Oleh Salmawati, S.Pd., M.Pd
Guru SMP Negeri 4 Pati
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes, menerapkan blended learning untuk meningkatkan aktivitas fisik dengan model pembelajaran project based learning merupakan salah satu inovasi pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dengan e-learning. Blended learning merupakan konsep baru dalam pembelajaran dengan penyampaian materi dapat dilakukan di kelas dan daring.
Dalam hal ini, peran guru sangat penting untuk merencanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, kolaboratif dan komunikatif sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru harus selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi di masa sekarang, guru harus lebih pintar untuk memilih strategi, model pembelajaran dan menggunakan teknologi pendidikan agar pembelajaran tidak membosankan.
Strategi pembelajaran blended learning yaitu pada saat tatap muka, guru menyampaikan materi. Kemudian untuk memperdalam materi yang telah disampaikan tersebut, siswa dapat dibuatkan materi pembelajaran berupa video pembelajaran, slide Powerpoint, modul, dan Lembar Kerja Siswa yang dapat diupload di Learning Management System (LMS).
Adalah sebuah fakta bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani sejak pandemi Covid-19 benar-benar terkendala. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh membatasi aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kurang optimalnya pembelajaran Penjasorkes di masa pandemi dalam memberikan aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa sangat mempengaruhi kondisi kebugaran yang dibutuhkan di masa pandemi Covid-19 itu sendiri. Pasalnya, kebugaran jasmani sangat penting berkaitan dengan imun tubuh.
Pengoptimalan pembelajaran Penjasorkes diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa untuk beraktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan imun siswa. Dan pembelajaran Penjasorkes berperan penting dalam mengajak siswa beraktivitas fisik di masa pandemi Covid-19 sesuai dengan tujuan salah satu pelajaran Penjasorkes yaitu untuk memelihara imunitas kesehatan dan kebugaran tubuh siswa.
Sebenarnya mata pelajaran Penjasorkes merupakan mata pelajaran yang sangat disukai oleh siswa karena pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam bentuk fisik, mental, serta emosional. Penjasorkes adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembankan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif sikap sportif dan kecerdasan emosi.
Menurut Firmansyah (2009:04), Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematis menuju pembentukan manusia seutuhnya. Penjasorkes adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak tubuh.
Untuk memaksimalkan pembelajaran tersebut, perlu dilakukan sebuah terobosan baru sesuai kondisi yang ada saat ini. Inovasi blended learning melalui pembelajaran project based learning merupakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir (lahir) dan kemampuan batin (karakter siswa).
Dalam blended learning melalui pembelajaran project based learning ini, siswa bebas merencanakan pembelajaran. Siswa dapat melakukan eksplorasi dan pengelolaan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar sesuai kehidupan nyata. Namun dalam konteks pembelajaran project based learning ini tidak mementingkan produk yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan proses bagaimana siswa menentukan masalah kemudian memecahkan masalah tersebut yang pada akhirnya pembelajaran project based learning ini membuat siswa untuk berperan aktif dalam menyelesaikan proyeknya.
Dalam menerapkan blended learning melalui pembelajaran project based learning dalam mata pelajaran Penjasorkes, sebagai contoh pada materi aktivitas fisik meningkatkan kebugaran jasmani, para siswa dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas dua siswa.
Dengan kelompok kecil ini siswa dilatih untuk bersosialisasi dengan temannya dan mengembangkan karakter kerja sama dan empati untuk memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran ini membuat siswa untuk berperan aktif dalam menyelesaikan proyeknya. Siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir (lahir) dan kemampuan batin (karakter) sesuai dengan hakikat dan pengertian pendidikan jasmani di mana proses pendidikan didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani melalui interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematis menuju pembentukan manusia seutuhnya.
Langkah-langkah pembelajaran blended learning dengan model project based learning yaitu:
- Penentuan pertanyaan mendasar
- Menyusun perencanaan proyek
- Menyusun jadwal
- Memantau siswa dan kemajuan proyek
- Penilaian hasil
- Evaluasi pengalaman
Pada awal pembelajaran, siswa diajak berpikir kritis dengan cara mengamati video berkaitan dengan kondisi kebugaran jasmani manusia yang kurang melakukan aktivitas fisik (olahraga) Contoh permasalahan yang diberikan misalnya yaitu, “Latihan aktivitas fisik atau olahraga apa saja yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa”.
Untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, siswa didampingi oleh guru untuk belajar berkolaborasi dengan cara berdiskusi kelompok. Siswa sepakat untuk mengomunikasikan latihan aktivitas fisik atau olahraga untuk meningkatkan imun siswa melalui video yang diunggah di Channel Youtube. Setelah mendesain proyek, guru dan siswa menyusun jadwal kegiatan proyek. Guru juga selalu mengawasi jalannya proyek sesuai dengan target yang ditentukan. Siswa dapat berkonsultasi dengan guru melalui WhatsApp dan Google Classroom.
Dengan cara seperti ini, dalam pembelajaran siswa nampak senang dan termotivasi karena mereka bebas berkreasi dan dapat mencari informasi serta menggunakan teknologi. Video latihan aktivitas fisik atau olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang diunggah oleh siswa di Channel Youtube sangat menarik dan sesuai dengan kreasi masing-masing kelompok.
Hasil belajar juga mengalami peningkatan. Semula siswa yang tuntas KKM hanya sebesar 65%. Setelah menerapkan blended learning model pembelajaran project based learning dalam pembelajaran Penjasorkes, siswa yang tuntas KKM menjadi 90 %.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran Penjasorkes dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan meningkatkan hasil belajar dapat menerapkan blended learning dengan model project based learning. Selain itu, menerapkan blended learning dengan model pembelajaran project based learning ini juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menerapkan berbagai pengetahuan atau disiplin ilmu untuk memecahkan masalah. Di samping itu, siswa juga dilatih untuk mengembangkan karakternya melalui kerja sama, empati, dan peduli terhadap lingkungannya. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.