10 Cara mengatasi kecurangan dalam ujian daring pada era pandemi seperti ini sangat dibutuhkan untuk mencegah siswa melakukan kecurangan saat ujian berlangsung yang mana berdampak pada kemerosotan moral, pengetahuan, dan perilaku siswa.
Pada umumnya ada banyak berbagai alasan siswa melakukan tindakan curang saat ujian namun secara umum karena sifat ujian tersebut beresiko tinggi atau disebut juga high-stage testing. Ujian yang beresiko tinggi tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar maka dari itu banyak siswa yang kurang percaya diri akan kemampuannya memilih untuk mencontek demi mendapatkan hasil belajar yang bagus.
Kecurangan dalam ujian tersebut salah satunya disebebkan karena guru tidak mengetahui cara mengoptimalkan penggunaan aplikasi ujian yang benar. Dengan begitu siswa dapat dengan mudah membuka browser lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Untuk menurunkan adanya kecurangan dalam ujian perlu tindakan khusus tidak hanya sekedar memasang perangkat pengaman dan peraturan ujian saja namun perlu adanya pencegahan yang bersifat preventif untuk mendisiplinkan siswa.
Maka dari itu sebagai pendidik perlu adanya berbagai cara untuk mencegah kecurangan tersebut. Berikut adalah 10 cara mengatasi kecurangan dalam ujian daring
Memberikan penjelasan tentang dampak buruk mencontek
Memberikan pemahaman serta nasihat kepada siswa tentang dampak buruk mencontek secara tidak langsung akan berpengaruh pada alam bawah sadar siswa untuk mempercayai perkataan orang lain yang artinya mereka akan mempercayai perkataan guru untuk tidak mencontek. Dalam hal ini guru harus memberikan nasihat bahwa mencontek akan membuat mereka semakin bodoh, tidak mau belajar dan tidak percaya diri, malas, dan tidak memiliki rasa tanggung jawab. Selain itu jika ketahuan mencontek juga dapat menghilangkan rasa kepercayaan guru terhadap siswa yang mencontek tersebut. Sehingga dengan mengetahui dampak menyontek tersebut siswa akan berpikir ulang untuk menyontek.
Memberikan pujian pada hasil usaha terbaik siswa walau di bawah standar
Memberikan apresiasi pada setiap hasil usaha siswa akan menghindarkan siswa dari perasaan rendah diri sehingga akan meningkatkan rasa percaya diri dari dalam diri siswa. Dengan memberikan apresiasi hasil usaha siswa secara tidak langsung akan memberikan dorangan yang kuat untuk belajar lebih giat lagi untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mereka.
Penanaman nilai kejujuran dari dalam diri siswa
Menanamkan sikap jujur kepada siswa merupakan salah satu solusi jangka panjang untuk meminimalisir terjadinya kebiasaan mencontek pada siswa. Memberikan pemahaman bahwa nilai secara akademis bukan merupakan penentu kesuksesan mereka di masa depan namun moral yang baik yang menentukan kesuksesan mereka di masa depan akan mecegah kebiasaan mencontek tersebut.
Memberikan latihan soal lebih banyak kepada siswa
Selain ketiga langkah di atas adalah mencari tahu kendala materi belajar siswa yakni dengan memberikan laihan soal lebih banyak lagi. Dengan latihan soal lebih banyak guru akan lebih mudah memantau kendala materi siswa. Dengan demikian akan mengurangi kebiasaan menyontek yang dilakukan siswa. Selain itu berikan motivasi kepada siswa untuk mencapai nilai akademis sesuai dengan yang diharapkan.
Atur durasi ujian
Pada setiap penggunaan aplikasi ujian berbasis online jangan lupa untuk memberikan durasi dan pengaman pada saat ujian berlangsung. Dengan demikian siswa akan mengetahui durasi waktu untuk mengerjakan soal dan mengetahui adanya pengawas online dalam pelaksanaan ujian. Disamping itu guru perlu memberikan durasi pada setiap soal yang dikerjakan misalnya soal akan terkunci apabila tidak di jawab dalam waktu 1 menit, maka dengan begitu akan meminimalisir kebiasaan mencotek yang dilakukan oleh siswa.
Membuat kreasi soal sendiri
Membuat kreasi soal sendiri merupakan alternatif untuk mencegah kecurangan pada saat ujian. Hal tersebut dikarenakan soal ujian yang diberikan oleh guru kebanyakan soal umum digunakan pada saat ujian dan jawabannya tersedia di internet. Dengan tersedianya jawaban tersebut siswa akan lebih mudah mengakses jawaban di internet sehingga kecurangan dalam ujianpun terjadi. Untuk mencegah terjadinya kecurangan tersebut yaitu dengan mengkreasikan soal-soal ujian, dengan begitu siswa akan termotivasi untuk mengerjakan soal sendiri karena soal yang diberikan jawabnannya tidak tersedia di internet.
Membuat aturan yang ketat dalam pelaksanaan ujian
Pada setiap sesi pelaksanaan ujian online guru hendaknya memberikan aturan yang mengikat dan melakukan pengawasan dengan menggunakan aplikasi video call kalau dalam pelaksanaan ujian siswa dilarang keras untuk membuka browser selain soal ujian. Namun langkah ini juga dinilai kurang efektif mengingat keterbatasan guru dalam melakukan pengawasan pada saat ujian. Tapi tidak ada salahnya jika diterapkan juga dalam pelaksanaan ujian daring.
Mengatur soal secara acak
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan guru untuk mencegah kecurangan dalam ujian adalah dengan menerapkan pengaturan soal secara acak walaupuan pada intinya soal memiliki bobot yang sama namun secara jawban memiliki perbedaan, atau dapat juga mengacak penomoran pada setiap soal. Dengan mengatur soal ujian secara acak maka siswa tidak memiliki kesempatan untuk bertanya kepada siswa lain dengan demikian kecurangan dalam ujian dapat diminimalisir.
Buat browser khusus untuk penyelenggaraan ujian online
Membuat browser sendiri secara khusus yang dilengkapi dengan fitur rekam jejak untuk menyelenggarakan ujian online tentu saja akan meminimalisir terjadinya kecurangan saat ujian hal tersebut dikarenakan siswa tidak dapat membuka browser saat ujian berlangsung.
Buat sanksi yang tegas
Ketegasan sanksi adalah faktor penentu untuk mengatasi kebiasaan menyontek yang dilakukan oleh siswa apabila mereka ketahuan untuk mencontek. Sanksi yang dapat diterapkan untuk pemberian sanksi tersebut adalah dengan melarang siswa untuk mengikuti ujian, dan pemberian diskualifikasi pada mata pelajaran yang diujikan tersebut.
Selain langkah tersebut diatas ada juga cara untuk mengatasi kecurangan dalam ujian daring lainnya yaitu dengan dua langkah yang dapat guru lakukan.
Pertama yaitu dengan mendiversifikasi instrumen yang menentukan hasil belajar siswa yaitu tentang pengaturan instrumen penilaian yang digunakan di dalam kelas dan pengaturan tentang porsi dari masing-masing penilaian, menentukan kriteria penilaian dalam rubik asesmen. Dalam hal ini guru dapat memilih jenis soal yang akan diversifikasi yaitu pilihan ganda, essay, jawaban singkat, benar/salah, menjodohkan (matching), lisan, komputasi dan sebagainya sehingga meminimalisir kecurangan ujian.
Kedua yakni menerapkan format asesmen autentik yakni merupakan sebuah cara untuk melakukan pengukuran kemampuan siswa dengan menggunakan konteks permasalahan dalam kehidupan nyata dari kehidupan sehari-hari yang mana jenis soal ini siswa diminta untuk melakukan investigasi dan memberikan solusinya. Dengan cara ini akan memberikan iklim yang baik dan positif pada saat mengerjakan ujian karena siswa tidak terbelenggu pada jawaban benar dan salah sehingga akan meminimalisir terjadinya kecurangan saat ujian berlangsung. Pada penerapan asesmen autentik ini karya siswa tidak hanya dinilai berdasarkan satu kriteria saja melainkan dari berbagai kriteria yang dipadukan secara sistematis.
Jadilah bagian dari anggota e-Guru.id dan tingkatkan kompetensi Anda sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Penulis : Erlin Yuliana