Fikri Faturrahman: Guru BK Juara 2 Penulis Esai Nasional

- Editor

Selasa, 15 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebenarnya tidak pernah terpikirkan oleh Fikri Faturrahman sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mengikuti perlombaan menulis esai nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia. Namun kemudian, dengan berbagai keterbatasan, guru yang bertugas di SMP Darul Hikam tersebut mampu meraih juara kedua. 

Saat itu tiba-tiba saja melalui sebuah grup di aplikasi perpesanan WhatsApp, guru yang akrab disapa dengan panggilan Pak Fikri tersebut mendapat informasi Perlombaan Esai Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia. Esai yang dibuat harus dapat menjawab persoalan bimbingan dan konseling di sekolah. 

“Awalnya sama sekali tidak tertarik. Namun sekitar tiga hari jelang deadline pengumpulan esai, saya tergerak untuk ikut meskipun kemampuan menulis saya tidak begitu baik,” ujar guru berusia 28 tahun tersebut. 

“Esai baru selesai beberapa menit sebelum deadline tiba. Tidak ada ekspektasi lolos atau menjadi finalis saat itu. Saya tidak menyangka, satu minggu sebelum acara presentasi finalis dimulai, ada email masuk dari Universitas Indonesia. Lalu, saya kaget sekali dan senang juga karena ternyata email yang masuk itu adalah undangan sebagai finalis esai,” ia mengisahkan. 

Seketika itu juga, ia langsung berangkat ke Universitas Indonesia dengan persiapan presentasi yang cukup terbatas. Terdapat tujuh finalis, dan semuanya tentu saja memiliki kualitas yang baik. 

“Jujur, saya insecure saat itu. Tidak pernah terpikirkan untuk bisa bersaing dengan guru-guru yang punya ide brilian. Sedang ide saya, saya anggap biasa saja,” sebutnya. 

“Saat presentasi tiba, saya grogi. Banyak yang memang tidak sesuai ekspektasi. Tapi semuanya dapat tersampaikan. Ada hal yang sangat berkesan bagi saya sampai dengan saat ini, yaitu komentar dari Ibu Dr. Ratna (Dosen Psikologi UI) yang menyatakan bahwa senang dengan ide saya karena mengangkat isu bullying dan beliau memberikan banyak masukan. Jujur seneng banget, dan ternyata hal itu yang mengantarkan saya menjadi Juara 2 Lomba Esai Nasional di Universitas Indonesia,” paparnya. 

Buka hanya soal menjadi pemenang lomba menulis esai yang tidak ada di dalam bayangan Fikri Faturrahman. Menjadi guru pun, sebenarnya tidak pernah ada di dalam daftar cita-citanya. 

Sejak kecil, Fikri sebenarnya ingin menjadi seorang pemain sepakbola profesional. Namun orang tua tidak pernah mendukung keinginannya tersebut. 

Ketika beranjak usia SMP dan SMA, Fikri mulai aktif mengasah potensi bermain alat musik, sampai membuat band musik. Ia sempat mengikuti berbagai perlombaan dari panggung ke panggung. Sampai muncul keinginan untuk menjadi musisi profesional. Namun, lagi-lagi orang tua tidak menyetujuinya karena saat itu musisi dianggap sebagai profesi yang kurang menjanjikan.

Ketika lulus SMA, pria kelahiran di Bandung tersebut ingin langsung bekerja dan sempat melamar ke pabrik kertas di Kabupaten Bandung. Namun kemudian ada saudara yang menginginkannya untuk kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia. 

Sebagai Sarjana Bimbingan dan Konseling, akhirnya Fikri Faturrahman pun terjun ke dunia pendidikan. Selain menjadi guru di sekolah, ayah satu anak ini saat ini sering membuat konten edukasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan-bimbingan dan konseling. Di samping itu juga aktif di Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Koordinator Tim Program Parenting Digital Kanggo Warga dan Pokja Bunda PAUD Kota Bandung. 

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud

Berita Terkait

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza
Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat
Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya
Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa
Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN
Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Sederhana
Supar: Anak Perbatasan yang Sukses Wujudkan Impian Jadi Guru
Perjalanan Umroh yang Penuh Magis 
Berita ini 23 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 Maret 2024 - 11:34 WIB

Di Tengah Peperangan, Begini Cara Guru Palestina Tetap Mengajar Anak-anak Gaza

Minggu, 20 Agustus 2023 - 21:20 WIB

Berpuluh Tahun Mengajar, Damin Dikenang sebagai Pahlawan yang Tinggalkan Jejak di Hati Masyarakat

Minggu, 2 Juli 2023 - 22:08 WIB

Mengesankan, Guru Asal Wonogiri Fasih Bahasa Inggris hingga Viral Karena Konten Uniknya

Selasa, 6 Juni 2023 - 19:26 WIB

Kisah Kepala Sekolah Muda Asal Semarang Memik Nor Fadilah: Tumbuhkan Kepemimpinan Melalui Kedekatan dengan Siswa

Senin, 5 Juni 2023 - 19:30 WIB

Perjuangan Ana Rahmawati, Guru Asal Pati yang Mengajar Penuh Dedikasi Sembari Menanti Keputusan Penempatan ASN

Sabtu, 22 April 2023 - 18:53 WIB

Merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan Sederhana

Jumat, 21 April 2023 - 14:05 WIB

Supar: Anak Perbatasan yang Sukses Wujudkan Impian Jadi Guru

Jumat, 21 April 2023 - 13:40 WIB

Perjalanan Umroh yang Penuh Magis 

Berita Terbaru