Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai akibat pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup berarti bagi semua siswa sekolah, tak terkecuali bagi siswa SMP.
PJJ sudah terlaksana selama lebih dari satu tahun. Sebenarnya kita semua berharap pandemi ini segera berakhir dan virus Covid-19 segera punah. Namun, pada kenyataanya sampai saat ini masih banyak yang terpapar, bahkan ada varian virus baru yang bermutasi dan lebih cepat penularannya.
Agar pembelajaran tidak vakum dan siswa tetap bisa beraktivitas belajar, Kemendikbud mengambil keputusan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh atau yang lebih populer dengan istilah pembelajaran daring.
Untuk mengikuti PJJ dengan baik pasti dibutuhkan sarana prasarana teknologi yang memadai seperti Handphone, tablet, laptop ataupun komputer. Sedangkan aplikasi yang dapat digunakan di antaranya grup WhatsApp, Google Classroom, Google Meet, Zoom, dll.
PJJ yang merupakan kebiasaan baru pasti sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini menimbulkan dampak baik positif maupun negatif bagi masyarakat, khususnya siswa dan orang tua.
Dampak Positif
Sejauh pengamatan terhadap siswa dan informasi yang disampaikan orang tua serta kepada sekolah, berikut ini dampak positif dari pelaksanaan PJJ:
- Siswa menjadi lebih dekat dengan orang tua dan keluarga karena lebih banyak waktu berada di rumah. Kebersamaan ini bisa berupa kegiatan belajar, makan bersama, bermain, melaksanakan ibadah, atau sekedar duduk-duduk bercengkrama bersama.
- Siswa bersama keluarga menjadi lebih kreatif, yang terwujud dalam kegiatan kreativitas misalnya berkebun, memasak, atau membuat hasta karya.
- Siswa yang mandiri akan semakin mandiri baik dalam belajar maupun aktivitas lainnya.
- Siswa yang kreatif akan semakin kreatif dalam belajar, misalnya dalam menggunakan teknologi yang ada.
Dampak Negatif
Sedangkan dampak negatif bagi siswa akibat pelaksanaan PJJ antara lain:
- Siswa yang tidak atau kurang disiplin akan semakin malas, misalnya menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, berpakaian tidak rapi, melaksanakan aktivitas harian dengan sangat santai atau bahkan bermalas-malasan. Mereka beranggapan pembelajaran jarak jauh tidak dipantau oleh guru.
- Kebiasaan diri yang tidak teratur, misalnya makan, tidur, bersih diri dan lingkungan.
- Kesulitan belajar dan tidak segera mendapatkan solusi. Berbeda dengan saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di mana siswa dapat secara langsung bertanya kepada teman atau gurunya.
- Kebiasaan mengakses situs internet yang kurang terkontrol dengan alasan mengerjakan tugas atau mencari materi pembelajaran.
- Suasana psikologis yang semakin memburuk (stres) karena bosan berada di dalam rumah terus- menerus. Ada juga keluhan siswa sering dimarahi orang tua karena menghabiskan kuota internet. Hal ini bisa terjadi sebagai imbas ekonomi keluarga yang terdampak pandemi Covid-19.
Kurang lebih seperti itulah dampak yang terjadi pada kehidupan siswa tingkat SMP akibat pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ditulis oleh: Dra. Veronica Mujilah