Seorang pendidik harus bisa mengajari siswanya dalam mengatur emosi. Ini sangat penting agar siswa dapat mencapai cita-cita yang mereka inginkan. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memahami tentang cara mengajar siswa dalam mengatur emosi.
Semua orang di dunia ini pasti memiliki emosi yang dipacu oleh otak secara instan. Emosi biasanya datang secara tiba-tiba dan kita tidak dapat memilih emosi apa yang akan dirasakan pada saat itu. Emosi yang terdapat pada manusia merupakan hal yang wajar. Tetapi jika emosi diungkapkan dengan cara yang tidak tepat, maka emosi tersebut akan terluapkan dengan meledak-ledak.
Contoh, ketika kita ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi tiba-tiba, maka hal itu akan memacu kesedihan dan emosi yang tidak stabil. Lalu ketika seseorang tidak dapat mengendalikan emosinnya secara baik, maka akan muncul sifat depresi karena terlarut dalam kesedihannya.
Jika hal tersebut dialami oleh siswa, bisa memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mereka. Untuk itu, guru harus tahu tentang cara mengajar siswa dalam mengatus emosi yang mudah meluap tersebut.
Di bawah ini merupakan cara yang tepat untuk mengajarkan siswa dalam mengatur emosi, di antaranya adalah:
Pemilihan situasi
Jika siswa berada dalam keadaan yang dapat memicu emosi atau tidak diinginkan, maka secara perlahan bujuk siswa tersebut agar keluar dari zona itu. Kemudian, secara perlahan siswa harus dapat memahami serta membaca situasi agar mereka dapat mengontrol diri.
Situasi yang diubah
Jika siswa memiliki emosi yang tidak terkontrol, maka akan terjadi hal yang dapat merugikan dirinya sendiri. Contoh, ketika siswa terlalu berharap pada seseuatu seperti berharap mendapatkan nilai yang tinggi, lebih dari teman-temannya, sedangkan dia malas belajar.
Nantinya, jika nilai yang keluar tidak sesuai ekspetasi yang dia harapkan, maka akan membuat dirinya kerasa kecewa dengan menimbulkan emosi yang meledak. Maka dari itu, di sini guru perlu mengajarkan bahwa nilai dalam sebuah pembelajaran itu bukan segalanya, dan yang terpenting adalah prosesnya. Jadi situasinya diubah menjadi sebuah proses bukan layaknya perlombaan.
Mengalihkan perhatian
Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalami overthinking dan insecure. Terlebih jika seseorang melihat ada orang yang memiliki kemampuan lebih di atasnya. Pasti, akan menimbulkan emosi karena terus menerus merasa rendah yang nantinya akan membuat orang tersebut justru semakin rendah.
Jika posisinya seperti ini, caranya jangan pikirkan hal tersebut. Ketika seorang murid memiliki emosi atau nafsu yang sedang dibendung, maka alihkan emosi tersebut kepada hal lain yang lebih bermanfaat.
Mengubah tanggapan
Jika nanti ada siswa mendapatkan hasil yang kurang baik serta tidak memuaskan, maka siswa tersebut boleh bersedih tetapi tidak boleh menyerah. Apabila semua usaha yang telah ditempuh berujung dengan kegagalan, maka siswa perlu diarahkan untuk menghindari hal-hal yang negatif apalagi meluapkan emosi yang nantinya akan berakibat buruk.
Sebagai seorang guru yang memiliki siswa yang mengalami kegagalan dalam pembelajaran, anda tentunya harus melontarkan kata yang dapat mengubah emosi menjadi pemikiran yang baik. Misalnya, menumbuhkan pikiran bahwa apa yang gagal hari ini akan bisa menjadi berhasil di kemudian hari. Arahkan siswa untuk memberikan kepada otak serta emosi untuk istirahat sejenak supaya bisa menyusun rencana di kemudian hari supaya tidak adanya kegagalan yang berulang.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya