Penerapan nilai-nilai etika dalam proses belajar mengajar merupakan tatanan yang paling penting untuk pembentukan karakter siswa agar dapat menghormati orang lain dalam situasi apapun. Kurangnya pendidikan etika baik di sekolah maupun di luar sekolah akan membuat siswa tidak akan tahu bagaimana menghormati orang lain dalam berkomunikasi.
Etika dan moral dalam pembelajaran perlu diterapkan baik untuk peserta didik maupun oleh guru. Dengan adanya etika dan moral dalam pembelajaran, kita dapat menghargai nilai-nilai kemanusiaan, lebih santun, adil dalam bersikap dan bertindak. Kita lebih menghargai karya dan kemampuan orang lain, kita lebih bertanggung jawab terhadap bidang ilmu yang diampu sehingga dapat meningkatkan profesionalitas.
Pengetahuan kita terhadap pemilihan sikap dalam proses belajar mengajar sangat menentukan hasil dari pendidikan. Seorang peserta didik yang beretika akan berbeda dengan peserta didik yang tidak memperhatikan ketentuan dalam proses belajar mengajar.
Etika pendidikan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dalam bersikap dan bertingkah laku yang harus dilaksanakan baik oleh peserta didik maupun oleh guru dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Dengan adanya etika belajar akan tercipta suatu sikap dan tindakan yang baik.
Dalam proses pembelajaran antara peserta didik dan guru sudah pasti akan saling berkomunikasi dan berinteraksi. Karena itu, peserta didik harus menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral ketika melakukan interaksi dengan gurunya. Peserta didik harus berperilaku sopan terhadap guru baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku.
Jika diperhatikan, fenomena akhir-akhir ini terkait dengan sikap dan perilaku peserta didik terhadap gurunya memang memprihatinkan. Banyak peserta didik tidak menaruh hormat kepada gurunya bahkan ada sebagian dari peserta didik tidak mengenal siapa gurunya. Seorang guru dikenal oleh peserta didik ketika dibutuhkan dan diinginkan sesuai keinginannya. Sehingga peserta didik tidak lagi menghormati gurunya.
Adapun guru atau pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Ada istilah dalam bahasa Jawa bahwa Guru memiliki makna “digugu dan ditiru” sehingga peran guru dalam proses belajar mengajar mempengaruhi etika dan moral peserta didik. Seorang guru akan menjadi sumber ilmu sekaligus teladan bagi peserta didik. Peserta didik akan belajar apa yang telah diberikan oleh gurunya. Oleh sebab itu, seorang guru harus berhati-hati dalam bertutur kata maupun berperilaku, karena semuanya akan ditiru oleh peserta didiknya. Maka dari itu sebaiknya seorang guru memiliki etika dan moral yang baik dalam melaksanakan tugasnya.
Penanaman Etika dalam Pembelajaran Daring
Sementara itu, pengajaran saat ini dilakukan dengan sistem daring. Pembelajaran daring atau dikenal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), selain menuntut guru untuk berkembang sesuai dengan perkembangan zaman pada masa sekarang ini, juga harus menyeimbangkan mengajarkan pendidikan etika dan moral. Ini memang menjadi tantangan tersendiri karena guru tidak menghadapi siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan etika akan lebih mudah jika pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. Namun demikian, penanaman nilai etika tetap dapat diupayakan. Dari Pembelajaran Jarak Jauh, etika peserta didik dapat dilihat ketika peserta didik tepat waktu dalam mengikuti pembelajaran meskipun sistem pembelajaran ini dikerjakan di rumah. Apakah peserta didik menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam kegiatan pembelajaran juga bisa digunakan sebagai tolak ukur nilai etika. Lalu apakah peserta didik berpenampilan rapi dan sopan apabila melakukan tatap muka virtual juga bisa menjadi penilaian.
Nilai-nilai etika sangat diperlukan dalam pendidikan terutama dalam pembelajaran daring pada era pandemi ini. Sehingga antara peserta didik dan guru terjalin komunikasi dengan baik, sopan, dan tentunya menghormati satu sama lain.
Ditulis oleh:
EKA SRI NIDAYANTI, S.Pd
(Guru di SMK N 1 Kedungwuni)