Dinamika Pembelajaran di SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo pada Masa Pandemi Covid-19

- Editor

Sabtu, 13 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Sunarwi, S.Ag.

(Guru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo)

 

Dampak dari wabah virus Covid-19 menjadikan semua aktivitas di berbagai sektor mengalami perubahan. Bahkan dunia pendidikan yang merupakan sektor penting untuk mempersiapkan generasi-generasi penerus bangsa juga terkena dampaknya.

Sebagai pendidik menghadapi cobaan pandemi ini tentu bukan perkara yang mudah. Meskipun sulit, pendidik tetap harus mengajarkan nilai-nilai keteladanan, budi pekerti pada peserta didik, ataupun mengajarkan teori dan praktik materi-materi pembelajaran. 

Sementara itu, pemerintah menyarankan semua masyarakat untuk melakukan semua aktivitas dari rumah atau Work from Home (WFH). Hal tersebut dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus Covid-19. Dan sekolah-sekolah juga diminta untuk melakukan pembelajaran melalui sistem jarak jauh atau daring.  

Untuk melakukan pembelajaran secara daring tersebut membutuhkan alat ataupun perangkat elektronik seperti telepon pintar atau laptop. Hal semacam ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh sekolah kami, SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo. Pasalnya sebelumnya memberlakukan aturan kepada siswa dilarang menggunakan handphone ketika proses pembelajaran berlangsung.

Dan pembelajaran pada masa pandemi ini sangat berpengaruh terhadap guru, siswa, dan orang tua. Karena dalam menghadapi kondisi yang tak terduga seperti ini, sebelumnya tidak ada pelatihan atau persiapan sama sekali.  Guru dan siswa dipaksa untuk mau tidak mau harus bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara online.

Banyak sekali kendala-kendala yang harus dihadapi di sekolah kami SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo ketika melaksanakan pembelajaran secara online. Pertama, tidak semua siswa memiliki gawai atau handphone. Ya, meskipun saat ini dikenal dengan era digital namun tidak semua siswa kami memiliki alat tersebut. 

Hal tersebut disebabkan karena faktor ekonomi orang tua siswa, di mana mayoritas latar belakang siswa di SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo berasal dari keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua siswa adalah buruh tani. 

Namun demikian, ketika diberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan peserta didik memiliki gawai, terdapat sejumlah orang tua tetap berusaha untuk membelikan handphone melalui berbagai cara agar anaknya tetap bisa belajar. Mereka juga berusaha sekuat tenaga harus menyediakan uang untuk membeli paket data internet. 

Kendala yang kedua adalah faktor sinyal atau jaringan internet karena letak geografis SMP Negeri 3 Satu Atap Sambirejo berada di kawasan pegunungan dan di pelosok desa. Sehingga banyak siswa yang ketika mengikuti proses pembelajaran jarak jauh harus mencari sinyal ke tempat-tempat yang terdapat jaringan memadai; ada yang di kantor desa, dekat tanah lapang, atau bahkan di pinggir sawah.

Kendala ketiga adalah rendahnya kemampuan dalam penggunaan teknologi baik dari kalangan siswa, orang tua, dan sebagian guru. Di awal-awal pembelajaran daring banyak siswa maupun orang tua mengeluhkan bagaimana membuat akun, masuk grup Google Classroom, cara gabung grup Whatsapp, dan lain sebagainya. Ini yang membuat para guru harus bekerja keras dalam memberikan pengetahuan tentang pemakaian gawai tersebut. 

Dengan adanya kendala-kendala di atas maka pihak sekolah berusaha memberikan solusi agar proses pembelajaran tetap bisa berjalan meskipun melalui daring, di antaranya bagi siswa yang tidak mampu membeli handphone bisa datang ke sekolahan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Kemudian belajar menggunakan laptop atau handphone milik Bapak/Ibu guru. 

Lalu bagi siswa yang tidak bisa menggunakan gawai dalam proses pembelajaran daring, guru tetap memberikan pembelajaran dengan berbasis kertas. 

Meskipun banyak kendala dan berbagai persoalan yang berkaitan dengan sistem pembelajaran daring, akan tetapi kondisi seperti ini juga membawa hikmah dan manfaat. Pendidik dan peserta didik ataupun orang tua menjadi lebih mengenal teknologi dalam kegiatan proses belajar mengajar. 

Dan sebagai seorang muslim, kita harus memperkuat keyakinan bahwa apa yang terjadi semua atas kehendak Allah SWT. Dan jika Allah sudah berkehendak, maka terjadilah.  

Dalam kitab suci al-Qur’an disebutkan di surat Yasin ayat 82: “Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu.”

Ayo, temukan seminar atau diklat secara gratis yang dapat meningkatkan kompetensi guru dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis