Oleh Poninten, S.Pd.
Guru di SD Negeri 2 Keden, Pedan, Klaten, Jawa Tengah
Menjelang awal tahun 2020 muncul penemuan dari Hubei China yaitu virus Covid-19 yang sangat mengancam kelangsungan hidup manusia. Virus tersebut berbahaya dan sangat cepat penyebarannya sehingga Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020.
Pada 11 Maret 2020, Covid-19 berlanjut menjadi pandemi, yaitu penyakit atau virus baru yang telah menyebar ke seluruh dunia sehingga sangat memengaruhi kehidupan manusia. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Aditya Susilo, dkk (2O20) virus ini mulai muncul pada pertengahan Desember 2019, yaitu ketika ditemukan sebuah kasus pneumonia misterius di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sumber penyakit tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar binatang di Wuhan.
Indonesia menjadi negara positif terjangkit virus Corona ketika warga Depok tertular oleh rekannya sendiri yang merupakan warga negara Jepang. Kasus tersebut menjadi gempar di seluruh Indonesia khususnya pulau Jawa.
Virus Corona menjadi virus yang dapat menyebabkan kerugian yang besar di kalangan masyarakat luas tanpa memandang siapa, umur, dan derajat seseorang. Ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama, berakibat pada kepanikan seluruh masyarakat. Apalagi saat itu, masyarakat Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus Corona secara lengkap. Dengan demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal pengumuman kasus tersebut, seperti panicbuying dan lain sebagainya.
Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor industri, perekonomian, kesehatan, pariwisata, saja. Tetapi dunia pendidikan juga mengalami perubahan yang sangat luar biasa, khususnya di SD Negeri 2 Keden.
Sejak pemberitaan tentang kasus pertama Covid-19 menyebabkan pemerintah membuat tatanan baru bagi dunia pendidikan. Pada bulan Maret 2020 mulai diberlakukan study at home yang mana seluruh instansi pendidikan merumahkan siswanya agar mereka belajar secara daring. Pada mulanya para siswa SD Negeri 2 Keden tampak antusias melaksanakan sekolah daring karena tidak harus berangkat ke sekolah.
Pemberlakukan sekolah daring terus mengalami pembaruan atau penambahan durasi setiap dua minggu. Dengan adanya hal tersebut tidak sedikit dari para siswa yang mulai mengeluh dengan pemberlakuan sekolah daring ini.
Mereka mulai rindu dengan belajar di sekolah dan menginginkan belajar tatap muka secara langsung di sekolah; mereka ingin mendapat bimbingan pembelajaran secara dari Bapak dan Ibu guru serta dapat belajar dan bermain bersama teman-temannya.
Di sisi lain, orang tua siswa juga banyak yang mengeluh karena sering terkendala dengan kebijakan pembelajaran daring ini. Ada yang mengeluh tidak mampu menyediakan sarana belajar online untuk anaknya dan pekerjaan orang tua yang padat membuat tidak bisa sepenuhnya mendampingi putra-putrinya ketika belajar di rumah.
Sementara itu, menurut pernyataan Pinasthi Nastiti (2020) pembelajaran online yang dilakukan dalam waktu lama memang dinilai kurang efektif. Sebab pada dasarnya para siswa akan lebih memahami pembelajaran dengan tatap muka secara langsung karena penjelasan materi dengan metode tersebut dinilai lebih mudah dan dapat dimengerti. Selain itu, sosialisasi antar sesama siswa dan guru menjadi kurang. Hal ini yang menyebabkan sebagian siswa merasa kesepian karena tidak bertemu dengan teman-temannya.
Namun demikian, tetap harus ada upaya yang perlu dilakukan guru ketika melakukan pembelajaran daring guna memberikan pelayanan pendidikan terbaik bagi para siswanya. Menurut Hartanti (2020) ada beberapa metode pembelajaran yang dinilai mampu meningkatkan minat siswa ketika mengajar dari rumah (teaching from home).
Pertama pembelajaran perlu disesuaikan dengan situasi saat ini yang berhubungan dengan pandemi. Dengan metode tersebut siswa akan lebih waspada terhadap kegiatan sehari-hari sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.
Kedua, untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran daring maka penyampaian materi disampaikan dengan media yang menyenangkan seperti metode permainan, lagu, kuis, untuk mengurangi kejenuhan pembelajaran.
Di kelas 3 SD Negeri 2 Keden, misalnya, dalam mata pelajaran bahasa Jawa untuk memahami huruf Jawa, menggunakan permainan kartu aksara Jawa ‘Nglegena’ yang berguna untuk memotivasi siswa dalam belajar membaca. Caranya dengan menyimak video pembelajaran, selanjutnya anak mempraktikkan dan mengirimkan rekaman video kepada guru.
Dalam setiap hal negatif pasti ada sisi positifnya. Artinya, dari bencana virus ini sangat berdampak pada kehidupan manusia secara global. Maka, tak sedikit juga kerugian yang ditimbulkan dari bencana ini. Tetapi kita harus dapat melihat bahwa ada hal-hal positif yang dapat dirasakan secara langsung dari pandemi ini, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Dengan mewabahnya Covid-19 ini, menyebabkan pemerintah membuat aturan agar masyarakat study at home. Hal ini menyebabkan orang-orang lebih banyak waktu luang dan menghabiskan waktu di rumah, sehingga meningkatkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, orang tua lebih memiliki waktu luang untuk membimbing anaknya sehingga anak-anak selalu semangat belajar dari rumah.
Ayo, temukan seminar atau diklat secara gratis yang dapat meningkatkan kompetensi guru dengan cara menjadi anggota e-Guru.id. Klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!