Geliat Semangat Guru Indonesia di Era Pandemi Covid-19

- Editor

Jumat, 14 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Juli Sugianingsih, S.Pd.

Guru SDN Oro Oro Ombo, Kota Madiun

Masa pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi para pemangku pendidikan di Indonesia untuk tetap menjalankan proses pendidikan. Anak-anak Indonesia harus tetap mendapatkan pendidikan yang layak, walaupun dengan kondisi yang tidak lagi senyaman sebelum datangnya Covid-19.

Perubahan demi perubahan dalam dunia pendidikan saat ini menjadi bukti sejarah bahwa pendidikan di Indonesia akan tetap berjalan dengan bermacam-macam kendala yang menyertainya. Para guru menjadi satu sorotan yang paling sentral. Bagaimanapun, tanpa kiprah luar biasa dari para guru kita, pendidikan di Indonesia akan sangat terpuruk. Guru adalah ujung tombak pendidikan.  

Pandemi Covid-19 datang, tidak pernah terbayang, bahkan tidak pernah terpikirkan oleh semua orang termasuk kita kaum guru. Dan keberadaan Pandemi Covid-19 ini tidak pernah diketahui kapan berakhirnya.  

Dampaknya kepada seluruh peserta didik utamanya orang tua, yang dibuat kelimpungan. Karena dengan sistem pembelajaran PJJ, orang tua dipaksa mau tidak mau ikut mendampingi dan menjadi partner guru  di rumah bagi anak-anaknya. Belum lagi karena keterbatasan sarana prasarana hingga urusan pulsa internet yang akan  semakin menambah beban pengeluaran keluarga.

Kala awal masa pandemi Covid-19, PJJ dianggap sebagai solusi efektif untuk menekan dan memutus mata rantai persebaran virus Covid. Dan guru Indonesia  dituntut memutar otak untuk menyusun, merancang pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan—tanpa mengurangi esensi materi yang disajikan untuk mengurangi dampak lost learning .

Namun demikian, pandemi bagi guru memiliki hikmah atau sisi positif di mana secara keprofesionalnya diuji secara nyata, apakah  guru –guru akan terus bergerak berkembang meningkatkan kompetensinya ataukah hanya tampil seadanya dan menyerah pada keadaan yang ada. 

Semua itu berpulang  pada mindset pribadi. Jika  mereka para guru menjadikan profesinya sebagai panggilan jiwa tentunya keadaan pandemi akan menjadi suatu tantangan  untuk meningkatkan kompetensinya.  Maka  tak ayal, banyak dari guru yang berani menghadapi tantangan tersebut di masa pandemi ini mengikuti diklat- diklat online secara mandiri. Serta mengimplementasikan hasil wawasan dari diklat  ke dalam proses belajar mengajar  selama PJJ. 

Alhasil, yang diperoleh pun cukup signifikan. Walau dengan PJJ, namun para guru mampu menampilkan pembelajaran yang optimal  dan siswa sebagai peserta didik pun merasa puas dengan materi yang diberikan secara jarak jauh. 

Namun terkadang juga muncul gelombang aksi protes, terutama dari para orang tua  yang menilai PJJ  tidak memberikan dampak apapun bagi  putra-putri mereka. Bahkan PPJ dianggap sesuatu yang membebani ekonomi keluarga karena harus menganggarkan untuk pembelian pulsa. 

Sebetulnya pemerintah  melalui Kemendikbud sudah berupaya memberikan sarana pembelajaran online mulai dari bantuan pulsa paket internet, pengadaan akun Belajar.id, hingga ada beberapa pemerintah daerah kabupaten/kota  di Indonesia yang memberikan bantuan sarana berupa pinjaman laptop dan Wifi gratis. Semua itu adalah  merupakan bentuk kepedulian dan keseriusan pemerintah terhadap nasib pendidikan kita di masa pandemi.

Oleh sebab itu, pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, seorang guru harus mampu melaksanakan proses belajar-mengajar dengan cara yang baru. Dan seorang guru yang profesional juga harus selalu memiliki kemampuan mengembangkan dirinya secara konsisten dan berkelanjutan. 

Menjadi seorang guru saat ini ini diharuskan mempunyai komitmen untuk selalu menciptakan pengajaran yang berkualitas, adaptif dan solutif. Sehingga seorang guru yang hebat, pada kondisi apapun selalu mampu merespon perubahan-perubahan dan pengetahuan terkini serta menggabungkan ide-ide baru. 

Seorang guru pada masa pandemi seperti sekarang ini, harus ekstra memutar ide-ide kreatif. Tak  jarang pula guru harus rela datang langsung ke rumah para siswanya dengan alasan tertentu. Ini adalah salah satu tanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak Indonesia ke depan pintu gerbang cita dan mimpinya.

Jika kita perhatikan, sungguh luar biasa perjuangan guru-guru kita di tengah pandemi Covid-19 ini. Dengan sigap mereka menciptakan suasana belajar yang baru, terlebih lagi bagi guru yang berada dalam lingkup pendidikan anak usia dini. Pasalnya, masa-masa anak prasekolah sangat krusial di mana harus selalu mendapatkan stimulasi agar pertumbuhan dan perkembangan mereka dapat berjalan sesuai dengan tahapan usianya.

Kami para guru anak usia dini, dibantu oleh orang tua diharuskan untuk belajar lebih banyak lagi, terutama dalam hal menciptakan strategi pembelajaran melalui kelas online. 

Saya sendiri sudah pernah mencoba menerapkan belajar online dengan berbagai aplikasi. Awalnya saya menggunakan aplikasi WhatsApp (WA), namun setelah beberapa minggu proses belajar mengajar berjalan, kami mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Anak mudah sekali bosan, jika hanya diberikan tugas-tugas saja dan ujung-ujungnya yang mengerjakan adalah ibu atau ayah dari anak.

Setelah itu saya beralih ke aplikasi Zoom, Google Meet hingga layanan LMS seperti Ruang Kelas, Google Classroom  dengan memberikan materi belajar yang lebih menyenangkan bagi anak-anak di dalam proses pembelajaran. Kami para guru menghadirkan satu materi mendongeng sebagai materi literasi pembuka pembelajaran  dengan diselingi nyanyian dan games menarik seperti menggunakan platform Kahoot,Quizizz, dan game ciptaan guru melalui bantuan APK  baik AS 3, Smart App Creator hingga Quick Ninja. 

Terbukti anak-anak sangat tertarik dengan cara seperti ini, semangat para guru ditangkap dengan sangat cepat dan tepat oleh anak-anak. Sehingga hari demi hari anak-anak merasa penasaran untuk pelajaran selanjutnya yang akan diberikan oleh guru.

Itulah  segelintir kisah dan geliat semangat guru Indonesia di masa pandemi.  Untunglah saat ini pemerintah sudah memperbolehkan pembelajaran tatap muka terbatas  walau dengan model shift  untuk daerah–daerah tertentu. Walaupun sebentar, minimal bisa mengobati rasa kangen  dengan peserta didik dan juga dapat melakukan interaksi langsung tanpa melewati  tatap maya.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru