Fakta Sekolah – Fakta Sekolah di Indonesia tidak jauh dari bagaimana diterapkan secara menyeluruh secara berbeda-beda menurut perkembangan zaman yang ada. Sekolah merupakan lembaga yang dirancang, dibuat, dan disiapkan untuk memberikan pengajaran pada siswa atau peserta didik di bawah pengawasan guru. Hal ini tentu menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan, tidak berbeda dengan Sekolah di Indonesia.
Di seluruh dunia, berbagai macam aturan diberikan untuk membuat tatanan pembelajaran sesuai dengan keadaan yang diharapkan. Keadaan yang diharapkan tersebut kemudian akan disebut sebagai Tujuan Pembelajaran yang akan diterapkan oleh pendidik di kelas dalam melaksanakan penyampaian materi sekaligus memberikan penugasan berkaitan dengan materi yang dimaksud.
Suasana belajar yang menyenangkan merupakan salah satu sarana yang baik untuk siswa dalam mengikuti pembelajaran atau mengenyam pendidikan formal di sekolah. Selain itu, perkembangan teknologi seperti sekarang ini juga memberikan perubahan pada banyak bidang dalam pendidikan. Baik dari cara berpikir, penerapan pembelajaran, media penyampai materi, sistem penilaian, hingga kurikulum panduan pelaksanaan.
Tentu masih ada banyak hal yang masih belum berubah, apalagi pada sekolah yang masih berlokasi di kecamatan atau desa. Hal ini karena aksesnya tidak semaju dengan sekolah di lingkungan perkotaan/provinsi.
Dalam hal baik yang perlu diapresiasi, maupun hal yang kurang baik untuk kemudian dievaluasi menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Demikian agar tercipta kebiasaan baik dalam lingkungan pembelajaran di Indonesia.
Beberapa kebiasaan yang menjadi Fakta Sekolah yang mungkin “sangat biasa” terjadi di masyarakat terutama di lingkungan pendidikan dan tentu perlu dievaluasi, yaitu:
- Guru olahraga sering melakukan toxic masculinity, public shaming, hingga kekerasan fisik
Mata pelajaran olahraga (penjaskes) merupakan salah satu pelajaran paling harus dievaluasi, meskipun tidak seluruhnya. Tapi biasanya murid yang tidak bisa olahraga ditertawakan, ada juga yang langsung main “fisik”, me-nomor satukan anak emasnya, mau ambil yang sudah bisa saja. Padahal sama-sama ingin bisa.
- Guru matematika cenderung galak dan killer
Sudah sejak dahulu matematika menjadi salah satu pelajaran yang “ingin cepat selesai” oleh siswa. Namun, selain pelajarannya yang memusingkan ternyata gurunya juga terkenal killer.
Mungkin karena ini adalah pelajaran konkrit, hanya memiliki jawaban satu saja maka siswa yang menjawab menggunakan cara lain akan dicap salah. Atau beberapa siswa yang kesulitan akan dicap “pemalas”, akhirnya jadi beneran pemalas karena tidak disupport guru sendiri.
- Guru SD terbiasa kurang wawasan dan jarang bisa menyikapi siswa cerdas serta berwawasan luas
Kebanyakan guru SD mengajarkan materi hanya berpatokan pada text book saja, bahkan tidak jarang menggunakan materi lama yang mungkin sudah usang. Tidak ada pembaruan sehingga jika ada siswa yang “lebih dalam” pemahamannya, sang guru akan bingung bagaimana menganggapinya, bahkan tidak diperhatikan potensi yang ada pada siswa tersebut.
- Menomor -satukan NILAI DAN RANKING
Pendidikan di Indonesia, terutama di lingkungan pedesaan atau kecamatan. Berada diatas siswa lain dengan predikat yang “lebih baik” selalu memberikan kepuasan, padahal seharusnya membaca lebih penting, berilmu lebih penting, dan menguasai sistem materinya sangat penting.
Halaman Selanjutnya
Cara menyikapi siswa cerdas dalam akademik maupun non akademik
Halaman : 1 2 Selanjutnya