, lunturnya nilai-nilai nasionalisme, dekadensi moral, kenakalan remaja dan masalah-masalah sosial lainnya. Itu semua berpangkal pada belum efektifnya pelaksanaan pendidikan karakter.

Melihat berbagai permasalahan yang ada pada bangsa ini, pendidikan karakter menjadi bagian penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter positif bagi generasi muda yang dimulai sejak usia dini. Penanaman nilai- nilai tersebut dapat dilakukan dengan membentuk karakter positif sejak usia dini sehingga akan tumbuh menjadi generasi yang religius, unggul, maju, dan terpercaya.

Pendidikan karakter pada anak usia dini perlu dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, melalui kegiatan pembiasaan, pembelajaran dan keteladanan. Selain itu, diperlukan kerjasama yang selaras antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan karakter pada anak usia dini.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama di mana anak dikenalkan dan dibiasakan nilai-nilai agama dan karakter yang baik. Untuk itu, orang tua bisa menjadi contoh dan teladan. Lingkungan sekolah juga memiliki peran yang besar. Guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga harus menjadi pendidik karakter, moral dan budaya yang baik bagi anak didiknya. Begitupun lingkungan masyarakat yang memiliki pengaruh dalam memberikan stimulus dalam memberikan contoh, keteladanan serta karakter yang baik.

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas perlu dikembangkan desain implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini. Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak usia dini.

Pendidikan Karakter

Kata pendidikan berasal dari kata didik dan didikan. Didik berarti memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan secara bahasa dapat diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, dan pembimbingan.

Sementara kata karakter sebagaimana dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia, merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti. Karakter juga dipahami sebagai seperangkat ciri perilaku yang melekat pada diri seseorang yang menggambarkan tentang keberadaan dirinya kepada orang lain. Penggambaran itu tercermin ketika seseorang melakukan berbagai aktivitas apakah secara efektif melaksanakan dengan jujur atau sebaliknya, apakah dapat mematuhi hukum yang berlaku atau tidak.

Karakter memiliki dua pengertian, yaitu: Pertama, menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”. Seseorang baru bisa disebut “orang yang berkarakter” (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral.

Lebih jauh, secara teori istilah karakter dikemukakan oleh Thomas Lickona dengan konsep karakter baik (good character) yang merujuk pada konsep yang dikemukakan oleh Aristoteles: “The life of right conduct, right conduct in relation to other persons and in relation to oneself” atau kehidupan berperilaku baik atau penuh kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam semesta) dan terhadap diri sendiri.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan, karakter adalah perilaku yang mencerminkan kepribadian seseorang dalam berinteraksi dengan orang / pihak lain.

Sementara kata pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk mendidik anak usia dini agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Elkind dan Sweet menyebutkan pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values”. Pendidikan karakter adalah suatu usaha sengaja untuk membantu orang memahami, peduli dan bertindak menurut nilai-nilai etika. 

Sementara itu menurut Ramli, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Dalam perspektif ajaran Islam, pendidikan karakter merupakan sebuah upaya sadar dan terencana untuk membentuk, mengarahkan, dan membimbing akhlak peserta didik dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran, Hadist dan Ijtihad.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Kementerian Pendidikan Nasional mensosialisasikan 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Nilai-nilai tersebut terdiri dari:

Religius

Religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sikap ini dapat diaplikasikan kepada anak usia dini dengan memberikan berbagai kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah, menghafal doa-doa dan datang ke tempat ibadah.

Jujur

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri anak sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Sikap ini dapat diimplementasikan secara efektif kepada anak dengan cara memberi keteladanan secara langsung seperti berkata dan berbuat jujur kepada anak, dengan cara-cara seperti inilah anak dapat mengenal dan memahami kejujuran.

Toleransi

Toleransi merupakan sebuah sikap yang menghargai atau menghormati perbedaan yang ada pada orang lain, seperti pendapat, agama, suku dan sebagainya. Sikap ini dapat dipraktikkan kepada anak dengan cara melatih anak untuk saling mengasihi tanpa melihat status dan latar belakang seseorang.

Disiplin

Disiplin merupakan sebuah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan peraturan yang ada di lingkungan. Kedisiplinan dapat diajarkan kepada anak dengan cara sederhana namun tegas, seperti menempatkan sepatu pada tempatnya, berdoa sebelum melakukan pekerjaan apapun.

Kerja Keras

Kerja keras perilaku yang menunjukan kesungguhan seseorang dalam hal menyelesaikan masalah ataupun meraih keinginannya, tidak bergantung pada orang lain. 

Sikap ini dapat dibelajarkan kepada anak dengan cara mengajak mengunujungi tempat-tempat atau orang-orang yang sedang melakukan pekerjaan dengan giat, seperti mengajak anak untuk melihat petani yang sedang berladang di sawah, tukang makanan yang sedang menjajakan makanannya dipinggir jalan, dan lain sebagainya.

Kreatif

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hal baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Memberikan kebebasan anak untuk berekspresi sesuai keinginannya merupakan cara mengaplikasikan sifat kreatif kepada anak.

Mandiri

Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dalam hal apapun. Sikap ini dapat diajarkan kepada anak dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai hal sendiri, seperti belajar, makan, membuat minum maupun memakai baju.

Demokratis

Ini merupakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta menilai hak dan kewajibannya sama dengan orang lain. Anak dapat diajarkan berdemokrasi dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya.

Rasa Ingin Tahu

Ini merupakan   sikap   dan   tindakan   yang   selalu   berupaya   untuk mengetahui lebih mendalam   dan   meluas   dari   sesuatu   yang dipelajarinya,   dilihat,   dan   didengar.   Salah   satu    cara mengajarkan anak dalam hal   ini   ialah   dengan cara membiarkan mereka bertanya tentang hal apapun.

Semangat Kebangsaan

Ini merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya. Anak dapat diajarkan semangat kebangsaaan dengan cara belajar untuk tidak korupsi dan tertib berlalu lintas.

Cinta Tanah Air

Cinta tanah disebut juga nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, bertindak yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi   terhadap   bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

Di dalam ajaran Islam terdapat ungkapan hubbul wathan minal iman yang artinya cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Pendidikan mengenai cinta tanah air dapat ditanamkan dengan cara mengenalkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia, selain itu dapat pula dengan mengajarkan menggunak produk-produk asli Indonesia kepada anak-anak.

Menghargai Prestasi

Ini merupakan sikap atau tindakan yang mendorong diri anak untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, serta mengakui dan menghormati prestasi orang lain. Memberikan penghargaan terhadap karya anak merupakan cara yang sangat efektif agar anak dapat menghargai suatu prestasi yang dia dapatkan.

Bersahabat

Bersahabat merupakan sebuah tindakan yang senang berinteraksi dengan orang lain, seperti berbicara, bergaul maupun bekerjasama. Dalam tujuan melatih anak- anak bersahabat dengan lingkungannya, dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan belajar atau bermain secara berkelompok, sebab dengan cara ini dapat menimbulkan rasa persahabatan antar anak yang satu dan lainnya.

Cinta Damai

Cinta damai adalah sikap, perkataan, tindakan yang menyebabkan orang lain merasa aman, senang akan kehadiran diri kita. Mengajarkan anak untuk selalu meminta atau memberi maaf kepada orang lain, merupakan cara untuk mengajarkan anak tentang cinta damai.

Gemar Membaca

Gemar membaca ialah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan dan menambah wawasan bagi dirinya. Membiasakan anak berinteraksi dengan buku akan memberikan dampak yang baik untuk masa depan anak.

Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan merupakan sebuah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan di sekitar, selain itu memperbaiki lingkungan yang rusak juga merupakan tindakan peduli kepada lingkungan. Membuang sampah pada tempatnya, menanam tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu cara untuk mengajarkan anak akan rasa peduli terhadap lingkungan.

Peduli Sosial

Ini merupakan sikap dan perilaku yang selalu ingin membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Perasaan empati, simpati terhadap orang lain juga merupakan bentuk dari peduli sosial. Dengan mengajak anak ke panti asuhan, terjun membantu korban bencana dapat menimbulkan rasa peduli sosial kepada anak terhadap orang lain.

Tanggung Jawab

Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara maupun Allah SWT. Upaya yang dapat dilakukan dalam menanamkan sikap tanggung jawab adalah dengan mengajak untuk selalu membereskan mainannya setelah dia bermain serta mengembalikan ke tempat asalnya. Selain itu merapikan tempat tidur juga merupakan upaya untuk mengajarkan anak akan sikap bertanggung jawab.

Pendidikan anak usia dini bisa juga dikatakan sebagai suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Ditulis oleh: Nina Yulaina, S.Ag., M.Pd.I

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 85 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis