Dampak Pandemi Covid-19 pada Pembelajaran Siswa Sekolah

- Editor

Minggu, 3 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hampir kurang lebih dua tahun ini Covid-19 berlangsung di Indonesia. Sehingga,  pemerintah menetapkan peraturan bahwa setiap orang wajib melakukan 3 M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak). Hal ini dilakukan untuk memutus rantai pandemi Covid-19 yang sangat mematikan. 

Pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia. Berbagai upaya telah dilakukan agar masa pandemi segera berakhir karena pandemi menghancurkan seluruh sektor kehidupan, salah satunya sektor pendidikan.

Ditinjau secara umum, pandemi covid-19 memang banyak menimbulkan ancaman bagi pendidikan, namun selain itu juga dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga potensi yang negatif dapat dipandang sebagai peluang untuk memajukan  pendidikan.

Faktanya, pandemi Covid-19 telah mengubah dunia pendidikan mulai dari proses pembelajaran, di mana biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka, namun sejak pandemi berubah menjadi belajar daring atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Guru, siswa dan orang tua dituntut untuk bisa menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan aktif walaupun dilaksanakan dari rumah masing-masing.

Pandemi Covid-19 harus diakui telah menimbulkan dampak negatif juga dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sisi positifnya adalah dapat memotivasi untuk terus mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju. 

Pertama, karena pandemi membuat bermunculan aplikasi pembelajaran online yang variatif. Sehingga menjadikan pembelajaran lebih efektif. Aplikasi pembelajaran online dikembangkan dengan menyediakan fitur-fitur yang memudahkan pembelajaran online seperti yang terdapat pada Google Classroom, Zoom Meeting, Google Meet, Microsoft Teams, dan lainnya.

Kedua, kursus online gratis  mulai berkembang di tengah pandemi Covid-19. Banyak lembaga bimbingan belajar menyediakan kursus online gratis atau beberapa dengan harga diskon. Seperti yang diterapkan oleh Ruang Guru, Zenius, Ruang Belajar, Quipper, Kelas Kami dan lainnya.

Ketiga, kolaborasi orang tua dan guru dapat terjalin. Selama pandemi ini, para pelajar tentunya akan menghabiskan waktunya untuk belajar di rumah. Di mana hal ini membutuhkan kolaborasi inovatif antara orang tua dan guru agar siswa dapat terus belajar online secara efektif. Selain itu, kolaborasi inovatif dapat mengatasi berbagai keluhan selama pembelajaran online. Hal tersebut akan berdampak positif bagi dunia pendidikan baik saat ini maupun yang akan datang.

Keempat, guru harus paham teknologi karena proses pembelajaran di tengah pandemi harus dilakukan melalui metode online. Sehingga penggunaan perangkat teknologi sangat dibutuhkan. Selama pandemi ini, banyak dilakukan pelatihan bagi para guru dengan tujuan memberikan pembinaan guna menentukan metode pembelajaran yang bisa diterapkan pada saat pandemi, yang tentunya berbasis teknologi.

Kelima, akibat pandemi Covid-19 banyak sekolah ditutup. Sehingga menjadi kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan ilmu di tengah-tengah keluarganya. Baik itu sekedar membuka diskusi kecil atau dengan mengajarkan ilmu yang didapat kepada keluarga. Hal ini berperan penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu ilmu melalui penerapan langsung. Ilmu yang diterapkan secara langsung akan berpengaruh tidak hanya bagi yang mengaplikasikannya tetapi juga bagi yang menerimanya.

Keenam, internet menjadi sumber informasi yang positif. Sebab apabila proses pembelajaran dilakukan pada saat kondisi normal menggunakan buku cetak sebagai sumber belajar utama, maka dalam proses pembelajaran online internet merupakan sumber informasi yang dapat digunakan. Hal itu membuat internet tidak  hanya digunakan oleh siswa sebagai sarana hiburan atau bermain media sosial, tetapi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pelajaran yang diajarkan. Seperti mengakses buku digital, video pembelajaran dan lain sebagainya. Meski begitu, tentunya hal ini tetap harus mendapat pendampingan baik dari guru maupun orang tua siswa, agar siswa tidak salah dalam mendapatkan informasi dan terhindar dari hoax.

Ketujuh, Pandemi Covid-19 yang berujung pada penutupan sekolah membuat penerapan pembelajaran daring berbasis teknologi. Hal ini tentunya menuntut institusi pendidikan, guru, siswa bahkan orang tua untuk melek teknologi. Ini sangat bagus untuk mempercepat transformasi teknologi pendidikan di negeri ini. Dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan sejalan dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus berkembang.

Kedelapan, orang tua dapat secara langsung mengawasi anak, karena setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. 

Dampak Negatif

Pandemi Covid-19 selain berdampak positif juga berdampak negatif, ada juga beberapa dampak negatif yang didapatkan saat pandemi ini. Seperti risiko penambahan minus pada mata pada siswa dikarenakan terlalu lama menatap layar laptop atau komputer, tidak optimal mengerjakan tugas, dan beberapa hal merugikan lain. 

Untuk sebagian orang yang tinggal di pinggiran kota ataupun di pelosok desa dengan jangkauan internet yang kurang memadai, mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan sinyal. Biasanya, mereka harus pergi ke suatu titik agar bisa mendapatkan sinyal. Setiap hari, dia harus pergi ke sawah untuk mencari sinyal agar bisa mengikuti pembelajaran secara daring. Tidak jarang koneksinya terputus di tengah pelajaran yang sedang berlangsung.

Pembelajaran secara daring harus menggunakan kuota internet yang tidak semua orang mampu untuk membelinya. Walau pemerintah telah memberikan kuota gratis kepada seluruh pelajar di Indonesia, nyatanya kuota tersebut tidak dibagikan secara merata dan masih banyak pelajar yang tidak mendapatkan kuota gratis tersebut.

Ada juga pelajar yang bahkan tidak memiliki smartphone untuk mengikuti pelajaran secara daring. Buntutnya, dia mau tidak mau harus pergi kerumah tetangga atau sanak saudara untuk meminjam smartphone.

Belajar secara daring juga bisa jadi kurang efektif, karena bisa saja murid tidak memperhatikan materi yang sedang dijelaskan. Bahkan, tidak jarang mereka tertidur pada saat pelajaran sedang berlangsung. Dengan begitu, mereka jadi kurang memahami materi yang diberikan oleh guru atau dosen.

Dalam pembelajaran daring juga memungkinkan kurangnya penekanan nilai-nilai moralitas pada saat pembelajaran serta kurangnya interaksi dan perhatian orang tua dalam mengawasi perkembangan anaknya. Pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka siswa ditanamkan nilai-nilai moralitas seperti bersalaman atau mengucapkan salam ketika bertemu guru, menghormati guru atau orang yang lebih tua, disiplin akan waktu baik saat berangkat sekolah maupun pada saat jam pembelajaran, tanggung jawab terhadap perilaku yang dilakukan siswa, saling menghargai pendapat teman ketika sedang berdiskusi dan sebagainya. 

Dalam pelaksanaan penanaman moralitas pada saat pembelajaran daring mungkin tidak bisa seefektif pada saat pembelajaran tatap muka, akan banyak hal kendala yang akan dihadapi terutama pada pelaksanaan praktiknya secara langsung. 

Pembelajaran daring juga membuat siswa cenderung mempunyai kebebasan dan kesempatan untuk tidak disiplin mengikuti pembelajaran, seperti pada saat menggunakan platform online siswa terkadang telat bergabung atau tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran. Namun hal ini kadang tidak dapat dihindari dikarenakan kemungkinan besar terkendala oleh jaringan internet, kuota habis, dan lainnya. 

Belum lagi pada saat pelaksanaan ujian yang tidak diawasi secara langsung, akibatnya akan banyak kesempatan bagi siswa dalam melakukan kecurangan dengan berbagai alasan, seperti mengambil jawaban dari internet atau mencontek temannya dan lain sebagainya. Jika nilai-nilai moralitas tidak diterapkan secara optimal pada proses kegiatan pembelajaran daring dikhawatirkan dapat mengubah tingkah laku siswa dan siswa akan terbiasa untuk melakukan tindakan tersebut. 

Meskipun ada dua sisi dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini, sebaiknya kita mengambil manfaat positifnya. Misalnya, kita bisa mendapat tambahan waktu karena tidak harus melakukan perjalanan ke sekolah, maka bisa kita manfaatkan tambahan waktu itu untuk menambah waktu belajar. 

Ditulis oleh Guning Srinanik, S.Pd

 

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru