Saat ini virus Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Sejak ditemukannya konfirmasi positif di Indonesia pada tanggal 02 Maret 2020, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah preventif dan kuratif untuk mengatasi pandemi. Puncaknya adalah menetapkan kondisi darurat dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Implikasi atas keputusan tersebut adalah pembelajaran anak didik yang selama ini dilaksanakan di Sekolah dengan cara tatap muka, tidak lagi dilaksanakan di sekolah untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.
Meski demikian, masyarakat tetap berhak mendapatkan layanan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan asasi tiap individu. Sebagai alternatif atas kondisi ini, sekolah melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media elektronik dengan cara pembelajaran jarak jauh (daring).
Media elektronik adalah sarana media massa yang menggunakan alat-alat elektronik modern seperti televisi, radio, komputer, ponsel, maupun internet. Secara sederhana pengertian media elektronik adalah segala informasi atau data yang dibuat, di distribusikan, dan diakses dalam bentuk elektronik.
Di samping media komunikasi yang telah terlebih dahulu akrab dan diterima khalayak seperti media cetak, media online kini telah menjadi salah satu media komunikasi yang mulai mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Keberadaannya juga mulai menjadi favorit bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pada zaman ini berbagai informasi di berbagai belahan dunia dapat diketahui dengan cepat dan mudah berkat kemajuan teknologi. Anak-anak pun sudah banyak yang mulai aktif menggunakan media elektronik seperti telepon genggam (HP), televisi, komputer, dan internet. Berbagai alat elektronik tersebut digunakan sebagai media hiburan bagi mereka baik untuk menonton film ataupun bermain game.
Memang kebiasaan tersebut dapat berdampak negatif, tapi tidak selamanya memberikan dampak negatif pada anak. Media elektronik juga dapat memberikan hal positif pada anak. Tinggal bagaimana kita dapat menggunakan media elektronik tersebut dengan bijak sehingga memberikan dapat manfaat.
Penggunaan Media Elektronik dalam Pendidikan
Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini juga mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai guru, kita bisa menggunakan media elektronik sebagai media pembelajaran mengingat sekarang anak lebih suka dan aktif menggunakan media tersebut. Pengaruh ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai sistem pembelajaran berbasis media (media-based learning) yang menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya.
Saat ini pun, tingkat SD bahkan TK dan PAUD sudah menggunakan model pembelajaran media-based learning, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Media yang dirancang dan dipilih dengan tepat, dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif. Melalui media elektronik juga proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, tidak tergantung pada keberadaan seorang guru karena bisa dilakukan secara daring.
Para pakar menilai jika penggunaan gadget memang bisa menjadi alternatif praktis. Tetapi juga dinilai kurang efektif jika ditelusuri dampak positif dan negatifnya.
Dampak positif dari penggunaan gadget adalah salah satunya dapat membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak. Fungsi adaptif adalah kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman. Jika perkembangan zaman sekarang muncul gadget, maka anak pun harus tahu cara menggunakannya.
Gadget juga dapat menambah pengetahuan anak. Dengan menggunakan gadget yang berteknologi canggih, anak-anak dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi dan juga mengenai tugas mereka di sekolah.
Namun demikian penggunaan gadget untuk pembelajaran juga memiliki nilai negatifnya apabila tidak ada pengawasan atau pendampingan orang tuanya.
Bagi anak, tentu saja mereka memiliki hasrat bermain yang lebih besar daripada belajar. Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan anak karena hal tersebut memang intuisi dari anak. Maka dengan selalu tersedianya gadget, anak yang diharapkan dapat belajar melalui gadget akan beralih ke permainan-permainan. Dan jika anak sudah keasyikan bermain, maka akan lupa dengan belajarnya. Apalagi jika anak memakai gadget tanpa pengawasan orang tua.
Sebagai kesimpulan di akhir tulisan ini, mari kita ambil hal-hal yang positif saja di saat pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena ini adalah peluang dalam dunia pendidikan baik pemanfaat teknologi untuk pendidikan maupun untuk mengetahui betapa pentingnya keterlibatan orangtua sebagai pendamping siswa mendidik.
Harapannya, pasca pandemi Covid-19 ini, kita semua baik pendidik , siswa, maupun orang tua siswa serta pemangku pendidikan akan menjadi terbiasa dengan sistem ini sebagai budaya pembelajaran dalam pendidikan.
Ditulis oleh Goris Turman, S.Pd.I. , Guru MI Salafiyah Candigugur