Model Pembelajaran – Workshop ini diselenggarakan oleh e-Guru Id yang bertujuan untuk memfasilitasi guru-guru di seluruh Indonesia untuk lebih mengenal terkait dengan Kurikulum Prototipe. Kegiatan workshop akan dilaksanakan mulai tanggal 14 sampai dengan 18 februari 2022.
Wokshop yang berjudul “Model Pembelajaran SUPER Berbasis Ponsel untuk Mendukung Kurikulum Prototipe” ini akan disampaikan oleh Bapak Drs. Ferial, M.Pd.T selaku instruktur e-Guru Id. Ada banyak sekali fasilitas dan bonus yang bisa Anda dapatkan apabila mendaftar workshop ini.
Mengenal Tiga Karakteristik Utama Kurikulum Paradigma Baru
Kurikulum prototipe memiliki karakteristik utama dalam penerapan dan pengembangannya. Berikut tiga dari kerakteristik utama tersebut.
- Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter. Pengembangan tersebut meliputi iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas.
- Materi esensial sebagai fokus utama. Materi esendial dalam pembalajaran dimaksudkan agar ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Fleksibilitas bagi guru. Dalam hal ini guru dapat melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Sekilas tentang Pembelajaran di Kurikulum Prototipe
Terdapat beberapa komponen di kurikulum paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut komponen atau alur pembelajaran tersebut.
1. Capaian pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) sebagai pengganti dari KI dan KD pada kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu jabaran kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam hal ini tujuan pembelajaran dapat dilaksanakan dalam satu kegiatan atau lebih.
3. Alur tujuan pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis. Didesain menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.
4. Modul ajar
Modul ajar di kurikulum paradigma baru ini sebgai opsi perangkat ajar selain RPP. Definisi dari modul ajar itu sendiri merupakan sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematik dan menarik.
Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran. Didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan di dalam kelas.
Macam-Macam Model Pembelajaran di Kurikulum Prototipe
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran sangat penting dikuasai oleh guru agar pembelajaran dilaksanakan memiliki kesan menarik dan menyenangkan.
1. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis. Model pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pengajuan pertanyaan atau masalah
- Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
- Penyelidikan autentik
- Menghasilkan produk dan mempresentasikannya
- Berkolaborasi
Tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah diantaranya adalag membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan menjadi pembelajar yang mandiri.
2. Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata di dalam kelas untuk menghubungkan antara pengetahuan yang ada untuk diterapkan dalam kehidupan siswa.
Dengan CTL memungkinkan proses belajar mengajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajarannya dilakukan secara alamiah, sehingga memungkinkan peserta dapat mempraktekkan secara langsung materi yang dipelajarinya.
Beberapa karakteristik dalam model pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik
- Hendaknya embelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
- Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing).
- Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman (learning in a group).
- Desain pembelajaran emberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
- Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
- Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
- Terdapat sepuluh kata kunci pembelajaran CTL, yaitu: (a) kerja sama, (b) saling menunjang, (c) menyenangkan, tidak membosankan, (d) belajar dengan gairah, (e) pembelajaran terintegrasi, (f) menggunakan berbagai sumber, (g) siswa aktif, (h) sharing dengan teman, (i) siswa kritis, (j) dan guru kreatif.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan lebih bermakna kepada peserta didik. Project based learning ini dapat diterapkan di kurikulum prototipe karena pada kurikulum ini mengharuskan pembelajaran menggunakan model project based learning.
Terdapat beberapa karakteristik pada metode pembelajaran project based learning, antara lain adalah sebagai berikut.
- Centrality. Artinya proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
- Driving question. Difokuskan pada pertanyaan atau masalah-masalah yang mengarahkan peserta didik untuk mencari solusi dan konsep atau prinsip suatu ilmu pengetahuan yang sesuai.
- Constructive investigation. Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri. Disini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
- Autonomy. Project based learning bersifat student centered learning. Dalam hal ini peserta didik bertindak sebagai problem solver dari masalah yang akan dibahas.
- Realism. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi sebenarnya atau situasi nyata.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dikerjakan oleh peserta didik baik secara individu atau berkelompok yang tentunya dengan menggunakan fasilitas teknologi yang ada. Maka hendaknya metode pembelajaran project based learning berpusat kepada peserta didik dan melibatkan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
Oleh karena itu pemberian tugas dapat dilakukan secara deskripsi dengan menjadikan sebagai tokoh utama. Misalnya, sebagai ahli, sebagai atau juga bisa sebagai arsitek. Hal ini agar dapat menguatkan kesan belajar peserta didik dalam belajar berbasis proyek.
4. Model Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran active learning merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh. Peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya kedalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat dari model pembelajaran ini adalah :
- Membekali peserta didik dengan kecakapan (life skills and life competicy) yang sesuai dengan lingkungan hidup dan kebutuhan peserta didik.
- Membantu proses belajar peserta didik dan merangsang serta mendorong peserta didik untuk mandiri dalam melakukan sesuatu
- Mempersiapkan peserta didik untuk belajar bertanggungjawab, inisiatif, bekerjasama, dan pandangan sosial dalam masa depan.
Proses pengelolaan model ini adalah; (1) keterlibatan siswa, (2) hubungan antar materi dengan kehidupan nyata, dan (3) menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran ini bukan menekankan pada penyampaian informasi oleh pengajar, melainkan pada keterampilan pemikiran kritis dan analistis terhadap suatu topik. Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya mendengarkan secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
Peran Guru di Kurikulum Prototipe
Selain itu, pada kurikulum ini juga mengubah pendekatan pembelajaran yang pada K13 telah diberlakukan. Jika sebelumnya guru diharuskan hanya menggunakan pendekatan tematik, maka pada kurikulum 2022 guru dapat memilih pendekatan lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Hal ini kaitannya dengan konsep merdeka belajar dan prinsip fleksibelitas. Artinya guru memiliki kebebasan dan keleluasaan dalam memilih pendekatan pembelajaran dan menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pada suatu pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran merupakan salah satu hal penting utamanya didalam pembelajaran era digital seperti sekarang ini. Dengan begitu, tentunya guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merumuskan, menyusun, dan melaksanakan pembelajaran di kelas.
Persiapkan model pembelajaran yang cocok dan menarik sesuai dengan karakteristik kurikulum prototipe dan daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengikuti Workshop “Model Pembelajaran SUPER Berbasis Ponsel untuk Mendukung Kurikulum Prototipe”
Klik disini untuk mendaftar!
Klik disini untuk mendaftar!